Fara memasuki rumah, suasana rumah masih sepi. Fara melihat sejenak ke dalam kamar adiknya, mereka semua masih tidur.
Fara kemudian memutuskan membuat sarapan. Ia dengan cekatan memasukkan bumbu serta sayur-sayuran ke dalam sebuah panci.
Usai menyiapkan sarapan, ia segera membangunkan ke enam adiknya yang lain. Kini, mereka duduk bersama.
"Eh, kemana Api?" Tanya Daun yang heran ketika kursi milik Api kosong.
"Di kamar tidak ada, karena itu ku kira ia sudah kemari," sahut Halilintar sambil mengaduk makanannya.
"Hm, Api sedang ada di rumah sakit," ucap Fara.
"Oh" sepertinya Halilintar belum sadar.
"Apa? Rumah sakit?" Ia langsung berteriak ketika menyadari bahwa Api berada di rumah sakit. Fara kemudian menghela nafas, lalu menceritakan semua kejadian yang ia alami dari awal, hingga insiden kecelakaan yang di alaminya tadi.
"A-api penyebab semua kebakaran yang ada di desa?" Tanya Gempa masih tak percaya. Fara mengangguk lesu.
"Bagaimana keadaan dia sekarang kak?" Tanya Halilintar usai mendengar semua cerita Fara.
"Dia masih belum sadar, nanti, kakak akan ke rumah sakit lagi, kakak mau menjaga Api,"ucap Fara.
"Dah, cepat berangkat sekolah, nanti kalian terlambat," Tegur Fara ketika ia melihat jam tangannya. Usai mengantar keenam adiknya hingga pintu depan, ia kini kembali masuk. Membereskan piring kotor sisa sarapan mereka tadi, membersihkan rumah.
"Hm, kapan kau sadar Api? Kakak kangen kamu," Bisik Fara sambil mengusap pelan rambut Api.
***
Sebulan berlalu, Api masih saja tak sadarkan diri."Bagaimana dok? Sudah sebulan dia tak sadarkan diri," tanya Fara.
"Maafkan saya, Nak, jika pasien itu tak sadarkan diri selama satu tahun, maka, sudah di pastikan, nyawanya tak bisa selamat," ucapan dokter itu membuat Fara panik seketika.
"Dok, tolong lah, apakah tidak ada cara lain untuk menyelamatkan adik saya dok?"
"Mukjizat Tuhan adalah satu-satunya harapan kita saat ini, maaf, saya masih harus memeriksa pasien lainnya," Dokter tersebut kemudian pergi, meninggalkan Fara yang masih tak percaya.
"Nggak, Api, Api, kau harus bangun!" Seru Fara. Ia memeriksa denyut nadi Api, masih terasa.
"Api, kenapa kau melakukan ini? Kenapa?" Fara terisak sambil menggenggam erat tangan Api. Sebulan sudah berlalu semenjak kecelakaan itu, namun, Api belum saja sadar.
Fara tertidur di kursi rumah sakit sambil menggenggam tangan Api. Hingga suara seseorang membangunkannya.
"Kak, kau harus makan, kakak belum makan apapun dari kemarin," suara Halilintar. Fara menggeleng lemas.
"Kakak, kakak tak mau makan, kakak hanya mau Api sadar," ucap Fara. Keenam adiknya hanya bisa memandang Api dengan tatapan sedih.
"Kak Fara, kau harus makan, jika nanti Api sudah bangun dan melihat kau sakit, bagaimana? Nanti Api sedih lho," Fara tertegun.
"Makan lah kak, nanti, kalau kakak sakit, Api akan sedih lho,"
"Kakak kan orang yang paling Api sayang, jadi, kakak harus kuat ya, jangan mudah putus asa,"
"Api sayang kakak! Pokoknya, kakak harus sehat selalu, oke!"
Kata-kata Api terngiang di kepala Fara. Bagaimana senyuman Api ketika mengatakan hal itu, bagaimana cara Api membujuk Fara saat ia tidak nafsu makan, Fara mengangguk lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Sister
RandomMemiliki tujuh adik kembar dengan sifat yang berbeda beda, memilih untuk mengurus mereka sendiri karena tak ingin merepotkan saudaranya, gadis bernama fara, dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, ia merawat ke tujuh adiknya. bagaimana kisah mereka...