Chapter 8

659 97 3
                                    

Hari sabtu berikutnya, cuaca mendung seolah hujan bisa turun kapan saja tapi selain itu, sabtu adalah saatnya quidditch dan kali ini adalah permainan Gryffindor melawan Slytherin. Chere, Hermione, Melody, dan Ron pergi ke tempat duduk penonton berbekal payung.

Ketika pertandingan akan dimulai, mereka bisa melihat seluruh anggota tim Slyhterin terbang menggunakan nimbus dua ribu satu mereka yang baru dengan kecepatan tinggi. Mereka melesat ke sana kemari diikuti oleh pemain-pemain dari Gryffindor.

"Wah, aku tak pernah melihatnya latihan tapi ternyata kakakku tidak buruk-buruk amat ya?" komentar Melody, mengawasi Harry terbang ke sana kemari dengan cepat.

"Kau bercanda? Dia adalah pemain paling muda abad ini dan kemampuannya tidak bisa diremehkan." Kata Ron.

"Ah... begitu?" kata Melody.

Hermione tersenyum, "yeah, Ron benar. Harry sangat berbakat, yah mungkin karena sudah mengalir di dalam darahnya." Katanya.

"Apa maksudmu?" tanya Melody, dahinya berkerut.

"Ayah kalian juga pemain quidditch." Jawab Hermione.

Melody tertegun, dia tidak pernah tahu bahwa ayahnya bermain quidditch saat masih muda. Gadis itu tersenyum tipis lalu kembali menoleh pada permainan. Saat itu, dia bisa melihat Fred baru saja menyelamatkan Harry dari kejaran bola bludger namun anehnya setelah dipukul menjauh, bola itu berbelok di udara kemudian kembali mengejar Harry.

"Ada apa dengan bludger itu?" tanya Chere, menyuarakan kebingungan Melody.

"Sepertinya dia mengincar Harry terus," kata Melody, khawatir.

"Pasti ada yang menyihirnya. Tahun lalu sapunya dan sekarang bludger?! Gila benar!" sahut Ron.

"Apa?" tanya Melody, terkejut mendengar bahwa tahun lalu seseorang telah menyihir sapu kakaknya itu.

Sesaat kemudian, terlihat tim Gryffindor mengajukan time out pada Madam Hooch. Melody sudah akan turun untuk memeriksa apa yang terjadi tapi Hermione melarangnya karena dia takut keadaannya akan makin runyam.

Jadi setelah time out selesai, Melody hanya bisa mengawasi Harry dengan was-was saat kakaknya itu terbang melesat ke sana kemari menjauhi si bludger sambil berusaha mengejar snitch kecil.

Di tengah pengejarannya terhadap snitch, Melody bisa melihat sang bludger mengenai sikut Harry dengan keras. Pemuda itu pun mengerang kesakitan tapi dia tak melepaskan pandangannya dari si snitch. Dia pun melepaskan tangannya yang memegang sapu lalu mengulurkan tangan itu untuk menangkap snitch di hadapannya.

Setelah snitch itu tertangkap, Harry terus meluncur ke bawah kemudian dengan bunyi berdebam keras dan cipratan lumpur, dia mendarat dan berguling dari sapunya. Lengannya terpuntir dalam posisi yang sangat janggal lalu pemuda itu pun terkapar di atas tanah.

Melihat itu, Melody langsung melompati kotak penonton dan berlari ke arah Harry diikuti anak-anak gryffindor yang lain. Dia segera membungkuk di samping Harry bersamaan dengan Lockhart yang datang dari arah berlawanan.

"Harry! Harry! Bertahanlah!" teriak Melody, dia sudah akan mengangkat tubuh Harry untuk memastikan sang kakak baik-baik saja namun Lockhart lebih cepat.

Sang guru menarik Harry ke lengannya lalu dengan cengiran di wajahnya, dia memanggil nama pemuda itu. Selang beberapa detik, Harry membuka matanya sembari mengerang kecil kemudian saat dia melihat wajah Lockhart dia langsung berkata,

"Oh tidak, jangan Anda."

"Dia tak sadar apa yang dikatakannya," kata Lockhart pada anak-anak gryffindor yang berkerumun di belakangnya, "jangan khawatir Harry, akan kusembuhkan lenganmu."

Melody Potter and the Chamber of SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang