13 - Games

470 22 144
                                    

HANGAT sinar mentari, masuk melalui celah di antara pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi. Suara cicit burung bernyanyi silih berganti. Pun, udara segar mulai menyeruak masuk ke dalam tenda-tenda tanpa permisi.

Di pagi menjelang siang ini, siswa kelas 10 sudah berbaris rapi di lapangan. Mereka semua terbakar semangat membara untuk mengikuti permainan outbond. Sebuah permainan yang telah disiapkan oleh para OSIS jauh hari, sebelum acara ini berlangsung.

Outbond diwajibkan untuk kelas 10 dengan dibimbing langsung oleh anggota OSIS. Always telah berada di barisan terdepan dengan ke-10 anaknya yang telah berbaris di belakangnya. Begitu pula Arvin dan anggota OSIS lainnya, yang juga telah berada di barisan depan dengan ke-10 adik kelasnya. Di hari kedua ini, mereka semua yakin akan menghabiskan hari mereka dengan lebih menyenangkan.

Sebagai pembina OSIS, Pak Sany telah siap untuk memberikan arahan kepada mereka semua. “Permainan pertama adalah membuat yel-yel,” beritahunya dengan pengeras suara yang ada di tangan kanan.

Semua siswa bersorak riang. Juga siswa kelas 11 yang hanya menontonnya di pinggir lapangan. Mereka begitu antusias untuk menonton permainan hingga akhir acara.

“Setiap kelompok harus kreatif dalam membuat yel-yel beserta gerakannya,” tambahnya kemudian.

“Pak, hadiahnya apa buat yang menang permainan ini?” tanya Awes dengan mengangkat tangan kanannya ke udara. Sejujurnya, pertanyaannya itu hanya sebagai pemanis saja, karena pada kenyataannya anggota OSIS seperti Awes sudah tahu apa yang akan didapat oleh the winner.

“Pertanyaan yang bagus, Wes. Bagi yang memenangkan permainan ini, Bapak akan memberikan hadiah berupa mobil,” jawabnya.

Semua siswa kelas 10 terperangah, dan begitu takjub akan hadiah yang akan mereka peroleh. Bahkan di antara mereka netranya hingga sampai terbelalak, juga menangkupkan mulut dengan kedua tangannya. Ada juga yang berbisik-bisik jika kelompok mereka harus bisa memenangkan permainan itu.

“Tapi bohooong,” sahut Pak Sany kemudian yang diiringi oleh gelak tawa membahana. Sontak saja sorakan kekecewaan keluar begitu saja dari para siswa untuknya. Sedangkan para OSIS pun ikut tertawa geli mendengar bualan guru mereka.

“Hahaha. Oke. Oke. Kali ini Bapak akan serius. Buat yang memenangkan permainan ini, Bapak akan memberikan….” Pak Sany menjeda ucapannya. Membuat seluruh peserta tampak semakin penasaran.

“Foto selfie pak Gay.” Kali ini mereka yang ada di lapangan, tak kuasa menahan gelak tawanya hingga menggema di hutan pinus ini.

Bagaimana mungkin mereka akan mau mengikuti permainan ini jika hadiahnya seperti itu? Sungguh, tak berguna sekali. Oh, sepertinya akan berguna jika di malam hari. Ya, berguna untuk mengusir hewan buas jika foto itu ditempel di muka tenda.

Beruntung, orang yang tengah dibicarakan oleh mereka tak hadir di tengah-tengah mereka. Orang penting sepertinya, hanya akan hadir esok hari di akhir acara glamping ini.

“Oke. Sekarang Bapak benar-benar akan serius,” timpal Pak Sany seraya menghentikan tawanya. Ia baru sadar jika pak Gay memiliki seseorang yang mungkin saja saat ini ada di tengah-tengah mereka. Mendengarkan dan menyaksikan mereka.

“Untuk yang menang, Bapak akan memberikan hadiah uang tunai sebesar 1000.000 rupiah perkelompok dan kalian berhak buat nggak ikut permainan selanjutnya di hutan sana,” tambahnya sambil menunjuk ke arah hutan yang ada di samping tempat mereka berdiri saat ini.

WOLF (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang