sixteen

797 135 9
                                    

╔═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╗

g h o s t - 16
"You're still a ghost"

╚═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══╝

Yeonjun keluar dari kamar ketika jam menunjukan pukul enam petang. Ngerasa ngeliat siluet Beomgyu, dia ngikutin.

"Beom, mau kemana?" tanyanya naikin tangga ke lantai 3 bahkan sampai lantai 4. Aula. Itu jelas Beomgyu, bener-bener Beomgyu. Nggak mungkin salah. Di aula yang besar gelap ini, tubuh Beomgyu keliatan jelas seperti manusia.

Beomgyu masukin toilet disana, sementara Yeonjun berdiri didepannya.

Yeonjun ngetok, "Beom, kamu ngapain di kamar mandi lantai 4?" tanyanya.

Nggak ada jawaban. Yeonjun ngeliat sekelilingnya yang gelap gulita, di aula ini nggak ada sensor jadi percuma mau teriak-teriak lampu nyala pun, nggak akan nyala. Kecuali emang hari itu di rumah ini lagi ada acara.

Yeonjun ngehela napasnya sekali sebelum akhirnya muter knop pintu yang ternyata nggak terkunci.

Begitu Yeonjun nongolin kepala dia disambut dengan kaca besar dengan westafel mewah di bawahnya dia ngeliat ke kiri, ke deretan bilik. Nggak ada siapa-siapa. Akhirnya perlahan dia nengokin ke kanan.

Nggak ada siapa-siapa juga. Cuma ada alat-alat dan lemari penyimpan kebutuhan toilet.

"Beom, kamu dimana?" tanya Yeonjun sembari masuk perlahan-lahan. Pintu dengan perlahan menutup.

Yeonjun nyalain lampu-lampu lain. Lampu manual. Biar terang. Dia terus ngebuka biliknya satu-satu sampe bilik terakhir..

Nggak ada orang. Yeonjun mundur ke belakang sampe dirinya nabrak tembok. Dia ngalihin kepalanya ke kanan. Terus perlahan menggeser ke kanan.

Di kacanya tertulis, 'will you be my forever?' tapi jelas, baru ditulis barusan. Karena darahnya masih bergerak segar ke bawah.

Yeonjun keluar terbirit-birit dari kamar mandi, pengen cepet, tapi dia tetep milih jalur tangga. Di saat kayak gini, cepat bukan segalanya. Karena dia sendirian.

Yeonjun masuk ke kamarnya, terpojok ke pintu pas dia ngeliat Beomgyu lagi mainin piano. Lagu sedih yang selalu dia mainin.

"Jun, ini lagu bikinanku, bagus nggak?" tanyanya menengokan wajahnya sedikit.

"Ba- Bagus."

"Kalo gitu jangan bosen ya."

Yeonjun ngelumat bibirnya, "Beom."

Beomgyu ngebalikin tubuhnya, terus senyum. Seperti biasa, senyumnya creepy, ngebuat bulu kuduk Yeonjun berdiri. Entah karena terlalu manis atau.. menyeramkan?

"Nama lo sebenernya beneran Beomie atau.. Beomgyu?"

Beomgyu ngehela napas, "Yeonjun udah tau sampe mana?" tanyanya lembut.

"Sampe nama lo... dan cerita dibalik senyum lo."

"Iya, aku Beomgyu, pemenang Olimpiade BigHit jurusan matematika. Beomgyu, pemilik piala merah, the best academic student."

Yeonjun natap Beomgyu nggak percaya. Beomgyu nurunin wajahnya sedikit, natap Yeonjun dari situ. Tatapan ingin menerkam.

Dan dengan sekejap dia kembali duduk layaknya anak manis yang polos.

Dia jalan ngedeket ke Yeonjun, "mimpi indah," kata Beomgyu jinjit sedikit lalu nyium kening Yeonjun. Setelah itu dia pergi.

Pergi keluar kamar dengan cara menembusnya.

Yeonjun nidurin dirinya terus nutupin dirinya pake selimut sampe kepala.

Dia takut, tapi nggak ada tempat untuk berlindung.

Yeonjun pikir dia nggak akan takut sama Beomgyu. Tapi gimanapun juga, Beomgyu tetap adalah hantu.

To be continued

[2.0] ifyoureGhost; Yeongyu/Yeonbeom/BeomjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang