O4˙ teman dan permainan

1.6K 248 68
                                    

🐖 is calling

Ladhys mengernyit sembari memandang ponselnya bingung.

Tak ada niatan untuk mengangkatnya.

Namun Ladhys kesal dan akhirnya menjawab panggilan telfon tersebut.

"Hah untung di angkat," ujar laki-laki itu pelan namun masih di dapat di dengarkan Ladhys.

Ladhys hanya diam.

"Ayo bicarain ini baik-baik, aku di luar," ujarnya.

Ladhys tetap diam.

"Aku gabakal maksa kamu lagi, jadi please kali ini mau. Aku gabakal kayak kemarin, ayo selesaiin ini baik-baik."

Ladhys menghela nafas dan akhirnya menjawab. "Oke, aku kedepan."

Di depan ada laki-laki yang akhir akhir ini di hindarinya.

"Ayo, naik dulu."
"Mau kemana?"
"Naik dulu aja, nanti juga tau," ujar laki-laki itu menyerahkan helmnya pada ladhys.

"Pake helm, jauh?"
"Jauh deket emang pernah aku ga ngasih kamu helm?"

Iya juga sih, semasa pacaran Ladhys kalo sama mantannya mau itu jarak jauh atau deket selalu pake helm.

Bahkan jarak satu meter aja pake, sampe kadang Ladhys bingung sendiri.

Ladhys pake helmnya dan naik motornya.

"Udah."
"Oke."

Di perjalanan hanya ada keheningan, canggung lebih tepatnya.

Yang satunya sedang deg degan, yang satunya males tapi sungkan.

Sampai pada suatu tempat, Ladhys terpaku.

Tempat dimana mereka jadian dulu.

Di rooftop bangunan tua kecil di ujung kota. Dulunya Ladhys sering kesana sekedar untuk melihat pemandangan.

Dan akhirnya bertemu dengan lelaki itu.

Keduanya menuju atas. Saat di atas keduanya hanya diam. Benar-benar diam.

Laki-laki itu memejamkan matanya sembari merasakan angin sore.

"Mau bilang apa?" Tanya Ladhys pelan sembari melihat ke arah kota.

"Maaf"
"Hm?"

"Aku minta maaf, kata kataku kasar, aku curigaan, aku selalu nyalahin kamu, nyudut in kamu, aku salah." ujarnya.

"Aku posesif, aku selalu batesin kamu dan selalu marah ga jelas, aku selalu maksa-maksa kamu"

Ladhys diam, baru kali ini laki-laki itu mengungkapkan semua kesalahannya.

"Aku kadang kangen sama kamu yang dulu Chan," laki-laki itu menoleh dan melihat Ladhys yang pandangannya tetap pada kota di bawah.

"Kamu dulu sama sekarang seakan beda orang," ujar Ladhys lirih.
"Maaf...."

"Beneran ini akhirnya?" Tanya laki-laki itu lirih.
"Maaf, tapi iya..." keduanya diam.

Tiba-tiba saja mata Ladhys berkaca kaca, ntah jika laki-laki itu kembali pada sifatnya yang dulu, selalu membuatnya lemah.

"Makasih Dhys, makasih untuk segalanya, makasih udah jadi moodboosterku selama ini, moodmakerku juga." ujarnya.

"Kalau memang kita harus pisah, aku minta maaf sama semua sikapku yang dulu, dan maaf aku mungkin-"
"Mungkin?"

"-Mungkin aku bakal tetap ngerecokin kamu terus, tapi tenang. Sebagai teman."

Keduanya diam dan bersandar pada pagar pembatas sembari melihat pemandangan kota yang begitu indah

Kak ─J.yunho✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang