Finally

1K 181 15
                                    

"Felix? Kau di mana?"

"Aku di sini!"

"Changbin meneleponmu,"

Felix meninggalkan dapur dengan segera. Suara Woojin pagi itu membuatnya semakin bersemangat.

"H-halo?" senyum sumringah Felix tak berhenti sejak tadi.

"Hey, apa kabar?"

"Oh, h-hai hai Changbin" Woojin yang melihat betapa senangnya Felix hingga ia gugup pun ikut bahagia. Ia sedikit merasa bersalah karena Felix jadi tidak bisa menghubungi Changbin sejak seminggu yang lalu hanya karena Woojin sakit.

"Fel? kau sakit? kenapa suaramu bergetar?" Felix terkekeh.

"Ah, maaf. Aku tidak sakit, entahlah tiba-tiba aku merasa gugup." Changbin tertawa di ujung sana.

"Sesenang itu kau bisa bicara padaku?" Felix mengangguk, padahal ia sedang dalam panggilan telepon.

"Tidak, aku biasa saja. Aku hanya terkejut kau tiba-tiba meneleponku"

"Benarkah? kalau begitu aku sudah dibohongi"

"Dibohongi? siapa yang membohongimu?"

"Baru saja angin membisikkan sesuatu di telingaku, ada seseorang yang sangat manis merindukanku, ia ingin aku cepat kembali menemuinya" Felix tersipu mendengar penuturan Changbin.

"Baiklah aku menyerah. Ya, siapa yang tidak merindukanmu, bodoh. Kapan kau kembali?" nada Felix menjadi sendu diakhir.

"Entahlah, aku belum bisa mengatakannya pasti. Tapi akan ku usahakan secepatnya kembali ke sana"
wajah Felix memuram. Hampir saja ia menitikkan air mata.

"Hey, kenapa diam saja? katanya kau rindu padaku? hm?"

"Cepat pulang, Changbin" ucap Felix pelan. Woojin mendekat mengusap punggung Felix pelan.

"Iya aku segera pulang, Fel. Jangan sedih, aku akan sering-sering menghubungimu." Felix tak tahan, ia mulai terisak.

"Sudah Fel, jangan menangis. Aku tak mau Felix sedih. Changbin janji tak akan lama di sini, asalkan Felix mau sabar menunggu, ok? kalau kau menangis sekarang, aku tak bisa memelukmu Fel. Menangislah nanti ketika kita bertemu"

"K-kau janji k-kembali?"

"Iya, aku berjanji Fel" Felix tak menghentikan tangisnya. Woojin segera mengambil alih ponselnya dari tangan Felix.

"Changbin, aku rasa cukup sampai di sini dulu. Akan kusambungkan lagi dengan Felix saat ia sudah membaik"

"Baiklah, tidak apa-apa. Aku titip Felix, ya"

Panggilan terputus. Felix masih menangis di rengkuhan Woojin.

"Sudah Fel, Changbin akan kembali secepat yang ia bisa"

"A-aku t-ta-takut"

"Hey, takut apa? ada aku di sini" Woojin memeluk Felix.

"A-aku takut Changbin t-tak k-kem-kembali. A-ak-aku t-takut k-kehilangan Changbin" tangisnya semakin keras.

"Kenapa kau berpikir seperti itu? Changbin tak mungkin melakukannya, Fel. Dia pasti kembali" Felix perlahan mulai mengatur nafas. Woojin masih dengan setia mengusap punggung Felix.

"Aku hanya tak ingin berpisah dengannya, sama ketika aku berpisah dengan ayah ibu dan kakak" Woojin tersenyum. Ia memaklumi rasa trauma yang masih Felix rasakan.

"Percaya padaku Fel, Changbin tak akan berpisah denganmu. Ia hanya sebentar saja di Korea." Felix mengangguk lemah.

"Aku juga tak ingin berpisah dengan Kak Woojin. Kakak janji tak akan ke mana-mana, kan?" Woojin terdiam mendengar pertanyaan Felix. Ia memandang Felix yang matanya berkaca-kaca.

metanoia || changlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang