.
.
.
.
.
Mat malming ...
Lanjut ..."Maaf" Lisa mengulum bibir bawahnya dan mendongak menatap mrs. Oh didepannya. Keduanya terduduk berhadapan dikantin rumah sakit, dengan hanya dipisahkan oleh sebuah meja yang menyajikan dua paper glass.
"Apa yang ..."
"Aku mohon maaf untuk diriku dan untuk putraku" potong mrs. Oh, sebelum kesempatannya berbicara direbut secara halus oleh gadis muda dihadapannya. Suara Lalisa menghilang, tergantikan dengan ekspresi wajah yang pias.
"Ahjuma" gunamnya tanpa makna. Wanita tua itu tersenyum. Sebuah senyuman yang tidak pernah diterima Lalisa dari wanita tua itu secara personal, terlebih dalam keadaan yang private seperti ini. Untuk pertama kalinya, ibu dari mantan kekasihnya itu memberikan sebuah lengkungan bibir untuknya.
"Jennie telah menceritakan semuanya padamu bukan?" Lalisa terkesiap sekali lagi. Pasca senyuman tadi, dan karna pertanyaan yang dilontarkan mrs. Oh untuknya.
"Hmm ya" jawaban yang tidak lantas membuat mrs. Oh puas.
"Alasan Sehun memacarimu?" Lalisa menelan ludahnya dan menganguk pelan, sangat pelan.
"Hubungan Sehun dengan Roseana?" sambung mrs. Oh.
Lisa mengulum bibir bawahnya dan kembali menganguk pelan, ketika wanita tua itu mungkin bahkan tidak benar-benar perduli dengan jawabannya. Pertanyaan itu ditanyakan dengan nada yang sangat biasa oleh mrs. Oh, tapi memberikan efek yang tidak biasa bagi Lalisa. Pertanyaan yang menghancurkan remahan terakhir dari pemikiran positif dalam kepalanya yang berusaha dijaganya tentang Oh Sehun.
Lisa telah mendengar semuanya dari Jennie. Tapi hatinya masih memilih untuk percaya pada semua pemikirannya tentang Oh Sehun. Setidaknya hingga ibu kandung pria itu, menghancurkan pemikiran itu lewat sebuah pertanyaan sederhana terkait hubungan putra wanita itu dan Roseana sahabatnya.
Lisa rasa setelah ini, dia akan menjadi orang yang benci berangan-angan.
"Mungkin Jennie telah menceritakan hal ini dari sudut pandangnya. Tapi aku juga ingin memberi tahumu tentang ini" Lisa tidak lagi menatap wajah tua yang tetap terlihat cantik diusianya yang menginjak 50 tahun itu. Yang dilakukannya, adalah mengalihkan tatapannya pada gelas kertas berisi Americano digenggaman tangannya. Tapi wanita tua itu sama sekali tidak tersinggung. Dia hanya perlu Lisa mendengarnya, karna dia tidak berharap ada tanggapan khusus dari Lalisa untuk hal ini.
Mungkin, dia mencoba memahami situasi Lalisa. Meski saat ini, dia mungkin tengah berusaha membuat Lalisa mengerti situasinya. Atau tepatnya, situasi putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1st LISA (BLACKPINK LOVE STORY)
FanfictionKenyataan bahwa kekasihnya memiliki kisah masa lalu dengan sahabatnya, membuat Lisa memilih untuk mundur