Happy Bhirtday

73 7 0
                                    

Hari yang di tunggu Boboiboy bersaudara pun datang. Yup, ulang tahun Fara adalah hari yang mereka nantikan. Dimana mereka akan memberikan Fara kejutan, serta hadiah yang sudah mereka persiapkan kemarin.

"Kak, kakak pulanglah dulu ke rumah, hari ini kan libur, kami akan menjaga Api disini," ucap Hali sambil mengguncang pelan tubuh Fara. Fara menggeliat.

"Hm, baiklah," sahut Fara. Karena ia masih dalam keadaan setengah sadar, ia malah menabrak dinding.

"Eh, kakak tak apa kah?" Tanya Taufan khawatir.

Fara mengusap pelan keningnya yang nyeri."Tak apa, dah, kakak nak pulang dulu ya, uwa,"

Fara tidak sadar jika ia sudah membuka pintu, akhirnya, ia terjatuh. Ia lalu bangkit, memamerkan gigi putihnya, lalu cepat-cepat pergi.

"Taufan, ada baiknya kau temani kak Fara. Biar kami yang mempersiapkan kejutannya," ucap Gempa yang langsung di balas anggukan oleh Taufan.

Setelah Taufan pergi, Gempa dan yang lainnya segera menghubungi Hideki, memintanya segera masuk.

"Siapa di sana?" Fara segera mengeluarkan pengendali airnya dan mengarahkannya ke sebalik pohon yang tak jauh darinya.

Suara seseorang yang mengaduh membuat Fara segera berlari menghampiri pohon tersebut.

"Taufan? Sedang apa kau disini?" Fara menatap Taufan yang sedang mengusap pipinya yang mengeluarkan darah karena sabetan tali air milik Fara tadi.

"Aku diminta Gempa menemani kakak saja. Ia tadi khawatir sama kakak," balas Taufan sambil meringis ketika memegang lukanya.

Fara ikut meringis, ia segera meletakkan telapak tangannya di luka Taufan, perlahan, cahaya biru muncul dari telapak tangan Fara.

"Maaf ya, Taufan. Kakak kira, itu tadi musuh yang sedang membuntuti kakak," Ucap Fara.

Taufan tersenyum."Tak apa kak, hanya luka kecil saja kok,"

Usai mengobati Taufan, Fara mengajak Taufan untuk melanjutkan perjalanan. Rumah sepi, semua pergi ke rumah sakit. Fara segera naik ke kamarnya, kemudian membersihkan tubuhnya. Sementara, Taufan duduk di bawah sambil bermain ponselnya.

Usai mandi, Fara keluar dengan menggunakan baju pendek berwarna biru, serta celana panjang berwarna senada dengan pakaiannya. Ia lalu menyisir rambut panjangnya, membiarkannya terurai.

"Taufan, kamu sudah sarapan?" Tanya Fara ketika ia menuruni tangga.

"Sudah kak, tadi kak Hali yang membuatkan sarapan," sahut Taufan. Ia kemudian merogoh saku celananya.

"Kakak kan belum sarapan, nah, Taufan temani kakak makan mau tak?" Tanya Fara sembari duduk di sisi Taufan.

"Boleh, oh iya, coba kakak pejamkan mata sebentar," pinta Taufan dengan senyum misteriusnya.

Kening Fara mengkerut bingung. Namun, karena penasaran, ia akhirnya memejamkan kedua matanya sesuai yang di perintahkan Taufan. Taufan kemudian memasangkan sebuah gelang berwarna biru muda di tangan Fara.

"Dah, sekarang, kakak boleh melihat tangan kakak,"

Fara membuka kedua matanya, ia lalu tersenyum ketika melihat apa yang ada di pergelangan tangannya. Sebuah gelang sederhana berwarna biru muda dengan hiasan permata yang menggantung, gelang yang sudah lama ia inginkan.

"Selamat ulang tahun kak, maaf jika selama ini, Taufan dan yang lainnya sering merepotkan kakak," ucap Taufan sambil memeluk Fara.

"Tak apa, bagi kakak, kalian adalah kado terindah yang pernah Tuhan berikan untuk kakak. Jika tidak ada kalian, mungkin kakak akan kesepian," Fara mengelus lembut kepala Taufan.

My Best SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang