"Kami Siap pak untuk ditempatkan dimana saja" tanpa berfikir panjang, aku langsung menjawab pertanyaan Pak Andri.
"Tapi Ar, apa kita ga bicarakan dulu sama orang tua kita?" Andi sedikit kecewa dengan jawaban yang keluar begitu saja dari mulutku. "tidak apa apa Dy, orang tua kita pasti tidak masalah kita diluar kota sambil cari pengalaman juga" timpalku enteng, "ngomong ngomong kita akan ditempatkan dimana pa?" tanyaku sedikit penasaran kepada Pak Andri.
"Kebetulan kita baru buka kantor cabang di kota WXXXX, itu ada dipulau Kalimantan, bagaimana? Apa kalian masih tertarik?" Tanya Pak Andri dengan senyum khasnya yang mengembang, "Jika memang kalian tertarik, kalian bisa datang lagi kesini besok jam 8 pagi, saya akan training kalian selama satu hari" jelasnya panjang lebar,
Tanpa banyak pertanyaan, aku dan Andy segera undur diri dari kantor bercat kuning pucat itu.
Tepat pukul 7 Malam, akhirnya aku tiba dirumah, setelah keliling keliling kota mencari pekerjaan lain, siapa tau masih ada pekerjaan lain yang mungkin bisa aku pertimbangkan juga, namun sayang, semua kantor yang kami datangi tidak ada yang membiarkan pintunya terbuka untuk kami masuki.
"Bu aku sudah diterima kerja, mulai besok pagi aku akan training di kantor selama 1 hari, setelah itu akan ditempatkan di kantor cabang" aku membuka pembicaraan saat kami semua makan malam dimeja makan, mendengar penjelasanku, ayah dan ibuku langsung tersenyum bahagia, "akhirnya anak bapak sudah benar benar dewasa, sudah bisa mandiri, bapak bangga sama kamu Ar" kata kata bapak benar benar membuat aku semakin percaya diri menerima pekerjaan baruku itu,
"Memangnya dimana Nak kantornya? Kamu kerja apa?" timpal ibu sedikit penasaran dengan kerjaan yang baru kudapatkan. "Marketing Bu, Sales gitu, rencananya aku dan Andy akan ditempatkan di Kalimantan, kantor cabang yang baru" jelasku, dengan sedikit tekejut bapak memastikan apa yang ku ucapkan tidak salah didengarnya, "Kalimantan?".
"Apa tidak sebaiknya kamu cari pekerjaan lain saja Nak? Yang deket deket daerah sini, atau kalo memang susah kamu bisa bekerja sama bapak, kita buka peternakan ayam atau burung puyuh, Kalimantan itu jauh nak, bapak juga sudah tua, apa tidak sebaiknya kamu fikirkan lagi, cari yang dekat dekat sini saja, supaya bisa menjaga bapak sama ibu?" dengan panjang lebar ibu sedikit ragu jika aku menerima pekerjaan baruku itu, tapi hati ini sudah bulat, aku tetap harus menerima pekerjaan baruku itu, daripada aku harus jadi pengangguran? Yang justru jadi beban kedua orang tuaku.
"Tapi tekadku sudah bulat Pak, Bu. Aku akan ambil pekerjaan itu, Insyaallah jika memang sudah rezekinya, semua akan mudah kan bu? Bukannya kita tidak boleh pilih pilih pekerjaan? Yang penting itu Halal kan pa?" aku sedikit cerewet meyakinkan orang tuaku, "Kalo bapak tidak masalah nak, kamu juga kan sudah dewasa, kamu bisa tentukan pilihan kamu, tapi satu pesan bapak, dimana langit dipijak, disitu bumi dijunjung, hormati adat istiadat dimanapun kamu berada" hanya itu yang keluar dari mulut Bapak, "Tapi Pak?" ibu terlihat tidak setuju dengan pendapat bapak, tapi karena Bapak telah mengizinkan, dengan berat hati akhirnya ibu mengizinkan aku mengambil pekerjaan itu.
"Arga! Ayo berangkat" teriak Andy diluar pagar telah menunggu Arga, memang Arga dan keluarganya hidup cukup pas pasan, bisa kuliah sampai selesai saja Arga sudah sangat Bersyukur, jadi untuk pergi kemanapun, biasanya Arga diantar sahabatnya Andy.
"Bentar Di" timpal Arga sambil menyalami kedua orang tuanya sebelum pergi menuju kantor barunya untuk training. "Hati hati dijalan Nak" ibu mengulurkan tangannya setelah sebelumnya ku cium punggung tangan ayahku,
Jam 8.00 aku sudah tiba dikantor baruku, sesuai yang dijanjikan, Pak Andri telah menunggu kami di Sofa yang sama saat pertama kali aku datang ke kantor ini, dia dengan wanita cantic itu menyambut hangat kami, "Akhirnya kalian datang juga, jam berapa ini?" Tanya Pak Andri saat kami masuk ke kantor, "Jam 8.00 Pak, kita datang 30 menit lebih awal, apakah kita terlambat?" Tanya Andy dengan muka sedikit kecewa. "Tidak, kalian datang lebih cepat, saya suka karyawan teladan seperti kalian, kalian akan di training Anita, dia asisten pribadi saya, jadi kalian jangan macam macam ya! Hahahaha" pak andri tertawa kemudian berlalu meninggalkan kami berdua, dengan Anita tentunya, gadis yang ku taksir hanya setahun lebih tua dari kami, dengan kulit sawo matang dan paras yang cantik, membuat siapa saja betah lama lama dengannya.
"Silahkan Masnya pelajari ini ya, kita hari ini hanya belajar ini aja, nanti dikantor cabang juga udah ada Mba Ayu, beliau sudah lebih dulu kesana, sekitar 1 bulan lalu, nanti disana diajarin lagi sama beliau" terangnya dengan lembut, benar benar membuat hati ini dag dig dug.. "Baik Mba cantik" godaku pelan yang membuatnya tersipu malu, ya walaupun bisa dibilang aku memiliki tubuh atletis, dan muka yang cukup ganteng (katanya) tapi aku belum pernah sekalipun berpacaran selama kuliah, walaupun banyak yang iseng padaku, tapi aku tak pernah memperdulikan mereka, aku sadar diri dengan kondisi ku, aku tak mau jika pacaran hanya akan merusak fokusku dan membuat kuliahku sia sia.
"Silahkan kalo mas masnya mau bikin kopi, ada di pantry sebelah sana" ucap Anita seraya menunjuk ke pintu didepan kami, dan kalo dibaca dengan jelas, tertulis diatas pintu itu dengan tegas "PANTRY".
Training hari Ini tidak begitu melelahkan, ditambah ditemani Anita benar benar membuat training ini sangat menyenagkan, tapi tanpa terasa, kulirik jam telah menunjukan pukul 4 sore, artinya hari ini harus ditutup dengan kedatangan Pak Andri dari arah ruangannya.
"Kalian besok libur, saya minta KTP kalian di copy Anita ya sebelum pulang, besok kalian bisa siap siap packing , lusa Pagi mungkin pesawat kalian akan mengantarkan kalian ke Kantor baru, nanti kalian akan dinjemput Ayu dibandara" Pak Andri dengan Jelas memberikan arahannya pada kami, tanpa perlu menunggu lama, kami berikan KTP kami kepada Anita untuk di foto kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Kelabu
Teen FictionHidup itu sudah ada yang menentukan, jika memang itu jalannya, maka kamu pasti akan menemuinya, sejauh apapun kamu menolaknya, kamu tidak akan bisa menghindarinya, itu adalah takdir yang nyata. "aku bingung harus gimana di" Arga melamun dibawah rind...