╔═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╗
g h o s t - 19
"13 Night"╚═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╝
Jam tiga pagi. Jam-jam dimana, otak Yeonjun tak berjalan dengan lancar. Entah kerusakan apa di bagian mananya, yang dengan refleks keluar dari kamarnya, entah ngapain.
Karena minum dan toilet sudah jelas ada di kamarnya. Dan hari itu, bukan hari dimana 'minumannya habis'
Tapi ia tetap keluar, melangkahkan kakinya sampai ke lantai lima, rooftop. Seakan kakinya digerakkan sesuatu.
Seperti tidur berjalan, tapi dia sadar. Yeonjun menatap gelapnya malam, hari ini langit benar-benar bersih, terdapat banyak kemerlap di gelapnya malam dan bulan sabit bersinar amat terang. Hingga ia yang biasanya tak begitu berperan, hari itu Yeonjun merasa silau dengan cahayanya.
Cahaya benderang yang menenangkan.
Ketika kakinya sudah menekuk dan bokongnya hampir menyentuh lantai rooftop, ia mendengar isak tangis. Ia memutar lehernya, menemukannya. Lagi.
I found you, again and again.
Yeonjun menghampirinya, duduk disebelahnya. Jelas, isakannya membuat bulu kuduknya bereaksi. Isakan yang membuatnya terhanyut dalam kesedihan dan tenangnya rembulan, hingga ia akhirnya menyadari di bagian mana isakan itu terdengar familiar.
Beomgyu. Ternyata semuanya adalah ulah Beomgyu. Yang mengganggu tidurnya beberapa malam ini. Isakan dan teriakan tolong.
Namun Yeonjun hanya tersenyum. Adakah yang dapat ia perbuat untuk membuat Beomgyu bahagia?
"Would you mind... To tell your story?" Beomgyu memberhentikan isakannya, sedikit mengangkat wajahnya.
"N-no."
"Give your sadness?"
Beomgyu menggeleng pelan dengan wajah tertunduknya.
"Give you.. To be mine?"
Beomgyu bergeser menetapkan posisi duduknya menghadap Yeonjun. Merasa bingung, tapi akhirnya Yeonjun mengikutinya, membuat mereka berhadapan...
"Yeonjun... Kamu manusia sekarang.. Jadi kamu bakalan takut.. "
Tapi Yeonjun selama ini juga manusia.
Yeonjun mengerutkan keningnya, "tell me who you are."
Beomgyu menaikkan kepalanya. Deg. Benar, jantung Yeonjun bersentak, dirinya berusaha keras untuk terlihat biasa.
Darah itu masih mengalir. Mungkin oleh darah itu tulisan di kaca toilet lantai 4 dan piala merahnya dibuat.
Beomgyu kembali ke posisinya masih dengan kepala yang terangkat, ia dengan rileks memandangi kota zaman sekarang yang didominasi oleh lampu lampu teknologi.
Dengan posisinya, Yeonjun dapat melihat jelas.
Bagaimana dalamnya luka itu di leher Beomgyu. Lehernya seakan ditarik-tarik oleh tali, namun ia tetap berontak. Bahkan hingga ia kehilangan beberapa senti daging lehernya. Bahkan hingga kakinya terpleset oleh darahnya sendiri, dan bahkan.. Ketika ia membuat dirinya kehilangan tubuhnya karena ulahnya sendiri.
Apakah dia salah? Memberontak dari tali yang melingkari lehernya? Yang menuntunnya berjalan hampir seumur hidupnya?
Darah itu tak pernah busuk, tapi yang jelas warnanya merah tua, warna darah. Darahnya terus mengalir membasahi bajunya hingga kaos putih itu menampilkan bercak-bercak darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2.0] ifyoureGhost; Yeongyu/Yeonbeom/Beomjun
Hayran Kurgu" should i save you or should you stay with me? " start - 26.06.19 End - 18.01.20 publish - 21.09.19 - 23.01.20