kawan atau lawan

96 9 0
                                    

Fara sedang asik mengobrol dengan Hideki Jou, sementara yang lainnya sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

"Fara, apakah tidak ada sesuatu yang menarik?" Aang menghampiri Fara karena merasa bosan. Fara menoleh, mengamati yang lainnya.

"Hm, kau bisa melakukan hal lain. Nah, bagaimana kalau kita makan siang dulu?" Hideki mengangguk.

"Aku setuju, aku sudah lapar nih, nah sebentar," Hideki menekan sebuah tombol kemudian meninggalkan kemudi.

"Apa tidak papa jika kau tidak di sana?" Fara khawatir pesawat mereka akan menabrak sesuatu. Masalahny, tidak ada orang yang duduk di balik kemudi.

"Tak masalah, aku sudah memprogram pesawat ini agar bisa bergerak sendiri tanpa perlu seseorang yang mengendalikannya," Sahut Hideki lalu memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Fara kemudian tersenyum. Ia lalu mulai menyantap makanannya. Terkadang terselip canda tawa di sela mereka makan.

"Kak, Air mau tidur, temani Air ya," Air menarik ujung baju Fara.

"Eh, kau kan baru makan. Kalau baru makan, harus duduk dulu. Nah, sebentar lagi ya, nanti kakak temani kau tidur," Air mengangguk. Ia lalu bersandar di pundak Hali yang sedang membaca buku.

"Ha, Hali, buku ini belum selesai kau baca?" Tanya Air.

"Hn. Buku ini seru lah. Mana boleh baca dengan cepat,"

"Hilih, kemarin-kemarin juga kau bilang buku itu tak menarik lah,"

"Air, kau kata kau mau tidur? Mari sini," Air mengangguk kemudian menghampiri Fara. Ia lalu tidur di kasur lipat yang sudah di siapkan oleh Fara.

"Dah, tidurlah," Fara mulai bersenandung. Air tersenyum, ia mulai menutup kedua matanya. Senandung Fara membuatnya nyaman. Fara membuka topi Air dan mengelus lembut kepalanya.

"Kau sangat menyayangi mereka ya?" Zuko datang dan duduk di samping Fara.

"Hm, sangat. Bagiku, keselamatan dan kebahagiaan mereka adalah yang terpenting. Maka dari itu, aku akan siap melakukan apa saja untuk mereka," Zuko tersenyum mendengar jawaban Fara.

"Eh? Hideki ada apa nih?" Fara bingung karena pesawat mereka mengeluarkan bunyi aneh dan terdengar terus menerus. Hideki segera pergi ke tuas kemudi. Ia kemudian menekan beberapa tombol, dan bunyi itu pun hilang.

"Apa yang terjadi?" Tanya Toph.

"Pesawat milik Kaizo sudah di temukan. Ia seharusnya berada di sekitar sini, tapi," belum sempat Hideki menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba pesawat mereka di serang.

Mereka bisa saja terlempar kesana kemari bila tidak berpegangan. Setelah situasi kembali tenang, Hideki terkejut ketika melihat sebuah pesawat lain yang menembak pesawatnya.

"Fara, itu kah pesawat yang kau cari?" Fara menajamkan pengelihatannya.

"Iya, lebih dekat lagi, aku akan masuk ke dalam pesawatnya, aku akan kembali secepatnya," Fara memberi kode kepada sahabatnya kemudian berlari ke pintu keluar.

Fara yang hendak berlari tertahan karena seseorang mencekal tangannya. Ia mengalihkan pandangannya, dan mendapati adiknya, Gempa.

Ia menunduk, menyesuaikan tingginya dengan Gempa. Ia mengusap pelan pipi Gempa.

"Hati-hati kak, kami akan selalu mendukung kakak disini,"seulas senyum di bibir Gempa membuat Fara terdiam. Ia kemudian ikut tersenyum, lalu mengecup pelan kening Gempa. Kemudian berlari menyusul teman-temannya.

"Kalian siap?" Pertanyaan Hideki di jawab anggukan oleh Fara dan teman-temannya. Hideki kemudian mengaktifkan tombol naik, Fara melambaikan tangan ke arah adik-adiknya.

My Best SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang