╔═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╗
g h o s t - 18
"Pre-birthday"╚═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╝
Sekitar seminggu telah berlalu. Tanpa sosok Beomgyu. Biasanya, nggak ketemu seharian Yeonjun merasa kurang. Tapi, entah kenapa sekarang nggak.
Dia masih mikirin Beomgyu, masih sangat. Sangat banyak pikiran tentang Beomgyu, untuk Beomgyu, dan dari Beomgyu. Terlalu banyak misteri yang Yeonjun nggak tau tentang anak itu.
Dia berharap mereka pernah kenal sebelumnya.
Yeonjun sudah berhenti mencari tahu sengaja atau tidak sengaja tentang Beomgyu. Seperti part-part horror yang pernah tertulis disini, Yeonjun memilih berhenti. Mengubur rasa penasarannya dalam-dalam untuk melindungi dirinya.
Mungkin melihat tubuh-tubuh yang setengah membuat Yeonjun terbiasa. Namun teror, membuat hidupnya gelisah.
Setelah Yeonjun berhenti, Beomgyu juga berhenti.
Hingga hari ini, ketika Yeonjun melihat Jongho yang ngobrol berhadapan dengan Beomgyu. Mereka terlihat.. Senang.
Hampir seminggu tak bertemu, sekarang berbincang dengan sahabatnya sendiri, huh?
Hari ini, kerja kelompok kembali terlaksana. Maklum, anak kelas akhir memang biasanya begini, sibuk.
Apa mungkin Jongho selalu memilih rumah Yeonjun karena ada Beomgyu?
Yeonjun membuang pikirannya jauh-jauh. Dia sudah memutuskan untuk menjauhi Beomgyu. Walaupun Beomgyu tetap kembali.
Yeonjun berjalan ke kamarnya, melewati mereka. Tak begitu peduli dengan pekerjaan di ruangan kerjanya. Toh hampir setengahnya yang mengerjakan Yeonjun. Karena idenya memang dari Yeonjun.
Yeonjun duduk di ranjangnya, merhatiin piano putih mengkilap yang terbuka. Oh, iya. Benar. Beomgyu masih sering memainkan piano ini subuh-subuh.
Sepertinya Beomgyu tak main-main saat mengatakan, "kalo gitu jangan bosen."
Karena dia hanya mengulang lagu yang sama. Lagu sedih yang dibuatnya sendiri.
Yeonjun duduk, menduduki tempat dimana biasanya Beomgyu duduk menghasilkan alunan-alunan kenestapaan.
Diletakkannya tangannya diatas tuts benda putih mewah itu. Alunan pelan mulai terdengar. Namun, saat klimaks, Yeonjun bermain kasar, memainkan jarinya dengan cepat dan lihai diatas tuts putih dan hitam.
Yeonjun berhenti secara tiba-tiba, meneteskan air matanya diatas tuts piano saat dirinya merindu dengan segalanya yang ia punya dulu.
Yang ia rasakan seminggu ini hanya kehampaan. Tanpa kedua orangtuanya, teman-temannya, dan.. Beomgyu.
Entah untuk apa ia hidup di dunia.
Padahal ia mempunyai semuanya, padahal uangnya takkan habis, padahal keluarganya tak bermasalah. Tapi Yeonjun hanya merasakan kehampaan, keheningan.
Hidupnya benar-benar... Berisik. Ketika gelak tawa anak kecil menerobos gendang telinganya dipadukan dengan tepuk tangan orang banyak.
Yeonjun menghela napas, menghapus air matanya. Ia tahu ini ulah siapa.
Tapi amarahnya malah hilang ketika ia memutar lehernya ke arah tepuk tangan itu.
Beomgyu berdiri disitu. Di tengah anak-anak kecil yang terlihat bahagia sambil bertepuk tangan, ada anak-anak yang memberikan kedua jempolnya untuk Yeonjun, ada juga yang membentuk hati.
Dan Beomgyu hanya tersenyum sambil bertepuk tangan. Kali itu, kakinya menapak. Persis seperti manusia. Rambutnya ikal, dan bibirnya merah merona. Matanya berbinar, menampilkan kehidupan.
Deg.
Yeonjun merasa aneh. Tapi bahagia. Ia menegakkan tubuhnya, berjalan pelan ke arah Beomgyu, kemudian memeluknya.
"Makasih," tuturnya yang dibalas pelukan hangat.
Apakah pelukan hantu sehangat ini?
"Yeonjun, aku mau pergi. Selamat ulang tahun!" tutur Beomgyu disertai kecupan di kedua pipi Yeonjun.
Yeonjun merasa hampa, lagi. "Pergi ke mana!? Nggak! Kamu nggak perlu pergi. Kamu harus disini di hari ulang tahun-"
"Aku bakal disana pas Yeonjun ulangtahun, undang aku ya."
"Tapi kamu mau kemana!?"
Beomgyu menunjuk-nunjuk pergelangan tangannya, membuat Yeonjun mengedarkan pandangan mencari jam dinding.
Tepat pukul enam, ketika Beomgyu beserta anak-anak lainnya menghilang dengan sekejap.
─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───
Yeonjun keluar dari kamarnya dengan cepat. Mencari sosok yang membuatnya kesal sejak tadi.
"Jongho!"
"Kemana aja sih lo? Udah selesai semua tuh. Gue mau pulang."
"Tunggu!" tahan Yeonjun.
"Ape? Jangan naksir, gue kagak sxs."
"Apaan tuh sxs?"
"Semexseme."
"Dih," Yeonjun memundurkan dirinya, "gue masih demen Beomgyu."
"Demen sama hantu," bahu Jongho bergetar, menertawakan Yeonjun remeh.
"Bacot ah. Gue mau nanya."
"Sok lah. Mangga gak pake saus kacang."
"Tadi lo ngomongin apa sama Beomgyu?" Jongho senyum, menaikkan alisnya.
"Ada deh."
"Asu. Kasih tau!"
"Mau tau banget atau mau tau aja?" tanya Jongho lagi.
"Ck, udah deh gak usah banyak cingcongfan lo! Cepetan kasih tau!"
"Gue kasih tau besok aja, buat kado ulang tahun," kata Jongho kemudian berjalan keluar dari rumah Yeonjun.
"Woi ck, gue penasaran nih! Sekarang aja lah!"
"Beomgyu bilang dia sayang sama lo, dia kangen sama lo, seneng gak lo?" kata Jongho, menaikkan dagunya, bertanya.
"Nggak usah dijawab, pipi lo udah merah," tutur Jongho sebelum benar-benar keluar dari kediaman Choi.
"Temen sialan."
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2.0] ifyoureGhost; Yeongyu/Yeonbeom/Beomjun
Fanfic" should i save you or should you stay with me? " start - 26.06.19 End - 18.01.20 publish - 21.09.19 - 23.01.20