Harry, Melody, dan Ron menggiring Lockhart keluar dari kantornya lalu turun melalui tangga terdekat untuk mencapai toilet perempuan di maa Myrtle berada. Ketiganya memerintahkan Lockhart yang gemetar untuk masuk lebih dulu kemudian mendekati Myrtle yang sedang duduk di tangkir air bilik paling ujung.
"Oh, kau," kata Myrtle saat melihat mereka mendekatinya. "Kau mau apa kali ini?"
"Mau tanya padamu bagaimana kau meninggal." Jawab Harry tanpa berbasa-basi.
"Oooohh!" kata Myrtle, ekspresinya langsung berubah seperti orang yang amat tersanjung ditanyai seperti itu dan dia pun dengan senang melanjutkan, "mengerikan sekali. Terjadinya di sini. Aku meninggal dalam bilik ini. Aku masih ingat benar. Aku sedang bersembunyi karena Olive Hornby mengolok-olok kacamataku. Pintunya terkunci dan aku sedang menangis... dan kemudian kudengar ada yang masuk."
"Siapa?" tanya Melody.
Myrtle mengedikkan bahunya, "aku tidak tahu tapi dia mengatakan sesuatu yang aneh. Bahasa lain, kupikir begitu. Tetapi yang membuatku kaget, yang bicara anak laki-laki. Jadi kubuka pintu untuk menyuruhnya pergi dan menggunakan toiletnya sendiri... dan kemudian..." katanya, ekspresinya pun bercahaya dan dia mengakhiri dengan berkata, "aku mati."
"Bagaimana?" tanya Harry.
"Entahlah," kata Myrtle dengan suara rendah. "Aku hanya ingat melihat sepasang mata kuning besar. Seluruh tubuhku mendadak macet dan tiba-tiba saja aku sudah melayang-layang..." Dia memandang Harry dengan pandangan menerawang. "Dan kemudian aku kembali ke sini. Soalnya aku bertekad akan menghantui Olive Hornby. Oh, dia akan menyesal sekali menertawakan kacamataku."
"Di mana tepatnya kau melihat mata itu?" tanya Harry lagi.
"Di sekitar situ," jawab Myrtle, menunjuk ke arah wastafel di depan biliknya.
Harry dan Ron bergegas ke wastafel itu sementara Melody berdiri mengacungkan tongkatnya pada Lockhart agar dia tidak kabur. Harry dan Ron pun memeriksa setiap bagian wastafel tersebut lalu ketika Harry berusaha memutar salah satu keran dengan ukiran ular di atasnya, Myrtle berkata, "keran itu tak pernah bisa dipakai."
"Harry," kata Ron, "katakan sesuatu. Dalam Parseltongue."
"Tapi..." kata Harry, terdiam.
"Lakukan Harry, siapa tahu ada yang akan kita temukan." Kata Melody.
Harry terlihat berpikir selama beberapa saat dan tak lama dia pun mengangguk kemudian menatap si wastafel dengan ukiran ular mungil pada salah satu keran tembaganya.
"Buka," katanya dalam bahasa inggris.
"Bukan Parseltongue," kata Ron, menggeleng.
Harry menelan ludahnya, dia pun kembali menatap si ukiran ular. Pemuda itu menggerakkan kepalanya sedikit lalu berkata, "buka."
Hanya saja yang keluar dari mulut Harry dan terdengar oleh Melody bukanlah kata dalam bahasa inggris melainkan sebuah desis pelan seperti suara ular. Kemudian dengan terdengarnya kata itu, segera saja keran di wastafel berkilau-kilau mengeluarkan cahaya putih menyilaukan dan mulai berputar. Detik berikutnya, wastafelnya mulai bergerak dan menghilang, meninggalkan pipa besar yang menganga terbuka, cukup besar bagi orang dewasa untuk meluncur ke dalamnya.
Mereka semua pun melongok ke dalam lubang pipa, di bawah sana gelap dan Melody tidak bisa benar-benar melihat dasarnya. Ron di dekatnya memekik tertahan sementara Harry menghela nafas tegang.
"Aku akan turun ke sana." Kata Harry.
"Aku juga." Kata Ron.
"Tidakkah kalian berpikir kita sebaiknya menunggu Daniel dan Pierre?" tanya Melody.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Potter and the Chamber of Secrets
FanfictionSelama sepuluh tahun tinggal di panti asuhan, Melody tidak tahu apa-apa tentang dirinya, dia bahkan tak punya nama keluarga, tak punya banyak teman, dan tak ada keluarga yang mau mengadopsinya. Hal itu membuatnya sering bertanya-tanya siapa dirinya...