Fourty Nine

61 6 3
                                    

"Aku udah nyampe"

"Oke"

Pip

Lelaki itu kembali memasukkan ponsel nya ke dalam saku setelah menghubungi orang terdekatnya.

Dengan style nya yang sederhana,lelaki itu masih terlihat tampan apa lagi di hidung nya bertengger kaca mata hitam.Penuh kharisma.

"Haah...Seoul masih sama."

~~~

"Eh,Yura!"

Gadis itu menoleh,

"Astaga,apa lagi sekarang? Gue lagi buru-buru nih"

"Nih,hp lo.Ketinggalan." ucapnya sembari menyodorkan ponsel berwarna rose pink itu

Yura segera mengambil ponsel milik nya dan bergegas pergi.

"Ra! Jangan pulang malem-malem,kita makan malem bareng!"

Yang diteriaki sama sekali tak mengindahkan jeritan sang kakak,

Park Jihoon,

Laki-laki itu hanya mampu menghela nafas.

"Jaga diri lo baik-baik,Ra." Gumamnya

~~~

Gadis itu sampai,

Park Yura,

Dia sekarang sedang berada di kampus,tugas kemarin yang seharusnya dikirimkan melalui email sekarang malah lupa ia kerjakan.Jelas saja Yura buru-buru,mana bisa dia mengerjakan tugas sebanyak itu hanya dalam hitungan beberapa jam.

Karena tak ingin diganggu apa lagi ketahuan dosen pembimbing kalau dia mengerjakan tugas di kampus,Yura memutuskan untuk mengerjakan nya di luar kampus.Tujuan nya adalah cafe belajar di sekitaran kampus.

Gadis itu sama sekali tak berniat mengajak Yannie dan Yunnie,karena suasana hatinya belum terlalu membaik pasca kejadian di mana mereka bertiga berdebat waktu itu.

Jadilah dia pergi sendirian.

~~~

"Oppa,makanlah dulu.Apa pekerjaan mu tak bisa menunggu sebentar saja?" Ucap wanita cantik itu mulai merasa gemas

Yang dipanggil oppa itu pun tak menghiraukan ucapan sang istri.

Si wanita menghela nafas,kemudian mendekati suaminya yang tengah berada di sofa ruang keluarga.

"Aku tau,kamu sangat menyayangi keponakan-keponakanmu,terlebih lagi bahaya mengancam keselamatan mereka,aku tau kamu pasti cemas.Tapi tak bisa kah kamu sebentar saja memperhatikan dirimu sendiri dan juga aku? Hanya sebentar saja."

Ucapan sang istri mampu membuat Jimin menoleh,

Ditatapnya wajah istri cantiknya,terlihat dari sana ada raut lelah dan kecewa yang istrinya sembunyikan.

Seketika Jimin merasa sangat bersalah,diraihnya tangan anggun itu,ia genggam lembut dan kecupi halus.

"Sayang,maafkan aku.Aku jadi jarang memperhatikanmu." ucapnya penuh penyesalan

Rose menggeleng,"Ani,Oppa.Kau tidak bersalah sama sekali.Aku tau kekhawatiran mu,hanya saja aku ingin kamu lebih sering memperhatikan dirimu juga."

 KETUA OSIS YANG JEONGIN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang