15

656 78 3
                                    

Sana dan Taehyung sedang sibuk memilih setiap perlengkapan untuk pernikahan mereka. Sedangkan Tzuyu, dia terus membuntuti pasangan itu dengan wajah bosannya. Dia benar-benar bosan sekarang.

"Tzuyu, menurutmu bagus yang mana? yang ini atau yang ini?"Tanya Sana sambil menunjukan 2 dekorasi pada Tzuyu.

"Pilih saja yang eonni suka."

"Eum, baiklah."

Tzuyu menyipitkan matanya malas saat tiba-tiba saja seseorang dengan pakaian tertutup serba hitam berada dihadapannya. Dia tahu pasti kalau itu adalah Jungkook.

"Kenapa oppa ada disini?"

"Aku bisa merasakan kehadiranmu."

"Oppa bisa saja."

"Acara musikku dibatalkan. Jadi aku mencarimu. Taehyung hyung bilang kalian ada disini. Itulah kenapa aku ada disini."Jelas Jungkook yang membuat Tzuyu langsung menganggukkan kepalanya. "Lebih baik kita pergi saja dari sini."

Sementara saat ini, Jisoo memberanikan diri untuk mengungkap tersangka untuk kasus pembunuhan berantai yang selama ini ia tangani. Meski dia belum mengantongi beberapa bukti yang kuat, dia cukup yakin jika pelakunya memang paman Jungkook.

"Wah wah, kau terlalu berani nona."Goda Jinyoung setelah Jisoo selesai memberitahu yang lainnya soal pelaku pembunuhan berantai yang terjadi sejak 10 tahun lalu itu.

"Jisoo, kau tidak boleh senang dulu. Kau harus menyerahkan bukti-bukti lainnya dalam waktu dekat sebelum akhirnya kasus ini akan dipublikasikan."

"Siap, pak."

Jisoo tersenyum saat inspektur polisi itu berlalu. Setelah sekian lama akhirnya dia bisa mengungkap kasus yang benar-benar membuatnya hampir gila itu.

"Kita akan menemui pamannya Jungkook besok."

"Besok?"Tanya Jinyoung terkejut. "Yak! Kau terlalu terburu-buru."

"Tapi kan faktanya memang pamannya Jungkook yang bersalah."

"Jisoo, kita harus mencari bukti terlebih dahulu. Bukti yang tadi kau tunjukan itu masih belum kuat."Jelas Jinyoung yang membuat Jisoo mendengus kesal.

"Dia terlalu licin. Jika kita tidak segera menangkapnya, dia akan terus melenyapkan orang tak bersalah."

*
*
*

"Ini rumahku."Jelas Jungkook saat dia dan Tzuyu sampai di rumah mewah miliknya itu. Tzuyu hanya bisa menatap kesekelilingnya dengan tatapan takjubnya saat ini. Namun tatapannya kemudian terkunci pada seorang pria yang sedang memainkan ponselnya sambil berjalan.

"Ada apa?"Tanya Jungkook bingung.

Tzuyu hanya bisa menggelengkan kepalanya kemudian menggenggam tangan Jungkook.

"Oh, ada tamu ternyata."

Tzuyu meremas tangan Jungkook dengan kencang saat pamannya itu mulai buka suara. Jungkook yang menyadari ini hanya bisa menatap bingung ke arah Tzuyu.

"Dia kekasihku. Oh iya, apa paman tidak akan pulang malam ini?"

"Aku punya sedikit urusan. Jadi aku mungkin menginap di kantor lagi."Jelas pamannya Jungkook yang kemudian melangkahkan kakinya. "Dan melenyapkan seseorang."Bisiknya kepada Tzuyu yang kemudian pergi.

Jungkook hanya tersenyum saat melihat Tzuyu yang sepertinya sangat ketakutan itu. "Tidak perlu takut, pamanku memang terlihat kejam. Tapi sebenarnya dia orang baik."

Seketika Jungkook teringat soal suara pria yang mengancam Tzuyu malam itu. Suaranya benar-benar mirip dengan pamannya. Dia langsung membelalakan matanya kemudian memegang kedua bahu Tzuyu.

"Katakan padaku. Apa pamanku yang membuatmu sangat menderita? apa dia monster yang kau maksud? apa dia yang melenyapkan banyak orang? apa di--"Pertanyaan-pertanyaan Jungkook itu langsung terhenti saat dia mendengar isakan dari Tzuyu. Dengan cepat dia menarik Tzuyu kedalam dekapannya kemudian berusaha untuk menenangkannya. Namun dengan keras Tzuyu mendorong tubuh Jungkook.

