23; I'm Not Okay

1.3K 172 14
                                    

🎶I'm Not Okay - Chen🎶

Day 11

"Eumhhh."

Ara terbangun lebih dulu keesokan paginya. Ia melihat ke samping dan ternyata teman-teman sekaligus kakaknya masih tertidur seperti ikan yang berjejer-jejer dan hendak dijual di pasar. Lalu ia menolehkan kepalanya ke arah Bara dan hendak membangunkan Bara. Namun Ara malah menjadi terkejut setengah mati ketika melihat hal yang tidak ia harapkan terjadi pada Bara.

"Bara!!!"

Ara langsung bangkit dari tidurnya karena melihat ada banyak noda darah yang telah mengering di hidung Bara maupun di ranjang. Ia mencoba membangunkan Bara, namun Bara tetap tidak mau terbangun dari tidurnya.

Dengan panik, Ara segera memencet tombol bel untuk memanggil dokter, lalu ia segera membangunkan yang lainnya. Sang dokter dengan tergesa-gesa segera berlari masuk ke dalam kamar, ditemani oleh dua suster yang berada di belakangnya. Dokter tersebut menyuruh mereka semua untuk segera keluar dari ruangan, dan sang dokter langsung memasangkan selang oksigen sambil memeriksa denyut jantung Bara yang terlihat lemah.

"Kenapa gue sampe gak tau kalo dia mimisan kayak gitu? Bodoh! Dasar bodoh!!!"

"Dek, tenang. Ini semua juga bukan salahmu. Jangan nyalahin diri sendiri. Sekarang Bara juga udah ditangani sama dokter, jadi kamu tenang aja."

"Kalo Bara sampe gak bangun lagi gimana, bang?"

"Hush! Jangan bicara kayak gitu! Mending kamu sekarang abang anter pulang sambil sekalian ganti baju. Itu baju kamu kena darah semua."

Ara mengecek bagian dada pada bajunya, dan benar saja, ada banyak bekas darah Bara yang mengenai bajunya. Sontak hal tersebut langsung membuat Ara menangis sejadi-jadinya, sedangkan temannya yang lain masih berusaha menenangkan Ara dan mengatakan jika Bara pasti akan baik-baik saja.

"Udah, lebih baik kamu pulang dulu. Abang gak terima penolakan. Biar Yuvin atau Yohan atau Sora yang jaga Bara di sini."

Teman-temannya yang lain hanya mengangguk dan langsung menyuruh Ara untuk segera pulang. Ara yang awalnya tetap ingin berada di rumah sakit itu pun terpaksa digendong ala bridal oleh Biru, karena adik satu-satunya ini memang sangat keras kepala.

🖤🖤🖤

"Loh! Loh! Kenapa bajumu berdarah semua, sayang?"

Ara berhasil pulang ke rumah sambil masih sesenggukan, dan ia tetap membungkam mulutnya karena ia sedang tidak ingin bicara.

"Habis apa lagi kamu? Kalian berdua juga semalam tidak pulang. Beneran kalian sedang menemani Bara di rumah sakit? Ara, itu darah dari mana? Apa yang diperbuat oleh Bara sampai bajumu penuh darah seperti itu?!"

"Papa! Cukup, pah! Aku lagi gak mau berdebat sama papa saat ini."

Ara kembali menangis, lalu masuk ke kamarnya sambil membanting pintunya dengan cukup keras, membuat mamanya kembali menjadi khawatir.

"Biru, tolong jujur sama mama. Itu darah karena apa? Banyak loh, itu."

"Kalau kamu berbohong atau tidak mau menjawab, papa tidak akan memberimu uang jajan lagi!"

'Mati gue. Maaf ya, dek. Abang harus jujur kali ini."

"Itu darah Bara, mah, pah."

"Kenapa bisa ada di baju Ara? Darah karena apa? Semalam dia berkelahi?"

14 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang