23 - Kleptomania

283 25 72
                                    

Dua hari sebelum penangkapan

Yoga fokus mencatat dengan bolpoin yang terselip di antara jari-jemarinya, sembari mendengarkan guru yang sedang menerangkan di depan kelas. Namun, diam-diam, dengan jari tangan kirinya yang bebas, Yoga juga menyelipkan sebuah bolpoin milik teman sebangkunya. Dengan sengaja membiarkan benda itu terjatuh ke lantai dan menginjaknya.

Yoga tersenyum, kemudian menundukkan kepalanya untuk dibenamkan ke dalam tangan kiri yang sudah dilipatnya di atas meja. Ia menjulurkan tangan kanan dan dengan segera mengambil bolpoin yang terjatuh untuk disembunyikan di kolong laci mejanya. Dalam sekejap, bolpoin itu telah bersarang di laci mejanya yang sudah lebih dulu penuh dengan barang-barang curian.

Beruntung, teman-teman sekelasnya yang merasa telah kehilangan alat tulis mereka, tak ada satu pun yang mencurigainya, apalagi harus mencari benda yang menurut mereka tak berharga itu.

Ya, bagi Yoga benda-benda itu juga tak memiliki nilai sama sekali. Toh, ia bisa membelinya sendiri, bahkan lebih mahal dari benda-benda tersebut. Alat-alat tulis itu tak lebih dari barang-barang yang dicuri Yoga untuk menambah-nambahi koleksi barang curiannya yang berasal dari seluruh kelas. Semua benda itu memiliki kesamaan, yaitu ukurannya yang kecil sehingga mudah untuk dikantongi.

Yoga terbiasa untuk menyembunyikan barang curiannya itu di pembuangan sampah belakang sekolah. Ia akan melakukannya jika ada mata pelajaran yang mengharuskannya keluar kelas. Dan, sudah pasti ia akan berpura-pura meminta izin kepada gurunya untuk pergi ke toilet. Kemudian, ia akan kembali ke kelas dan mengantongi benda-benda tersebut di saku celana panjangnya.

Namun, saat ini kasus pencuriannya tengah merebak di sekolahnya, oleh karena itu ia harus lebih berhati-hati supaya tidak tertangkap. Sehingga pada akhirnya, ia memilih untuk melakukan hal yang sama seperti Wolf, menggunakan jaket berwarna hitam guna untuk mengelabuhi semua orang melalui kamera CCTV yang sudah pasti akan merekam jejaknya.

Yoga menggunakan jaketnya, setelah itu baru lah melangkahkan kedua kakinya keluar kelas untuk menuju ke pembuangan sampah belakang sekolah. Ia sengaja menundukkan kepalanya yang ber-hoodie saat berjalan melewati kamera CCTV. Tujuannya saat ini ialah mengubur semua benda-benda tersebut di dalam kotak hitam yang sudah lebih dulu terdapat banyak barang curian di dalamnya. Pun, ia juga ingin mengubur jaket hitamnya itu, supaya tak bisa ditemukan oleh tim keamanan OSIS nantinya. Ia begitu yakin tak akan ada siswa maupun guru yang akan menginjakkan kakinya di tanah basah dan bau seperti ini.

Yoga tersenyum senang, ketika sudah mengubur semua benda-benda itu di dalam tanah. Ia juga menepuk-nepuk kedua tangannya yang kotor untuk menghilangkan pekatnya tanah yang melekat di sana. Setelah itu, bergegas meninggalkan tempat itu sebelum ada siswa maupun guru yang melihatnya. Tujuannya saat ini ialah menuju ke toilet untuk membersihkan dirinya.

Hal itu sudah berkali-kali dilakukan oleh Yoga di sekolahnya yang lama. Sayangnya, perbuatan buruknya itu tertangkap basah oleh korban dan dilaporkannya kepada sang kepala sekolah. Setelah kejadian itu, Yoga pun terpaksa harus keluar dari sekolahnya, akibat tak mampu untuk menanggung rasa malu.

Namun, selama bersekolah di SMU Pelangi ini, Yoga bisa lebih tenang melakukannya. Ya, karena ia tahu sang ayah yang merupakan kepala sekolah di SMU ini sudah pasti akan melindunginya.

Yoga didiagnosa menderita kleptomania yang saat ini sudah menjadi bagian dari identitasnya. Mencuri adalah salah satu hal yang harus dikuasainya agar ia benar-benar bisa merasa hidup. Semua itu dilakukannya di saat dirinya tengah merasa tertekan. Karena baginya, mencuri bisa menimbulkan sensasi tersendiri akan rasa ketagihan dan terpuaskan. Walaupun pada awalnya, ia merasa bersalah, akan tetapi lama-kelamaan seiring bertambahnya usia hal itu telah menjadi suatu kebiasaannya.

WOLF (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang