Jennie melompat ke arah kasur empuknya, ia bernafas lega setelah bisa berleluasa ria di kamarnya kembali. Kadal gurun itu sudah kembali ke kamarnya.
Pintu kamarnya di ketuk tiba-tiba, Jennie menghela nafas lalu beranjak dan membuka pintunya sedikit. Taehyung nampak berdiri di depan kamar dengan bersender pada pintu.
Jennie melemparkan tatapan 'ada apa?' pada Taehyung, ia tidak mau diganggu terlebih dahulu dan ingin membersihkan kamarnya dari aroma tubuh Taehyung yang melekat pada ranjangnya.
"Aku ingin berbicara sebentar." sahut Taehyung dengan raut wajah serius, mengundang kernyitan di dahi Jennie.
Keduanya memilih ruang tamu untuk berbicara. Jennie dan Taehyung duduk berhadapan, saling melempar tatap sebelum akhirnya Taehyung berdeham.
"Sebentar lagi musim dingin, itu artinya pernikahan kita akan segera di gelar."
Jennie membelalak, kenapa Taehyung baru memberitahunya sekarang? Musim dingin akan tiba kurang dari sebulan, dan ia tidak mempersiapkan apapun.
"Apa? Kenapa kau tidak memberitahuku? Lagipula kau tidak menunggu usiaku legal?"
Jennie bersidekap, berusaha terlihat santai walaupun sebenarnya ia cemas. "Tidak, pernikahan kita tidak akan tercatat di pemerintahan, iblis tidak membutuhkan itu semua hanya untuk sebuah pernikahan."
"Jadi maksudmu?" Jennie menatap Taehyung bingung, ia tidak tahu sama sekali tentang prosedur pernikahan iblis, dan ia tidak yakin bisa kabur dari ini semua.
"Hanya ada upacara pernikahan, hanya para iblis dan pengantinnya saja yang bisa datang." Taehyung menatap lurus ke arah Jennie.
"Lalu, bagaimana dengan keluargaku? Mana mungkin mereka tidak datang ke pernikahanku?" Jennie menatap tajam Taehyung, nampak tidak setuju dengan ucapan pria itu.
Taehyung menghela nafas kasar, "Sudah kubilang, hanya upacara pernikahan. Tentu saja hanya iblis yang bisa menyaksikannya, beberapa tahun kemudian keluargamu boleh datang di resepsi pernikahan."
Jennie terdiam sejenak, "Lalu bagaimana dengan persiapannya?"
Taehyung merapatkan bibirnya hingga terbentuk segaris. "Kau tidak perlu memikirkannya, biar istri dari Jungkook yang mengurusnya."
Ah, jadi Jungkook sudah memiliki istri? Kenapa aku tidak bertemu dengan istri nya? Siapa tahu aku bisa berteman.
"Bagaimana? Kau setuju?" tanya Taehyung.
"Baiklah, aku setuju. Tapi aku tidak mau melakukan hal 'itu' dulu." Jennie sedikit menundukkan kepalanya, wajahnya memerah.
Taehyung yang langsung mengerti ucapan gadis itu segera menyunggingkan senyum untuk menggoda Jennie.
"Tidak, permintaanmu kutolak." Taehyung menggelengkan kepalanya.
Jennie segera mendongak, "Kenapa kau tolak?"
Taehyung berusaha menahan tawanya, sangat seru menggoda Jennie. "Bagaimana bisa kuterima? Status mu sudah menjadi istriku saat itu."
Jennie menggigit bibir bawahnya, wajahnya juga semakin memerah. "Tapikan aku masih di bawah umur! Bahkan usiaku masih 17 jalan."
Taehyung beranjak dari duduknya, kemudian melangkah dengan cepat menuju lantai dua. "Aku tidak masalah dengan usiamu kok."
Jennie membulatkan matanya, lalu tangannya refleks menyilang di depan dadanya. "Yak! Taehyung Alven!" Jennie menjerit, membuat Taehyung tak kuasa menahan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Edelweiss ✔
Fantasía❝Why should i engaged with King Devil?❞ [Baku-Completed] ⚠️ {Fantasy, Drama, Romance} "Ibu, Kenapa aku harus dikorbankan pada iblis seperti dia?" "Ibu juga tidak mau menyerahkanmu, tapi Ibu dan Ayah tidak boleh mengingkari perjanjian dengan 'mereka'...