Chapter 18

526 71 3
                                    


Tidak butuh waktu lama bagi Ginny, Harry, dan Melody untuk kembali ke tempat Ron berada. Saat ketiganya tiba di pipa di mana karang masih menumpuk, mereka dapat mendengar suara karang yang digeser, memberitahu mereka bahwa Ron masih berusaha membukakan jalan.

"Ron!" Teriak Harry, mempercepat langkahnya. "Ginny selamat! Dia bersama kami!"

Mereka dapat mendengar Ron bersorak tersekat tapi rupanya dia tak sendiri karena ada suara sorakan lain kemudian ketika mereka sudah berada di depan lubang yang Ron buat, Melody melongok untuk menermukan dia bersama Daniel dan Pierre.

"Ginny!" teriak Ron, melongok ke dalam lubang dengan ekspresi cerah di wajahnya.

"Kalian baik-baik saja?! Apa yang terjadi?" tanya Daniel, ekspresinya terlihat sangat kaget ketika melihat Harry dan Melody yang dilumuri darah dan tinta.

"Daniel, Pierre... kalian di sini?" tanya Melody, keheranan.

"Kami sudah memberitahu Profesor McGonagall tapi dia langsung pergi entah ke mana. Kami ingin menyusul kalian jadi kami pergi ke toilet dan turun kemari." Kata Pierre.

Melody tersenyum kecil, merasa lega teman-temannya datang untuk membantu. Dengan itu, Ginny, Harry dan Melody pun memanjat ke dalam lubang bergantian dengan bantuan Daniel, Pierre, dan Ron.

"Kau masih hidup!" kata Ron, berusaha memeluk Ginny tapi gadis itu menolaknya. "Aku tak percaya! Apa yang terjadi?"

Ginnya tak menjawab namun sepertinya Ron tak butuh jawaban karena saat ini dia merasa sangat lega karena dia berkata, "tetapi kau tak apa-apa, Ginny. Semuanya sudah berakhir, sudah—dari mana datangnya burung itu?"

Mereka semua menoleh, menemukan Fawkes menuki turun dan melewati lubang.

"Dia milik Dumbledore." Jawab Harry.

"Dan bagaimana bisa kau punya pedang?" tanya Ron lagi, tercengang menatap senjata berkilat-kilat di tangan Harry.

"Akan kujelaskan kalau kita sudah keluar dari sini," kata Harry, mengerling pada Ginny. "Tapi..."

"Nanti saja." Kata Melody, dengan buru-buru menghentikan Harry sebelum dia menceritakan apapun yang dilihatnya di kamar rahasia kemudian segera mengalihkan topik, "di mana Lockhart?"

"Di sana," kata Daniel, menunjuk ke belakangnya di ujung lorong.

"Dia parah sekali. Sejak awal aku tak menyukainya dan pada akhirnya dia dapat ganjarannya juga." Kata Pierre.

Dipimpin Fawkes yang sayap merah lebarnya mengeluarkan cahaya lembut keemasan di dalam kegelapan, mereka berjalan kembali ke mulut pipa. Gilderoy Lockhart sedang duduk di sana, bersenandung tenang sendirian.

"Apa dia baik-baik saja?" tanya Melody.

"Ingatannya hilang," jawab Ron. "Jampi memorinya berbalik menyerangnya sendiri dan bukannya menyerang kita. Sama sekali tak ingat siapa dirinya, di mana dia, atau siapa kita."

"Kami memintanya duduk dan menunggu di sini." Lanjut Daniel.

Pierre menyerngit, "dia berbahaya bagi dirinya sendiri." Katanya.

Saat itu, Lockhart menoleh pada mereka dan dengan ramah berkata, "halo! Tempat yang aneh, ya? Kalian tinggal di sini?"

"Tidak," jawab Ron, mengangkat alis ke arah teman-temannya.

"Wah..." gumam Melody, agak geli.

Harry membungkuk lalu menengadah, memandang pipa panjang gelap itu, "sudahkah kalian pikirkan bagaimana kita bisa kembali ke atas lewat pipa ini?" tanyanya.

Melody Potter and the Chamber of SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang