Gadis itu membuka matanya.
Gelap adalah kata yang pertama kali ia pikirkan dan pengap adalah kata kedua yang ingin ia serukan bagaimana hawa di ruangan itu sangat menyesakkan.
Ia ingin menyerukan semua itu namun mulutnya di lakban.
Sedangkan di kakinya terasa ada yang mengganjal, kaki dan tangannya di ikat.
Ia merasa ini bukan tali biasa, bukan tali rafia, tali sepatu, atau tali kolor Jongho yang sudah melar.
Ini tali tambang.
Demi apapun Ladhys ingin menghajar orang yang melakukan ini padanya.
Tapi gabisa, kaki dan tangannya di ikat. Mau berdiri saja susah.
Harusnya ia ikutan San waktu belajar lompat dan bangkit ala pocong kemarin.
Sekarang gadis itu menyesal.
'Harusnya gue nurutin Kak San anjir'
Gadis itu mendudukan dirinya sedikit kesusahan. Ia melihat sekitar dan mencoba mencari benda tajam disana.
'Ada!' Ia mencoba mengesod, membiarkan bajunya kotor terkena tanah, penting dia slamed yekan?
Ujung runcing besi tersebut ia gesekan ke tali di tangan dan kakinya.
Ia merogoh ponselnya, untungnya ponsel ladhys selalu dalam keadaan senyap. Sehingga saat ada notifikasi ponselnya tidak akan ketahuan dan tidak di ambil.
Ladhys:
Jongho! Gue disini
Ladhys:
You sent a locationNamun sayup - sayup Ladhys mendengar langkah kaki.
Gadis itu memasukan ponselnya dan kembali keposisi semula, tak lupa membuat simpul mudah di tangan dan kakinya.
"Dia belum bangun, gue takut kalo lo mukulnya kekencengan"
"Kenapa emang?"
"Kalo kekencengan bisa mati bego!"Ladhys sayup - sayup mendengar suara orang yang salin berbincang itu.
Seperti pernah dengar, namun kapan?
Jongho ingin menangis rasanya.
Ting!
Ia merogoh ponselnya lesu, tak lama kemudian ia melotot.
"Kak! Ladhys ngirim posisinya dia!" Ujar Jongho. Yunho dan san mendekat.
"Gue tau posisinya, tapi jauh banget. Mending gue yang nyetirin"
"Oke kak""Lo tau itu dimana Yun?" Tanya San
"Itu gudang ga sih? Tapi lupa gudang apa""Duh.. cepet ya kak, gue kepikiran Ladhys"
Lalu mereka tancap gas disana.
Sedangkan posisi Ladhys...
Gadis itu keciduk mau meloloskan diri.
Alhasil sekarang makin parah, si ikat di kursi.
'Ada satu, dua, tiga, gue bakal minta tolong Jongho buat gebukin lo pada huhu'
Gadis itu terus menggerakan badannya.
"Heh, suruh atasan lo buat ngelepasin gue coba. Ngapain sih anjing pake sandra sandraan segala? Kek sinetron aja"
"Lagian gue ada salah apa sih?!"Ucapan gadis itu seolah tak di dengarkan sama sekali.
"Bisa diem ga sih?!" Teriak salah satunya.
"Huuu cowo bukan, masa neriakin cewe" ejek Ladhys membuat kesabaran laki - laki itu habis, menghampiri Ladhys dan mau memukul gadis itu.
"Sini, pukul buruan, ntar gue bakal bales lebih dari yang lo lakuin" ujar gadis itu dingin. Namun laki - laki itu hanya mendecih dan akan menamparnya.
"Heh! Lo mau ngapain?!" Keduanya menoleh ke arah sumber suara.
Ladhys melotot.
"Lo nyakitin dia sedikit aja abis lo sama gue!"
Laki - laki yang tadinya akan menampar Ladhys membungkukan kepalanya dan kembali ke tempatnya.
"Hai Dhys" ujar laki - laki itu tersenyum.
"Jonathan, lepasin gue!"
"Calm Dhys calm, gabisa dong""Gue ada salah apa sih sama lo?!"
"Ngga ada, tapi gue cuman mau ngomongㅡ""ㅡmending lo jauhin Yunho - Yunho itu deh Dhys, dan mending sama gue" ujar laki - laki itu tetap tersenyum.
"Jadi gue bisa bujuk dia buat lepasin lo" lanjutnya.
"You stupid human, i'm your sister and you're my brother, you dumb!" Pekik Ladhys.
Kali ini ia benar benar tak habis pikir dengan laki - laki di depannya ini.
Ayolah, ia sepupu Ladhys. Ikatannya seperti ia dengan San.
"Status keluarga ga penting bagi gue"
"Gapenting botak lo jajar genjang""Dhys, pilihannya cuman dua.."
"Lo jauhin Yunho, jadi milik gue dan hidup tenang"
"Atau lo tetep nolak gue dan lo bakal abis disini. Sebenernya gue gatega, tapi mau gimana lagi" ujar laki - laki itu mengendikan bahunya.
"Jongho bakal dateng and he will beat you!"
Mata ladhys berkaca - kaca.
Terdengar langkah kaki, gadis itu menoleh ke pintu besar disana dan memasang ekspresi kaget.
"Kak grace?!"
Gadis itu berdiri tepat di samping jonathan.
"Gue ada salah apa sama lo kak??" lirih Ladhys. Menurutnya, Grace itu senior yang sangat baik. Walau sebelumnya ia pundung karena gadis itu sering bersama Yunho.
Namun mereka berdua satu eskul dan Grace selalu menolong Ladhys disana.
"Maaf Dhys,, aku terpaksa"
Ladhys diam.
Tak lama terdengar langkah kaki lagi.
Kali ini Ladhys makin terkejut. Ia menangis.
Hatinya tercubit melihat siapa yang datang ke arahnya dan memasang senyum remeh saat menatapnya.
Drama ga sih?:(
Kurang 3 chap lagi gais
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak ─J.yunho✔
Fiksi PenggemarKak Yunho tolong jaga jarak, hati saya tidak kuat ©snowhven_ Finished