Setelah kepergian Dumbledore dan Hagrid dari Hogwarts, tiba-tiba saja sudah mulai musim panas. Kastil menjadi sangat murung dan suram karena para murid merasa sangat kehilangan. Meskipun begitu, Draco Malfoy terus membual tentang betapa bangganya dia pada sang ayah yang berhasil menyingkirkan Dumbledore. Tak hanya Malfoy, Lockhart pun terus membicarakan mengenai dirinya yang sudah dapat menebak sejak awal bahwa Hagrid bersalah.
Kehilangan Chere pun membuat Melody lupa tentang Tom Riddle. Daniel dan Pierre yang memahami situasinya pun tak pernah mendesak gadis itu. Keduanya jadi lebih sering menemani dan menghabiskan waktu bersama Melody untuk memastikannya tetap bersemangat seperti biasa.
Waktu berlalu dan pada suatu hari ketika Melody tengah mengerjakan tugasnya sendirian di pojok ruang rekreasi yang tertutup tumpukan buku, dia melihat Harry duduk di atas sesuatu yang familiar sambil bermain bersama Fred, George, dan Ron sembari di tonton Ginny yang lesu. Melody menyipitkan matanya untuk melihat apa itu hingga akhirnya dia sadar bahwa itu adalah jubah gaib ayah mereka.
Harry pasti ingin pergi ke suatu tempat, pikir Melody.
Maka dari itu, dia pun segera menumpuk lebih banyak buku di sekitarnya agar Harry tidak menyadari keberadaannya. Benar saja, setelah Fred, George, dan Ginny meninggalkan ruang rekreasi untuk pergi tidur, Harry menyambar jubah gaibnya kemudian menyelubungkannya pada dirinya dan Ron.
Melody buru-buru berdiri kemudian mendekat dan menarik pelan jubah itu. Harry yang terkejut menoleh sembari menurunkan jubahnya sebatas leher lalu menatap Melody dengan kedua mata terbuka lebar.
"Melody! Apa yang—"
Ron melepas jubah dari kepalanya juga kemudian menatap Melody, "apa yang kau lakukan?"
"Kalian mau ke mana?" tanya Melody.
"Kami ingin mengikuti laba-laba." Kata Harry.
"Labar-laba?" tanya Melody lagi.
Harry mengangguk, "aku melihat mereka bergerak menuju hutan terlarang jadi kami berpikir untuk mengikutinya, kami akan membawa Fang juga." Jawabnya.
"Kau sebaiknya segera kembali ke kamarmu." Kata Ron.
Akan tetapi Melody menggeleng dan malah menyeruak masuk ke dalam jubah, "aku ikut." Katanya.
"Apa?" tanya Harry dan Ron bersamaan dalam nada tidak setuju.
"Seperti yang sudah kukatakan, Chere adalah sahabatku dan aku akan melakukan apapun untuk menemukan siapa yang membuatnya membeku." Kata Melody.
Harry dan Ron tidak berkomentar apa-apa tapi sepertinya mereka memutuskan untuk setuju karena keduanya kembali menyelubungkan jubah ke kepala mereka lalu ketiganya pun melompati lubang lukisan.
Perjalanan di dalam kastil tak kalah sulitnya, mereka harus menghindari para guru. Saat akhirnya mereka tiba di Aula Depan, mereka menggeser selot gerendel di pintu depan dan menyelinap keluar sambil berusaha agar tidak membuat suara. Setelah itu, ketiganya pun melangkah ke lapangan rumput yang ditimpa cahaya bulan.
"Tentu saja," kata Ron tiba-tiba, selagi mereka berjalan di atas rumput yang gelap, "bisa saja kita sampai di hutan dan ternyata tidak ada yang bisa diikuti. Para laba-laba itu siapa tahu tidak ke sana. Aku tahu kelihatannya mereka bergerak ke arah sana, tapi..."
Suara Ron terdengar penuh harap namun Harry dan Melody tidak begitu mendengarkannya. Mereka tiba di pondok Hagrid, tampak suram dan menyedihkan dengan jendela-jendelanya yang gelap. Ketika Harry mendorong pintunya, Fang seperti gila saking girangnya melihat mereka.
Cemas Fang bisa membangunkan semua orang di kastil dengan gonggongannya yang keras, Melody segera melesat masuk ke dalam pondok, mengambil kaleng berisi gulali di atas perapian kemudian memberikannya pada Fang agar dia diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Potter and the Chamber of Secrets
FanfictionSelama sepuluh tahun tinggal di panti asuhan, Melody tidak tahu apa-apa tentang dirinya, dia bahkan tak punya nama keluarga, tak punya banyak teman, dan tak ada keluarga yang mau mengadopsinya. Hal itu membuatnya sering bertanya-tanya siapa dirinya...