11

697 85 10
                                    

Tzuyu mengerjapkan matanya perlahan. Ia langsung menoleh ke arah kanan saat ia merasa tangannya benar-benar sakit. Ia tersenyum saat melihat Jungkook tertidur dengan pulasnya sambil menggenggam tangannya.

"Dia menunggumu sampai tertidur."Kata Taehyung tanpa suara.

Tzuyu hanya menganggukan kepalanya dan melirik kearah Jungkook sekejap. Dia sempat berpikir kenapa Jungkook bisa sangat peduli padanya seperti ini? apa dia punya maksud tertentu?

Tzuyu terkejut saat tiba-tiba saja Jungkook membuka matanya. Hal yang pertama ia lakukan adalah tersenyum.

"Kenapa kau lakukan ini? bagaimana jika kau tiada? apa kau tidak merasa sakit dengan menyayat pergelangan tanganmu?"Dengan sekali tarikan napas, Jungkook mengoceh karena hal bodoh yang Tzuyu lakukan. Bagaimana tidak? Tzuyu benar-benar bertindak bodoh dengan mencoba untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

"Aku hanya lelah, oppa. Aku pembunuh."

"Tzuyu, aku percaya padamu. Itu bukan kau."

"Tapi mereka terus mengatakannya. Aku harus bagaimana, oppa?"

Dengan sangat yakin Jungkook meraih tangan Tzuyu. "Kau harus percaya padaku. Tidak akan ada lagi yang mengatakan kau pembunuh."Tzuyu terkejut saat Jungkook meletakan tangannya itu dipipinya. Dia benar-benar merasa nyaman saat Jungkook melakukannya.

"Ah iya, aku harus pulang sekarang. Jangan mencoba untuk mengakhiri hidupmu lagi."Omel Jungkook yang langsung mendapat anggukan dari Tzuyu. "Jaga dirimu."Jungkook mengacak rambut Tzuyu kemudian pergi meninggalkannya.

"Aku rasa Jungkook memang mencintainya."Kata Sana sambil tersenyum. Namun tidak dengan Taehyung.

"Sana-ya, menurutmu apa yang akan terjadi jika Tzuyu tahu Jungkook itu putranya tuan Jeon? aku takut Tzuyu melenyapkannya."

"Jika cinta ada diantara mereka berdua, itu tidak akan pernah terjadi."Jelas Sana.

Sementara saat ini, Jisoo, Jinyoung, dan Seokjin sedang berunding. Sebenarnya Seokjin pergi sebentar dari rumah Jungkook untuk menemui Jisoo dan Jinyoung.

"Aku memotret semua yang menurutku aneh disana."Jelas Seokjin yang kemudian memperlihatkan foto-foto yang ia dapatkan. "Dan aku curiga pada salah satu yang tinggal disana. Tuan Jeon dan juga Jungkook jarang ada dirumah. Oh iya, managernya juga seperti mengawasiku disana."

"Kau harus lebih hati-hati, hyung. Aku takut terjadi sesuatu padamu."

"Oppa, kau ingat korban yang beberapa hari lalu terbunuh?"Jinyoung langsung mengeryitkan dahinya berpikir siapa korban yang terbunuh beberapa hari lalu itu. "Ah, aku ingat. Ini benar-benar korban beberapa hari yang lalu."

"Kemungkinannya ada tiga. Jungkook, tuan Jeon, atau managernya."

Sekian lama mereka terdiam memikirkan siapa pembunuh aslinya. Jisoo langsung menjentikan jarinya kemudian mengeluarkan ponselnya.

"Menurutmu ini siapa?"Tanya Jisoo sambil menunjukan potongan rekaman CCTV yang dia dapatkan dari apartemen sekitar Tzuyu.

Setelah melihatnya baik-baik, Seokjin benar-benar tahu siapa pembunuh yang menggunakan penyamaran itu.

"Tuan Jeon."

"Jinjja?"

"Aku yakin."Jawab Seokjin dengan sangat yakin. "Apa ini jawaban kenapa dia jarang sekali ada dirumah?"

"Majja."Pekik Jisoo. "Satu hal yang ku curigai lagi adalah unit di sekitar apartemen Tzuyu. Anehnya Tzuyu tidak ingin memberitahunya."

"Itu karena kau bersikap kasar padanya. Jika saja kau menanyakannya dengan sangat lembut."Kata Jinyoung.

Don't Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang