Lockhart melambaikan tangannya menyuruh anak-anak diam dan berseru, "mendekat! Mendekat! Apa semua bisa melihatku? Semua bisa mendengarku? Bagus sekali!"
"Dia tidak perlu berlebihan begitu, harusnya." Bisik Pierre yang terlihat sekali bahwa dia menyesali keputusannya untuk datang ke Klub Duel ini.
"Nah, Profesor Dumbledore telah memberiku izin untuk membuat klub duel kecil ini, untuk melatih kalian semua, siapa tahu kalian perlu mempertahankan diri seperti yang kualami dalam banyak kesempatan—untuk detail yang lebih lengkap, baca saja buku-bukuku." Kata Lockhart.
"Oh, aku sampai hafal isi beberapa bagian bukunya," bisik Melody dengan nada tidak senang.
"Hush!" tegur Chere, memukul pelan lengan kanan Melody.
"Aw! Chere!" desis Melody sementara Daniel, Harry, dan Ron mendengus tertawa.
"Izinkan aku memperkenalkan asistenku, Profesor Snape." Kata Lockhart lagi, tersenyum lebar. "Dia memberitahuku dia juga tahu sedikit-sedikit tentang duel dan bersedia membantuku melakukan peragaan singkat sebelum kita mulai. Nah, aku tak ingin kalian cemas—kalian masih akan memiliki ahli Ramuan kalau aku sudah selesai menanganinya, tak usah takut!"
"Bukankah bagus kalau mereka saling bunuh?" bisik Ron.
Bibir atas Snape mencibir dan itu membuat kakak beradik Potter heran kenapa Lockhart masih tersenyum. Jika Snape sudah memandangnya dengan hina lalu mencibir, maka Melody pasti sudah meninggalkan ruangan itu.
Setelah membicarakan sedikit tentang duel, Lockhart dan Snape berbalik untuk saling berhadapan kemudian mereka membungkuk. Lockhart membungkuk dengan tangan berputar-putar sementara Snape hanya mengedikkan kepalanya, dia terlihat jengkel. Sedetik kemudian, mereka mengangkat tongkat seperti pedang di depan mereka.
"Seperti kalian lihat, kami memegang tongkat dalam posisi tempur yang diterima," kata Lockhart pada para muridnya. "Pada hitungan ketiga, kami akan melontarkan mantra pertama kami. Tak satu pun dari kami berdua bermaksud membunuh, tentu."
"Aku tak yakin," gumam Harry saat mereka melihat Snape menyeringai memamerkan giginya—itu sangat jarang.
Lockhart menghela nafas satu kali lalu dia berkata, "satu—dua—tiga!"
Lockhart dan Snape mengayunkan tongkat tinggi-tinggi ke atas bahu lalu Snape berseru, "expelliarmus!"
Cahaya merah menyilaukan berkilat menyambar dan Lockhart pun terangkat. Dia terbang mundur keluar panggung, menabrak dinding lalu merosot dan akhirnya telentang di lantai. Saat itu, terdengar Malfoy dan beberapa anak Slytherin bersorak.
"Oh astaga!" pekik Chere.
"Apa dia tidak apa-apa?" tanya Hermione sembari berjingkat-jingkat panik.
"Siapa peduli?" kata Ron dan Harry bersamaan.
Melody mengekeh menyaksikan Lockhart bangun terhuyung-huyung. Topinya jatuh dan rambutnya yang ikal kini mencuat berdiri. Melody pernah melihat dan merasakan hal yang hampir mirip dengan Lockhart. Saat masih di Leaky Cauldron, dia belajar Mantra Pelepas Senjata itu dan Snape mendorongnya menabrak kasurnya dengan mudah.
Setelah itu mereka terus melakukan latihan dengan Mantra Pelepas Senjata sampai akhirnya Melody bisa menerbangkan tongkat Snape dari tangannya kemudian menangkapnya dan tak sengaja melemparnya keluar jendela sampai harus keluar memungutnya karena dia belum bisa mantra pemanggil.
"Wah, Anda berhasil!" kata Lockhart, tertatih-tatih kembali ke panggung. "Itu tadi Mantra Pelepas Senjata—seperti yang kalian lihat, tongkatku hilang—ah, terima kasih, Miss Brown. Ya, ide bagus sekali untuk menunjukkannya kepada mereka, Profesor Snape, tapi kalau Anda tidak keberatan, bisa kubilang jelas sekali apa yang akan Anda lakukan tadi. Kalau aku mau menghentikan Anda, gampang sekali tapi aku merasa ada baiknya membiarkan anak-anak melihatnya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Potter and the Chamber of Secrets
FanfictionSelama sepuluh tahun tinggal di panti asuhan, Melody tidak tahu apa-apa tentang dirinya, dia bahkan tak punya nama keluarga, tak punya banyak teman, dan tak ada keluarga yang mau mengadopsinya. Hal itu membuatnya sering bertanya-tanya siapa dirinya...