Jennie terdiam dalam gendongan Jimin, ia terus memasang telinga mendengar penjelasan Jimin.
"Kau tahu? Kami akan berusaha menjagamu." jelas Jimin.
Jennie memandang Jimin bingung, memang ia merasa bahwa Jimin dan Jungkook selalu melindunginya. "Lalu?"
Jimin tersenyum tipis, sepertinya Jennie mulai tertarik dengan ucapannya. "Kau adalah pengantin Alven, pemimpin Iblis yang memiliki kedudukan tertinggi."
Jennie meletakkan dagunya di pundak Jimin, "Banyak iblis yang tidak menyukai Alven menjadi pemimpin, itu sebabnya mereka selalu berusaha menjatuhkan Alven dari tahtanya."
"Termasuk mencelakaiku?" Jimin mengangguk.
"Tidak hanya mencelakaimu, bahkan membunuhmu." Jennie terperangah, jadi ia benar-benar berada di situasi yang berbahaya?
"Para pemberontak menginginkan Dylan menjadi pemimpin, karena sebelumnya Ayahnya lah yang menjadi pemimpin. Hanya saja, Ayahnya tidak dapat mempercayai Dylan dan memberikan tahtanya pada Alven."
"Lalu, kenapa mereka ingin membunuhku? Maksudku, apa aku terlalu lemah di mata mereka?" tanya Jennie heran.
"Itu salah satu faktor pendukung. Tapi penyebab utamanya adalah, jika pengantin seorang pemimpin tewas, maka pemimpin itu akan kehilangan jabatannya."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jennie menatap keluar jendela. Uap napasnya terlihat akibat suhu udara yang membeku. Jemari lentiknya menengadah, membiarkan butiran salju kecil menyentuh tangannya yang hangat.
"Nona? Anda harus segera bersiap, aku akan membantumu bersiap." seorang gadis dengan poni yang menutupi dahi dan mata besarnya itu masuk ke dalam kamar Jennie.
Jennie mengernyit, tidak mengenali wajah gadis itu sama sekali. Sepertinya bukan teman sekolahnya. "Aku Lalisa, aku istrinya Jungkook." Lisa tersenyum tipis.
Ah benar, yang akan membantunya adalah istri Jungkook.
Jennie tersentak saat kedua tangan Lisa menyentuh pundaknya, hendak melepas pakaiannya. "Kau lepas saja pakaianmu, aku akan mengisi air hangat."
Lisa berjalan melewati Jennie, matanya menengok ke arah jendela yang terbuka. Ia lalu segera menutup jendela agar suhu ruangan tidak dingin, lalu beranjak ke kamar mandi untuk mengisi air hangat.
"Aku tak menyangka pengantin Tuan Alven secantik dirimu." Lisa menggosok punggung Jennie perlahan dengan sesekali di guyur air hangat.
Jennie tersenyum tipis, akhirnya ada yang memuji kecantikannya. "Ah, mengenai pernikahan... apa Jungkook baik padamu?" tanya Jennie ragu, tangannya memainkan busa-busa yang menutupi bath up tempat ia berendam.
Lisa tersenyum tipis, "Dulu aku tidak percaya bahwa kedua orang tuaku menjodohkanku, aku menolak Jungkook mentah-mentah." Lisa terkekeh perlahan.
"Benarkah? Aku juga begitu." Jennie tersenyum tipis.
"Kita sama, dulu aku sangat menghindari Jungkook dan hampir kabur ke rumah ke dua orang tuaku." lanjut Lisa, tangannya menaburkan kelopak mawar yang sangat wangi ke dalam air.
"Lalu bagaimana? Apa sulit melepaskan diri dari iblis?" Jennie membalikkan tubuhnya, menatap Lisa dengan tatapan berbinar.
"Eungg.... Tidak, tapi aku yakin kau akan jatuh cinta sebelum kau sempat melepaskan diri." jawab Lisa sekenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Edelweiss ✔
Fantasy❝Why should i engaged with King Devil?❞ [Baku-Completed] ⚠️ {Fantasy, Drama, Romance} "Ibu, Kenapa aku harus dikorbankan pada iblis seperti dia?" "Ibu juga tidak mau menyerahkanmu, tapi Ibu dan Ayah tidak boleh mengingkari perjanjian dengan 'mereka'...