"Apa oppa pura-pura terkejut sekarang? apa oppa selama ini membantuny melenyapkan orang lain? aku tidak menyangka oppa akan sekejam itu."Kata Tzuyu yang kemudian meraih pisau buah yang kebetulan ada di sekitarnya. Dia kemudian mencengkram kerah baju Jungkook dengan sebelah tangannya kemudian mengarahkan pisau tersebut untuk ditusukkan ke wajah Jungkook.

"Tzuyu-ya, apa kau tega untuk menyakitiku?"

"Ya, karena selama ini aku memang mengincarmu."

Jungkook terus berusaha menahan tangan Tzuyu yang saat ini menggenggam pisau tersebut.

"Bahkan meski aku sangat mencintaimu?"Tiba-tiba saja seluruh amarah Tzuyu luntur saat melihat tatapan Jungkook. Bahkan perlahan pisau itu terlepas begitu saja dari tangannya.

"Mianhae oppa."Jungkook hanya tersenyum saat Tzuyu berbalik memeluknya sekarang. Dia tahu Tzuyu tidak akan menyakitinya. "Aku memang monster."

"Tidak Tzuyu, kau bukan monster. Buktinya kau tidak menyakitiku."

"Tapi aku benar-benar jahat, oppa."Tzuyu saat ini semakin mengeratkan pelukannya pada Jungkook. Jungkook hanya bisa menenangkan gadis itu dengan mengusap punggungnya secara perlahan. Setelah ia merasa tangisan Tzuyu sudah mereda, dia kemudian melepaskan pelukannya itu.

Chup!

Jungkook langsung tersenyum setelah memberikan kecupan manis di bibir Tzuyu.

"Bagaimana kalau kita duduk saja? aku ingin menanyakan banyak hal padamu."

Tzuyu menganggukan kepalanya yang membuat Jungkook langsung menarik tangannya.

"Jadi selama ini monster yang kau maksud itu adalah pamanku?"

"Dia adalah pamanmu? aku kira dia adalah ayahmu."

Jungkook hanya tersenyum miris kemudian menundukan kepalanya. "Orang tuaku sudah meninggal saat aku masih kecil. Paman bilang mereka mengalami kecelakaan."Jungkook kemudian kembali menatap Tzuyu. "Jika pamanku memang orang yang membuatmu sangat menderita, aku pasti akan membantumu."

"Tapi--"

"Pamanku memang orang yang menjagaku setelah kedua orang tuaku tiada. Tapi aku juga tidak bisa membelanya jika dia memang salah. Ayo kita kerja sama untuk melaporkannya."Kata Jungkook sambil mengulurkan tangannya. Awalnya Tzuyu ragu untuk menerima uluran tangannya itu. Tapi pada akhirnya Tzuyu langsung menyambut uluran tangan tersebut kemudian tersenyum.

*
*
*

Jungkook saat ini terus berjalan bolak-balik dikamarnya. Dia masih tidak menyangka dengan apa yang pamannya lakukan. Sebenarnya dia masih belum percaya sepenuhnya kalau pembunuh sebenarnya adalah pamannya sendiri.

"Kookie, bisa kau berhenti berjalan seperti itu? aku benar-benar pusing melihatnya."

"Hyung, apa kau sedikit curiga pada pamanku?"Tanya Jungkook yang membuat managernya itu menggelengkan kepalanya.

"Aku yang merasa curiga."Jungkook langsung menoleh ke arah pintu kamarnya yang sudah menampakkan pria yang selama ini bekerja dirumahnya itu. "Ya, aku menemukan sesuatu yang janggal."

"Maksudnya?"

"Sebenarnya aku polisi. Aku diutus kesini untuk menyelidiki siapa pembunuh sebenarnya."Jelas Seokjin yang membuat Jungkook tertawa.

"Polisi? sejak kapan polisi bekerja sebagai pembantu?"

Seokjin merutuki dirinya saat ini karena dengan sangat lancang bibirnya itu mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan. "Ma-maksudku, aku punya kepintaran yang setara dengan polisi."

"Jadi kau menemukan apa? aku membutuhkannya karena aku ingin membantu Tzuyu."

TBC🖤

17 Jan 2020

Don't Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang