Chapter 4

912 147 16
                                    

Perjalanan menuju Hogwarts memakan waktu yang lebih lama dari yang Melody kira, saking bosannya dia, saat melihat keluar jendela dia berhalusinasi seolah melihat sebuah mobil terbang berwarna biru mengikuti kereta. Dia menggeleng lalu menghabiskan sisa waktunya dengan mendengarkan cerita Hermione kemudian pergi tidur karenanya.

Beberapa jam kemudian, Ginny membangunkannya. Dia menyuruh Melody untuk segera berganti dengan jubah Hogwarts karena sebentar lagi mereka sampai. Gadis itu mengiyakan dan segera berganti ke jubah Hogwarts.

Kereta baru benar-benar berhenti lima belas menit kemudian di sebuah stasiun kereta kecil. Hermione turun duluan karena katanya dia harus mencari Harry dan Ron sementara Melody, Ginny, dan Luna pergi mengikuti rombongan murid kelas satu yang mendekati sosok besar membawa lentera—mereka meninggalkan koper mereka karena katanya akan dibawakan staff sekolah.

Melody tersenyum saat dia mengenai sosok tinggi besar yang membawa lentera. Tak lain dan tak bukan adalah Rubeus Hagrid. Dia tersenyum sembari meneriakkan, "murid kelas satu ke sini! Berkumpul!"

"Halo, Hagrid!" sapa Melody, tersenyum.

"Halo, Melody! Kabar baik, eh?" tanya Hagrid, menunduk sembari nyengir pada Melody.

"Yeah, never better." Jawab Melody.

Hagrid tersenyum lalu menegakkan tubuhnya lagi, "semua sudah berkumpul? Sudah? Baiklah, murid kelas satu ikut aku! Ayo ayo!" katanya.

Hagrid pun berbalik, mengajak anak-anak keluar dari stasiun menuju jalan sempit dan curam di samping stasiun. Saat mereka melihat ke kanan dan kiri jalanan sangatlah gelap oleh pepohonan yang tumbuh dengan lebat bagaikan dinding tumbuhan.

"Sedetik lagi kalian akan melihat Hogwarts untuk pertama kalinya!" seru Hagrid.

Mendadak saja, jalan sempit itu berubah menjadi menjadi lebar di tepi danau yang besar dan gelap. Di atas gunung tinggi di sebrang danau, berdiri kastil Hogwarts yang megah di mana jendela-jendelanya berkilau terang di bawah langit gelap berbintang.

"Wah... luar biasa..." gumam Melody, terperangah menatap kastil Hogwarts.

"Isinya lebih luar biasa! Nah ayo naik, satu perahu hanya boleh empat anak saja." Kata Hagrid, menunjuk ke arah perahu sekoci kecil-kecil yang sudah menunggu siap di pinggir danau.

Melody, Ginny, dan Luna pun mendekati salah satu perahu. Luna naik lebih dulu kemudian duduk di depan lalu Ginny mengikuti. Saat akan naik, Melody teringat Hagrid berkata bahwa perahunya harus diisi empat orang maka dia menoleh ke sana kemari mencari anak yang belum mendapatkan perahu.

"Permisi, bolehkah aku ikut dengan kalian?"

Melody menoleh ke samping kanannya. Dia mendapati seorang gadis cantik berambut coklat tua sepanjang dada dengan poni menyamping ke kanan berdiri di dekatnya. Kedua matanya berwarna hazel dan terlihat bersinar di tengah gelapnya malam. Ekspresi wajahnya sangat lembut dengan senyum yang dihasilkan oleh bibir merah mudanya.

"Tentu saja, naiklah." Kata Melody.

Gadis itu tersenyum, dia mengucapkan terima kasih lalu duduk di belakang Ginny, "terima kasih, aku khawatir tidak akan kebagian perahu tapi untunglah ada kalian." Katanya.

"Itu bukan sesuatu yang besar." Kata Melody, duduk di belakang gadis itu lalu tersenyum.

"Kita berangkat!" teriak Hagrid.

Dengan teriakan itu, semua perahu pun bergerak melawan ombak-ombak kecil danau. Pandangan semua orang terfokus pada kastil namun tangan mereka semua berpegangan pada sisi perahu yang bergoyang-goyang tenang, masih terpesona oleh kastil megah tersebut.

Melody Potter and the Chamber of SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang