Jungkook menarik lengan Jennie untuk segera pergi, namun gadis itu hanya berdiam diri, tidak mau bergerak mengikuti Jungkook.
"Kenapa? Kau masih nekat ingin pergi?" Jungkook kembali mendekat, menatap Jennie yang enggan menatapnya balik.
"Untuk apa? Aku hanya beban untuk kalian, biarkan aku pergi." Jennie melepaskan tangan Jungkook lalu berjalan berlawanan arah.
Jungkook membuang nafasnya kasar, cukup susah membujuk Jennie yang keras kepala. "Alven tahu." Jennie tetap melajukan langkahnya.
"Alven tahu kau pergi... membawa anaknya dalam perutmu." Langkah Jennie terhenti, nafas gadis itu semakin tidak beraturan, menahan air matanya agar tidak tumpah.
"Kau pikir bisa pergi begitu saja? Bagaimana dengan kandunganmu? Kau tidak memikirkannya sama sekali?"
Air mata Jennie lolos, gadis itu segera menghapusnya dan membalik tubuhnya menghadap Jungkook. "Tenang saja, aku akan rawat bayi ini sendiri, aku tidak akan merepotkan kalian."
"Alven tidak memiliki maksud lain, dia mengatakan itu karena khawatir padamu, kau tak sadar?" Jennie terdiam.
"Kau hanya memikirkan perasaanmu, tapi apa kau pernah memikirkan perasaan Alven? Dia nampak sangat kacau Jen." Jennie menatap mata Jungkook, mencari kebohongan di sana. Namun nihil, pria itu berujar tulus.
"Apa perlu kuceritakan semuanya? Bagaimana paniknya Alven saat kau hilang? Bagaimana bahagianya dia saat kau selamat? Tapi kau lebih mementingkan nyawa orang lain, di saat Alven bersedia mengorbankan nyawanya untukmu."
Jennie terisak, sekarang ia mengakui bahwa dirinya bodoh, mengambil keputusan sepihak tanpa memikirkan Alven.
Jungkook bergerak mendekati Jennie, mengantarkan gadis itu ke dalam pelukannya. "Sekarang kita pulang, aku akan memberi tahu Alven bahwa kau sudah ku temukan."
Jennie mengangguk, ia hanya menurut saat Jungkook membawakan tasnya dan merangkul gadis itu. Ia akan pulang.
Ting!
Jennie sudah ku temukan, kami sedang dalam perjalanan pulang.
Taehyung membuang nafasnya lega setelah membaca pesan, ia mengantongi ponselnya dan kembali masuk ke dalam mobil.
"Bagaimana Alven bisa tahu kalau aku hamil?" Jennie memecah keheningan, matanya hanya menatap lurus ke depan.
"Tidak sengaja, kau membuang tespack di tempat sampah. Selain itu Yerin sudah memberi tahu semuanya." Jungkook menoleh ke arah Jennie lalu kembali fokus pada jalanan.
"Ck, dia menghianatiku." desis Jennie sebal.
"Hei, kau masih menyalahkan orang lain? Jadi kau menyesal akan pulang?" tanya Jungkook sewot.
Jennie terkekeh pelan, Jungkook lucu sekali kalau sedang marah. "Bercanda, aku akan sangat bersyukur karena dia jujur."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jennie dan Jungkook berjalan memasuki rumah, namun mereka dikejutkan oleh Taehyung yang kini berdiri di hadapan keduanya sembari bersidekap.
"Senang bisa kabur, Nyonya Alven?" Jennie menundukkan wajahnya saat Taehyung menatapnya tajam.
"Sudah-sudah, yang penting aku berhasil membawanya pulang. Kau harus berterima kasih padaku." Jungkook tersenyum bangga menatap Taehyung, sementara yang ditatap kini melayangkan tatapan tajam, membuat nyali Jungkook ciut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Edelweiss ✔
Fantasía❝Why should i engaged with King Devil?❞ [Baku-Completed] ⚠️ {Fantasy, Drama, Romance} "Ibu, Kenapa aku harus dikorbankan pada iblis seperti dia?" "Ibu juga tidak mau menyerahkanmu, tapi Ibu dan Ayah tidak boleh mengingkari perjanjian dengan 'mereka'...