22 - Tersangka

313 20 90
                                    

SIANG telah merangkak sore. Setelah terjadinya insiden tentang kasus pencurian yang dialami oleh Raja, pihak sekolah memilih untuk menghentikan kegiatan belajar mengajar. Kendati begitu, para penghuni sekolah tak ada yang diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing, guna untuk menjalani proses interogasi yang dilakukan oleh para personel Kepolisian.

Namun, sore ini hilang semua rasa panik yang mendekap seluruh siswa SMU Pelangi, karena lantaran Polisi telah menetapkan salah satu tersangka yang berasal dari kelas XI IPA 1.

Kini, para penghuni sekolah cukup dibuat tak percaya dengan seseorang yang saat ini tengah dirangkul dan dibawa keluar oleh Kapolresto Kombes Adam. Orang itu ialah Yoga yang saat ini berstatus sebagai tersangka dalam kasus pencurian ini.

Cowok jenius itu tampak tertunduk malu saat dirinya digiring keluar dari kelasnya oleh Adam. Pun, ia harus menutup telinganya rapat-rapat dengan kedua tangannya, karena tak kuasa mendengar cercaan serta hinaan yang dilontarkan teman-temannya yang saat ini mengelilinginya.

Anjir, gue nggak nyangka kalau Yoga ternyata Wolf.”

Jenius si jenius, tapi sayang otaknya dipake cuma buat nyuri. Nggak guna!”

Alhamdulillah, akhirnya Wolf tertangkap juga.”

Pergi jauh-jauh dari sekolah ini! Macam kayak lo cuma bakal jadi sampah masyarakat saja!”

Gue jijik punya teman kayak lo, Yog!”

Sungguh, hinaan serta makian yang diutarakan teman-temannya itu, telah berhasil membuat luka yang begitu menyakitkan di hati Yoga. Sampai-sampai, kini ia bisa merasakan sesuatu yang hangat telah mengalir membentuk dua buah aliran sungai kecil pada kedua pipinya. Yoga menangis. Pun, ia merasa takut. Takut, karena sebelumnya ia tak pernah mengira kalau perbuatannya itu akan dipertanggung jawabkan di depan para Polisi. Dan, saat ini ia tak henti merutuki dirinya sendiri karena harus memiliki riwayat penyakit seperti itu.

Di saat semua siswa tengah mencaci Yoga, berbeda halnya dengan Raja yang tampak tersenyum puas menatap cowok yang selalu mengenakan seragam rapi itu. Akhirnya, gue berhasil menangkap Wolf. Batinnya senang. Beralih dari Yoga, kini kedua netranya menatap ke arah Pak Gay yang tengah berdiri di seberangnya. Ia menemukan pria itu tampak menatap nanar peristiwa yang tengah terjadi saat ini. Raja mencebik, ia memilih acuh tak acuh saja. Baginya, yang terpenting saat ini, ia telah berhasil memenangkan pertarungan sengit antara dirinya dan sang kepala sekolah yang egois itu.

Gayandra merasakan dadanya begitu sesak saat menyaksikan sendiri proses penangkapan Yoga yang begitu dramatis. Yoga merupakan anak semata wayangnya. Oleh sebab itu, sebagai seorang ayah, ia merasa telah gagal untuk melindungi anaknya. Pasalnya, semenjak anaknya itu pindah ke sekolah ini, ia berusaha keras untuk menutupi identitas sang anak, juga semua yang dilakukan oleh anaknya itu. Karena, ia tak ingin Yoga pindah sekolah untuk ketiga kalinya hanya karena perihal kasus yang sama.

Kali ini, Gayandra memilih untuk pergi dari kerumunan para siswa, dan melangkahkan kedua kakinya untuk berjalan disisi putranya itu. Walau ia telah gagal untuk melindungi putranya, setidaknya kali ini ia harus mendampingi Yoga ke kantor Polisi untuk memberikan kesaksian yang sebenarnya perihal kondisi psikis sang anak kepada para Polisi. Harapannya hanya satu, yaitu Yoga bisa terbebas dari jerat hukum yang menimpanya saat ini.

WOLF (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang