5: Sakit

6.9K 920 18
                                    

Pagi di kota Zurich hari ini terasa dingin, membuat Jennie semakin enggan beranjak dari kasur. Well, membuka mata saja ia sulit rasanya.

   Sejak semalam tubuhnya terasa lemas, nafasnya pun terasa panas. Mengira dirinya akan baik-baik saja setelah memilih tidur dan terbangun dengan segar di pagi harinya, nyatanya ia justru di landa pusing yang amat sangat.

   Jennie semakin mengeratkan selimut, menenggelamkan seluruh tubuhnya pada selimut berwarna abu-abu itu.

   Ketukan pintu terdengar beberapa kali, namun Jennie enggan untuk menyahut, tenggorokannya terasa perih.

   Ia kemudian kembali memejamkan mata, menahan rasa pusing yang semakin menjalar. Ia tertidur sesaat.

   Matanya mengerjap saat dirasakannya sentuhan lembut di kepalanya, sebuah tangan besar nampak mengelus rambutnya halus, membuatnya nyaman dan kembali memejamkan matanya.

   "Ck, kenapa sakit segala sih? Kau jadi merepotkanku." Jennie terdiam, baginya hanya menguras tenaga jika ia membalas ucapan Taehyung.

   "Segeralah makan, kau melupakan makan malam mu kan? Aku tidak mau repot mengurusimu."

   Dapat Jennie rasakan pergerakan di kasurnya, Taehyung berjalan menjauh sebelum terdengar debaman pelan pintu kamarnya yang tertutup.

   Jennie menghela nafas, pasti iblis itu sudah berangkat ke sekolah. Enak saja ia bilang dirinya merepotkan! Jennie tidak pernah meminta Taehyung untuk mengobatinya tuh.

   Telinga Jennie menajam, mendengar sebuah pertengkaran dari arah luar.

   "Untuk apa kemari?" Jennie kenal, suara barithon milik Taehyung cukup terdengar kencang ke kamarnya.

   "Tentu saja menjemput kekasihku, kau siapa?" mata Jennie membola, pasti L datang untuk menjemputnya dan berangkat ke sekolah bersama.

   Taehyung mendecih, "Kau sedang berbicara dengan pemilik rumah ini." Taehyung bersidekap, melemparkan smirk di saat L justru terkejut.

   "Ma-maksudmu?"

   "Jennie tinggal di rumahku."

   Semakin kagetlah L, lalu matanya menatap ke arah sebuah kamar di lantai dua. Dimana di dalamnya terdapat Jennie yang sedang berdoa agar dua pria itu menghentikan perseteruan keduanya.

   "Sayangnya kau kalah selangkah dariku."  Taehyung berjalan menuju mobilnya, meninggalkan L yang mematung.

   Sementara Jennie membuang napas lega setelah tidak terdengar lagi suara dari keduanya. Ia lalu memposisikan tubuhnya, mencari posisi nyaman.

   Tidak peduli lagi dengan reaksi L bagaimana, lagi pula ia dan L tidak memiliki hubungan spesial melebihi hubungan persahabatan.

   Taehyung menurunkan kaca mobil dan menatap L dengan tatapan mengejek. "Jangan dekati rumahku lagi, kau tidak diundang." kaca mobil itu perlahan kembali naik, menyisakan L dengan sumpah serapah yang siap ia lemparkan.

   "Sialan! Aku tidak mendatangi rumahmu untuk menemuimu! Aku datang demi Jennie!"

   Mendengar kembali suara keributan, Jennie menarik selimut dan menutup telinganya rapat-rapat.

   Demi tuhan, ia hanya butuh waktu untuk tidur dan beristirahat, itu saja! Kenapa dua pria itu selalu mengganggunya sih?!

   Terdengar suara motor besar milik L yang perlahan menjauh. Mencoba menetralkan nafasnya, Jennie kembali memejamkan matanya dan membungkus diri seperti kepompong di bawah selimut tebal.

Miss Edelweiss ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang