Latihan

63 7 2
                                    

Fara terbangun pukul 5 pagi karena suara dari jam tangan miliknya. Jam tangan berkedip-kedip pertanda ada yang ingin berkomunikasi dengannya.

Ia kemudian menekan tombol. Terlihat Ochobot di sana.

"Ada apa Ochobot?"

"..."

"Apa? Baiklah, nanti aku akan melatih mereka, oke, sampai nanti Ochobot,"

Sinar hologram terputus. Fara segera mengikat rambutnya, membuka tirai jendela, dan melakukan rutinitas paginya. Usai mandi dan memakai perlengakapan olahraganya, Fara segera pergi ke kamar ketujuh adiknya yang berada di sebelahnya.

"Hali, bangun sayang, kakak mau mengajakmu latihan pagi ini," ucap Fara menepuk pelan pipi Halilintar.

"Mmh, selamat pagi kak," ucap Halilintar sambil menguap.

Setelah mandi, Halilintar membantu Fara membangunkan saudaranya yang lain.

"Kalau dah siap, berkumpul lah di ruang makan, kakak mau membicarakan sesuatu dengan kalian," ucap Fara sembelum menutup pintu kamar.

"Baik kak,"

Fara segera menuju ruang makan, menyiapkan sarapan untuk ketujuh adiknya.

"Kak, Gempa mau bantu boleh," Fara tersenyum ketika melihat adik kecilnya itu berada di belakangnya. Ia lalu mengangguk. Fara dan Gempa mulai bergulat di dapur.

"Em, kak, apa acara kita hari ini?" Tanya Gempa sambil meletakkan sayur yang sudah matang di atas piring.

"Hm, hari ini, kakak mau melatih kuasa kau, Taufan, Air, dan Blaze. Kalian harus melatih kekuatan kalian," sahut Fara lalu menata makanan di atas meja.

"Kami je? Yang lain bagaimana?"

"Nanti mereka juga akan kakak suruh berlatih sendiri. Kau akan di latih oleh Toph, Blaze dengan Zuko, Taufan dengan Aang, dan Air dengan kakak," terang Fara

Gempa mengangguk. Mereka mulai sarapan. Gempa sesekali melirik ke arah Fara.

"Ada apa Gempa?" Tanya Fara ketika menyadari gelagat aneh Gempa.

"Eh, t-tak apa kak,"

Gadis itu lalu berdiri, ia kemudian membukakan pintu untuk sahabat-sahabatnya.

"Hai Fara, apa semua sudah siap?"

"Sebentar lagi. Kalian sudah sarapan? Ayo bergabung bersama kami jika kalian ingin," Fara mempersilahkan teman-temannya masuk.

"Terimakasih, tapi kami sudah sarapan. Baiklah, kami akan menunggu kalian," Toph mulai duduk di sofa, diikuti yang lainnya.

Fara mengangguk. Ia kemudian menyelesaikan sarapannya, membereskan piring kotor.

"Kak, aku nak tanya boleh?" Tanya Halilintar menarik ujung baju Fara.

"Boleh, tanyakan," sahut Fara sambil tetap membilas sisa sabun di piring. Fara melirik adiknya yang masih belum mengeluarkan suaranya.

"Em, buat apa kami latihan kak?" Tanyanya.

Fara tersenyum. Ia berlutut, menyamai tingginya dengan Halilintar."Jelas saja untuk melatih diri kalian. Agar kalian bisa lebih kuat nantinya," Fara menyentil pelan kening Halilintar.

"Oh ya, Hali, tadi kakak dapat kabar dari Ochobot, katanya, kalian boleh berpecah seperti ini hingga kapan pun kalian mau," ucapan Fara membuat Hali tersenyum.

"Benar kah?" Tanyanya tak percaya.

Fara mengangguk lagi. Halilintar melompat-lompat. Ia tak pernah sebahagia ini sebelumnya. Ia langsung memeluk Fara begitu erat.

"Terimakasih, aku masih bisa bersama kak Fara tanpa harus berpecah dulu,".
***
"Baiklah, latihan ini akan di laksanakan setiap pagi dan sore hari. Latihan ini di lakukan agar kalian bisa menjadi lebih kuat, dan kalian bisa menyerang, tanpa menggunakan kuasa," ucap Aang memberi arahan.

"Kalian semua siap?"

"Siap! Ehm, tunggu. Kan Air di latih dengan kak Fara, Api dengan Kak Zuko, Gempa dengan kak Toph, dan Taufan dengan kak Aang. Nah, bagaimana dengan kami? Aku, Solar, dan Daun bagaimana?" Tanya Hali.

"Kalian nanti akan di ajarkan latihan tinju dan menyerang tanpa menggunakan kuasa," terang Fara.

Latihan pun di mulai. Toph mengajarkan Tanah teknik mengendalikan tanah dan besi. Zuko mengajarkan api untuk bisa mengontrol kuasa apinya. Aang melatih pengendalian milik Taufan. Sesekali, mereka tertawa karena sesuatu yang lucu.

Berbeda dengan Fara. Gadis itu gemas melihat tingkah laku Air yang malah tertidur saat ia menjelaskan, asik memandangi burung di atas pohon. Bahkan memandangi bayangannya di pantulan air.

Karena kesal, dengan iseng, Fara mencipratkan sedikit air ke wajah adiknya. "Fokus lah sayang, lebih cepat kalian berhasil, lebih cepat pula latihan ini selesai,"

Keduanya mulai berlatih serius. Mereka mulai beristirahat ketika jarum jam menunjukkan pukul 10 pagi. Sore harinya, Fara mengajak ketujuh adiknya dan teman-temannya untuk berlari bersama.
***
Beberapa bulan berlalu. Ketujuh adiknya dengan rutin mengikuti latihan sore hari setelah pulang sekolah. Fara juga tidak memaksa mereka latihan jika adik-adiknya kelelahan.

"Baiklah, karena kalian telah berhasil melewati tantangan yang kami buat, maka, dengan ini, latihan kita sudah selesai. Selamat semuanya, kalian lulus dalam latihan ini," ucap Fara.

Perkataan Fara barusan membuat ketujuh adiknya langsung melompat gembira. Fara tersenyum.

"Terimakasih untuk kakak-kakak yang sudah mau bersabar dalam melatih kami," ucap Taufan mewakili saudaranya.
***
Sebulan berlalu. Beberapa hari setelah latihan, Fara cukup senang ketika mendengar bahwa adik-adiknya setuju untuk bersatu kembali.

"Jangan lupakan aku kak," ucap Daun sambil memeluk Fara.

"Kakak tak akan melupakanmu sayang,".

Ketujuhnya kemudian berdiri. Dengan Gempa sebagai pusatnya. Bocah manis itu lalu mengangkat tangan kanannya.

"Boboiboy, cantum semula!" Semua pecahannya menyatu. Kini, di hadapan Fara, sudah ada Boboiboy. Gadis itu tersenyum. Ia lalu memeluk erat sang adik.
***

Tbc

Hai semua... makasih ya yang udah mau baca, dan vote cerita ini. Ini cerita pertama author yang udah mau tamat di akun kedua. Sekedar bocoran, nanti, akan ada lanjutan cerita boboiboy dan kakaknya ini. Oh ya, ini sudah mau tamat lho. Tunggu part terakhirnya ya. See you next time 👋👋

My Best SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang