1

3.3K 144 20
                                    

"Tolong lepaskan aku."

"Jadi kau ingin aku melepaskanmu? tidak semudah itu."Seringai seorang gadis yang sejak tadi tak ingin menampakan wajahnya. Dia benar-benar lihai dalam menutupi identitasnya.

srek

srek

srek

Pria yang terikat itu dibuat merinding oleh suara yang berasal dari pisau yang di asah itu.

"Jadi kau ingin di potong bagian mana? leher, perut, atau tangan?"

"Le-lepaskan a--"Gadis itu langsung meletakan jari telunjuknya diatas bibir pria itu dan mendekatkan wajahnya.

"Aku tidak memberikan pilihan itu sayang. Kenapa kau malah memilih pilihan lain?"Pertanyaan itu justru membuat pria itu bergidik ngeri. Dia tak menyangka kalau nasibnya benar-benar malang seperti ini. "Jadi pilihanmu apa?"

"Ti-tidak se--"

Bukk

Tanpa menunggu jawaban dari pria itu, gadis itu langsung memukulkan balok kayu ke bagian belakang tubuhnya dan membuatnya tak sadarkan diri.

"Aku tidak suka pada orang yang membuang-buang waktuku."Gumam gadis itu.

*
*
*

"Seseorang telah jadi korban pembunuhan lagi."Kata Jisoo sambil mengacak rambutnya frustasi. Ya, dia memang orang yang ditunjuk sebagai polisi yang menangani kasus pembunuhan berantai yang terjadi selama beberapa tahun terakhir ini. Dia bahkan tak pernah tahu siapa pembunuh itu karena dia tak pernah bisa menemukan bukti kuat untuk menetapkan tersangka dari pembunuhan berantai ini.

"Jisoo-ya, lebih baik kau istirahatkan dulu otakmu itu."Kata Jinyoung yang menyajikan secangkir kopi panas dihadapannya.

"Aku baru di angkat menjadi polisi selama 2 tahun dan aku harus mengusut kasus yang sudah terjadi sejak 10 tahun?"Tanya Jisoo yang kemudian memijat pelan kepalanya. "Bahkan mereka yang sudah lama menjadi polisi pun tidak sanggup mengusut kasus ini. Kenapa harus aku?"

Dengan lembut Jinyoung mengusap punggung Jisoo kemudian tersenyum. "Aku akan selalu membantumu. Tenang saja."

Seorang gadis dengan santainya menyeruput teh panas yang saat ini ada di tangannya. Dia kemudian tersenyum saat pemberitaan memberitakan soal pembunuhan yang tak lain adalah ulahnya.

"Tuan Jeon, jadi kapan kau akan keluar dari persembunyianmu? ah, mungkin jika aku berhasil menemukan putramu diantara banyaknya pria bermarga Jeon yang ada di Korea."Gumam gadis itu.

drrt drrt
"Eoh?"

"Yak Tzuyu! apa kau berulah lagi?"

"Lalu jika aku berulah lagi kau mau apa? mau ku bunuh?"

"Kau selalu memberikanku lelucon seperti itu. Cepat buka pintu apartemenmu. Aku membawakan sesuatu."

"Hentikan hari ini juga. Aku tidak suka jika kau terus datang ke apartemenku dan membawakanku sesuatu. Lama-lama aku juga akan menulis namamu dalam buku korbanku."

"Percuma saja kau menghalangiku. Aku akan tetap menemuimu."

Tzuyu langsung meletakan ponselnya dan menatap dingin pria yang saat ini tersenyum lebar padanya sambil memberikan bungkusan berisi roti kesukaannya.

"Urusanmu sudah selesai kan? silahkan pergi."Kata Tzuyu saat pria itu meletakan bungkusan itu dihadapannya.

"Tzuyu-ya, apa kau tidak lelah menjadi 2 orang yang berbeda dalam satu hari? kau bersikap manis untuk menjerat korbanmu lalu bersikap dingin kembali."Omel Taehyung.

Don't Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang