ten

1K 158 19
                                    

╔═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╗

g h o s t - 10
"sick?"

╚═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╝

Dengan tergesa Yeonjun make flyingboots di kakinya. Well iya, emang udah ada magnetnya untuk mempraktiskan pemakaian. Tapi tetep aja, harus ditaruh ke kaki baru alatnya bakalan adaptasi sama ukuran kaki masing-masing.

Ini emang pertama kali Yeonjun pakai flyingset, tapi untungnya nggak seburuk yang dia kira. Seperti biasa, dia mudah beradaptasi dengan alat-alat seperti ini.

Yeonjun tadi pagi telat bangun, dia juga udah lupa tentang Beomgyu. Rasanya setelah ketemu Beomgyu, tidurnya dia diberkati, dia jadi bisa tidur nyenyak sampai lupa waktu.

Tapi dia jadi lupa janjinya sama Beomgyu. Dia baru inget, pas dia ada udah di tengah perjalanan. Sampai hampir nabrak orang lain yang juga pake flyingset.

Keselamatan nomor satu. Pokoknya pulang sekolah Yeonjun harus ketemu Beomgyu. Sekarang fokus dulu sama jalanan, ngeri juga di atas dia banyak mobil terbang, kalo ketinggian nanti kepalanya kena mobil kan nggak lucu.

Lagipula ada batas ketinggian dan usia untuk memakai flyingset. Yeonjun nggak mau sampe dapet pelanggaran di pagi yang sudah hancur ini.

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Jam 3 sore. Waktu dimana Yeonjun mulai untuk nyari Beomgyu. Tapi hasilnya nihil. Yeonjun nggak ketemu Beomgyu.

Dia udah hampir nyari ke seluruh tempat di rumahnya yang luas naujubilah. Belum lagi, ada empat lantai.

Sekitar satu jam setelahnya, Yeonjun memutuskan untuk nyerah. Lagipula Beomgyu tinggal di rumahnya. Dia nggak mungkin nggak ketemu Beomgyu kan?

Yeonjun melangkahkan kaki ke padang belakang rumahnya, pikir mau nyantai di bawah pohon sambil scroll-an media sosial aja dia.

Tapi ternyata dia malah ketemu Beomgyu yang lagi nunduk bertumpu pada kakinya di bawah pohon yang baru dia pikirin beberapa waktu lalu.

"Beom, so- sorry banget ya.. Tadi pagi gue telat bangun. Sumpah gue telat bangun.. "

"Beom?"

"Beomie?"

"Beomgyu?" nggak mendapat respon, akhirnya Yeonjun megang kepalanya Beomgyu.

Bener ternyata, rambutnya Beomgyu halus.

"Beomgyu," panggil Yeonjun sambil nepuk-nepuk kepala Beomgyu pelan.

Tetep nggak ada respon, akhirnya Yeonjun megang tangan Beomgyu, ngegoyang-goyanginnya biar dia bangun dari posisinya.

"Nggh.."

"Kamu tidur?"

Yeonjun lompat ke belakang pas Beomgyu naikin kepalanya. Iya, matanya emang mata orang bangun tidur, tapi dari hidung ke bawah nggak.

"I- itu!" kata Yeonjun nunjuk-nunjuk Beomgyu.

"Apa?" bingung Beomgyu.

"Mimisan!" Beomgyu megang hidungnya. Tapi jangankan megang, dia aja bingung ngeliat tangannya darah semua.

Yeonjun nyamperin Beomgyu, ngambil tangannya, terus nyeret dia masuk ke rumah.

"Itu darahnya netes mulu tau nggak sih! Diliatin doang lagi!"

Yeonjun ngebawa Beomgyu ke kamar mandi, nyiram tangannya pake air sampe darahnya hilang semua.

"Dingin," tutur Beomgyu.

Yeonjun megangin dahi Beomgyu, "kamu sakit Beom! Panas gini."

"Tumben Yeonjun pake kamu."

"Oiye. Bener juga lu."

"Ih kok lu lagi sih!"

"Heh! Zaman sekarang anak TK juga makenya lu gue, asal lu tau!" Beomgyu cuma cemberut ngedenger penuturan Yeonjun.

"Njun.. "

"Beom."

"Njun duluan aja."

"Lo duluan aja."

"Beomie udah lama nggak sakit."

"Kapan terakhir kali?"

"Dua tahun lalu, mungkin? Pas sesek napas. Itu sakit banget. Nggak ada sakit yang lebih sakit dari itu."

"Lo ada asma?"

"Nggak."

"Lah, terus?"

"Nggak tau. Abis sesek napas nggak lama seluruh tubuh rasanya sakit. Jantungnya juga sakit."

"Terus lo nggak ke dokter?" Beomgyu ngegeleng.

"Aku nggak boleh kemana-mana."

"Kenapa?"

"Aku dilahirin cuma untuk nguasain apapun yang ada di dunia, terus berakhir dengan siapa aja nanti yang harus aku nikahin. Katanya aku nggak butuh temen."

"Hah? Terus kalo mau minta tolong?"

"Kan di rumah banyak maid."

"Lo sekolah kan pasti bertemen?"

"Aku home schooling."

"Katanya lo sekolah!"

"Paginya sekolah, sorenya home schooling."

"Sumpah? Itu otak lo nggak kenapa-napa?" Beomgyu cuma diem. Nggak memberi respon sedikitpun.

"Hei!"

"Nggak."

"Lo pusing nggak?" Beomgyu ngangguk-ngangguk sambil cemberut. Yeonjun ngebawanya keluar lagi terus nyuruh dia untuk tiduran aja di kasurnya. Selagi dia ngambil obat.

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Yeonjun ngehela napas pas ngeliat Beomgyu udah ketiduran pas dia balik ke kamarnya. Benerkan anak itu sakit.

"Beom," panggilnya sambil nepuk-nepuk tangannya, tapi dia nggak kunjung bangun juga.

"Dasar anak TK, bisanya tidur mulu."

Tadinya Yeonjun mau keluar aja, tapi ngeliat muka Beomgyu merah banget dia nggak jadi keluar. Dia ngelirik lagi pil obatnya, bingung harus ngasih gimana.

Lama Yeonjun mandangin wajahnya Beomgyu. Akhirnya dia ngambil pil obat sama minumnya, minum pilnya, dan ngedeketin mukanya sama Beomgyu.

Yeonjun ngasih pilnya, dari mulut ke mulut.

Yeonjun nempelin dahi mereka setelah ngelakuin ritualnya, dia bisa ngeliat Beomgyu ngebuka matanya sedikit.

"Gue harap nggak ada cara lain," tutur Yeonjun.

"Sakit.." kata Beomgyu pelan banget, hampir nggak kedengeran, dan Yeonjun ngerti.

"Ke rumah sakit ya?" tanya Yeonjun lembut, tapi Beomgyu ngegeleng ngebuat hidungnya bergesekan dengan hidung Yeonjun.

Beomgyu mulai nangis, megangin tangan Yeonjun yang masih ngangkat dirinya. Yeonjun bingung maksudnya apa.

"Peluk," kata Beomgyu tanpa suara. Yeonjun senyum, sebelum nidurin dirinya di sebelah Beomgyu terus narik belakang punggung Beomgyu ke Yeonjun. 

"Manja amat sih little boy."

To be continued.

[2.0] ifyoureGhost; Yeongyu/Yeonbeom/BeomjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang