🎶Drip Drip - Yuna AOA🎶
Ara masih saja tidak bergerak dari tempatnya semenjak hampir tiga jam yang lalu. Ia hanya duduk terdiam di samping Bara sambil terus menggenggam tangan Bara yang masih terasa hangat. Hangat sekali, sampai ia rindu dengan pelukan Bara. Ara juga hanya bisa menatap nanar Bara yang masih bernapas dibantu dengan selang oksigen. Napasnya begitu teratur, dan Ara yakin Bara pasti sedang bermimpi indah dalam tidurnya.
Di ruang rawat kali ini, Ara hanya ditemani oleh Biru. Teman-temannya yang lain terpaksa harus masuk kuliah pak Adam karena lagi-lagi dosen killer-nya itu memberi mereka kuis dadakan. Sedangkan Ara masih membolos, karena ia sudah tidak peduli lagi dengan kuliahnya. Lagi pula, tinggal menghitung mundur hari, ia juga akan kembali lagi ke masa depan.
"Dek, makan dulu. Kamu mau duduk kayak patung gitu sampe berapa lama lagi? Pantatmu apa gak sakit?"
"Aku mau nunggu sampe Bara sadar, bang. Aku juga gak lapar, udah ngerasa kenyang cuma dengan ngeliat Bara yang tidur lelap kayak gini."
"Kamu sayang banget sama dia ya, dek? Abang jadi pengen disayang kayak Bara juga kalo abang punya pacar. Abang ngerasa iri jadinya."
Biru sejenak menghela napas pelan, lalu berdiri di samping Ara sambil menatap Bara dengan tatapan iba.
"Bang."
"Kenapa, dek?"
"Abang tau Vano yang mau dijodohkan papa sama aku, kan?"
"Iya, tau. Kenapa?"
Ara mengambil ponselnya dari dalam tas, lalu memutar voice recorder yang sudah berhasil ia rekam diam-diam tadi. Biru mendengarkan ucapan Vano dengan saksama, lalu ia mengepalkan kedua tangannya dengan geram.
"Gila! Kenapa papa bisa-bisanya jodohin kamu sama psikopat kayak dia? Sialan! Tadi pagi waktu abang liat wajahnya padahal keliatannya kayak anak mami, tapi nyatanya itu semua cuma akting?"
"Iya. Rasanya sakit banget waktu dia ngomong kayak gitu tentang Bara. Aku udah berusaha nahan emosi tadi di dalam mobil. Dan aku juga nahan takut. Takut kalo dia macem-macem sama aku, bang. Tapi untungnya aja enggak kejadian apa-apa."
"Mendingan rekaman ini langsung kamu kirim ke papa aja sekarang."
"Niatku kayak gitu, bang. Tapi aku takut dia bakal marah, terus malah ngelukain Bara. Mending aku kirim beberapa hari lagi aja."
"Sebelum kamu balik ke masa depan?"
"Iya."
"Ya udah. Kirim aja rekaman ini ke grup temen-temenmu, supaya mereka juga bisa jaga kamu kalo abang lagi sibuk."
Ara hanya mengangguk setuju, lalu mengirimkan rekaman suara tersebut di grup chat sambil menjelaskan siapa itu Vano. Beberapa menit kemudian, teman-temannya satu per satu saling mengumpat di grup, dan berjanji akan melindungi Ara dan juga Bara.
'Tumben banget abangku cerdas. Terima kasih ya, bang. Nanti aku bantu abang buat ngedeketin kak Marissa.'
KAMU SEDANG MEMBACA
14 DAYS
Fantasy[END] ❝Let's meet in the future. Kita pasti akan bertemu kembali di masa depan. Setelah itu, mari kita buka time kapsul kita bersama-sama.❞ Ara, seorang wanita biasa yang berhasil melakukan perjalanan kembali ke masa lalu setelah meminum sebuah ram...