19; Because Of You

1.2K 184 4
                                    

🎶Because Of You - Huh Gak🎶

Day 9

"Ara! Kamu semalam pulang jam berapa? Kenapa pulang larut malam?"

Ara yang sejak shubuh itu sudah terlihat rapi membuat papanya curiga. Ara memang pulang larut malam karena ia ingin menemani Bara. Awalnya ia ingin menginap, tapi Yuvin memaksanya untuk segera pulang karena takut orang tuanya akan marah. Seperti pagi ini.

Karena Yuvin berjanji akan meminta Yohan untuk ikut serta menjaga Bara di rumah sakit, akhirnya Ara terpaksa pulang, meskipun sebenarnya ia benar-benar ingin terus berada di samping Bara.

"Kenapa diam?!? Kamu pergi ke mana saja sama pacar barumu itu? Papa lihat di akun instagram kamu, dandanannya lebih mirip seperti anak berandalan. Papa tidak mau kalau kamu jadi ikutan nakal!"

"Pah! Tolong jangan bicara yang negatif tentang Bara! Dia itu anaknya baik, pah. Ara sayang banget sama dia."

"Biru! Ke sini kamu! Apa kamu mengenal pacar baru adekmu ini? Masa baru pacaran sudah berani pulang larut malam."

Biru yang awalnya hanya menguping dari balik pintu kamarnya itu terpaksa keluar dari persembunyiannya. Biru hanya bingung harus menjawab bagaimana. Lagi pula, bukan urusan dia juga jika adiknya ini berpacaran, karena adiknya memang sudah besar dan tentunya bisa menjaga dirinya sendiri.

"Jangan diam saja, Biru! Kamu mengenal Bara atau tidak?"

"Kenal, pah. Tapi aku gak akrab sama dia. Dia orangnya baik, gak nakal, meskipun Ara sering dijahili oleh Bara."

"Abang! Bara udah gak seperti itu lagi!"

"Kalau seperti ini, papa tetap akan menjodohkan kamu dengan anak teman papa. Teman papa sudah setuju dan kamu harus bertemu dengannya nanti sore. Namanya Revano Anggara. Nanti siang papa kirim lokasinya. Awas kalau kamu tidak datang, papa akan mendatangi Bara dan menyuruh dia untuk menjauhi kamu."

Airmata Ara yang sempat ia tahan, kini ia tumpahkan semuanya. Ia bahkan sudah menangis semalaman karena Bara belum juga sadar. Sekarang papanya malah menjodohkan anaknya sendiri dengan orang lain, membuatnya semakin kesal.

"Anak mama kenapa menangis? Papa! Jangan seperti ini! Mama tidak setuju kalau papa seenaknya sendiri, pikirkan perasaan Ara juga, dong."

Mamanya itu berusaha menasehati suaminya sambil mengusap punggung Ara yang masih sesenggukan. Sedangkan Biru hanya bisa menatap adiknya itu dengan perasaan iba. Ia tahu bagaimana keadaan Bara, tapi ia juga tidak bisa jujur dengan papanya jika Ara tidak mengizinkannya.

"Mah, aku berangkat dulu, ya? Mau ke tempat Sora."

"Abang anter ya, dek."

Biru pun langsung mengambil kunci motornya, lalu menghampiri adiknya yang sudah menunggu di depan rumah.

"Ke rumah sakit, kan?"

Ara hanya mengangguk, lalu membonceng di belakang Biru sambil melingkarkan tangannya di perut kakaknya. Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam, karena Biru tahu jika Ara pasti sedang memikirkan kondisi Bara.

 Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam, karena Biru tahu jika Ara pasti sedang memikirkan kondisi Bara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
14 DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang