Flashback

249 6 0
                                    

Seorang anak laki laki berumur 8 tahun sedang merengek di teras rumahnya.
"Ayo pah mah Afa mau main sama papa mama" ucap anak itu
"Aduhh Rafa kamu main sama bibi dulu ya papa mama sibuk" kata sang ibu.

Rafa kecil sedih mendengar ibunya,segitu pentingkah pekerjaan itu dibandingkan dengan dirinya?

"Ayo den,main sama bibi aja kita ketaman yuk" ajak sang bibi mencoba membujuk Rafa kecil.

"Bi tolong jagain Rafa ya,saya harus keluar kota selama beberapa hari,atau mungkin beberapa minggu.,titip rumah ya bi. Rafa jangan bandel ya nak" ucap sang ayah kemudian mengusap lembut kepala Rafa.

"Jangan pergi pah,ayo temenin aku,afa gapunya temen yah" bulir bulir air mata jatuh membasahi pipinya.
Namun kedua orang tua Rafa tak menghiraukannya,mereka pergi meninggalkan Rafa untuk urusan pekerjaan.

"Papahhh mamahhhh!!!!" teriak Rafa kecil yang berlari mengejar mobil yang membawa kedua orang tuanya.
Rafa terduduk di jalanan aspal sambil menangis.
Bi surti menghampiri Rafa dan membawanya masuk ke rumah.

Sejak kepergian orangtuanya Rafa jadi lebih suka menghabiskan waktunya dikamar, ia sulit sekali disuruh makan, Rafa menjadi anak yang pendiam,setiap kali diajak main Rafa selalu menjawab bahwa dia hanya ingin main bersama kedua orang tuanya.

Hingga pada suatu hari.

Jedug

Suara bola yang mengenai jendela kamar Rafa membuat ia menghampiri arah suara.
Terlihat seorang gadis kecil yang berusia 7 tahun berdiri di depan pagar rumahnya sambil menatap ke arah Rafa.

"Kamu ngapain disitu?" tanya Rafa yang beridiri didepan jendela.

"Ehm itu aku mau ngambil bolaku" balas gadis kecil itu.

"Yauda masuk aja ngapain berdiri disitu mau jadi satpam ya"

Gadis itu melebarkan matanya mendengar perkataan Rafa.

"Ihhh aku tu ga bisa masuk tau pintu nya dikunci" ucapnya

"Oh yaudah tunggu disitu ya"

Tanpa menunggu balasan dari gadis kecil itu,Rafa berlari keluar kamar hendak membuka gerbang rumahnya.
Bi surti yang melihat Rafa berlari pun langsung mengikutinya dari belakang.

Sesampainya di depan Rafa langsung membukakan pintu pagarnya dan menyuruh gadis kecil itu masuk.

Gadis itu masuk dan mengambil bola nya.
Ia tersenyum pada Rafa dan memperkenalkan dirinya.

"Hai aku aca,maaf ya tadi aku sama kak Arel mau ke taman lewat sini terus dia nendang bolanya kekencangan eh bolanya kena jendela kamu deh" ucap gadis kecil itu.

"Hm gapapa kok,kenalin aku afa. Ohiya katamu tadi ada yang namanya arel mana?" Rafa melihat sekelilingnya ia tak menemukan seseorangpun selain bi surti yang tersenyum memandang keduanya.

"Oh ka arel ada di luar katanya dia takut" aca menunjuk tempat arel berada.

Keluar lah seorang anak laki laki dari balik tembok pagar rumah Rafa.
Ia menghampiri aca dan Rafa.

"Hai aku arel,lebih tepatnya Farel. Maaf ya tadi aku ga sengaja" ucap farel mengulurkan tangannya.

Rafa membalas uluran tangan itu
"Aku Rafa,gapapa kok"
Ketiganya tertawa bersama,kemudian mereka saling bercerita mengenai sekolah dan hari hari mereka.

"Rafa ke taman yuk,kan tadi aku sama aca mau ke taman" ajak farel

"Eh ayuk tunggu ya aku ke dalam dulu izin ke bibiku" Rafa berlari masuk kedalam rumah memberitahu bi surti bahwa ia akan ke taman bersama teman barunya.

Bi surti pun mengizinkan Rafa dan teman temannya ke taman,karena jarak taman komplek dan rumahnya sangat dekat hanya selang beberapa rumah saja.

Ditaman mereka bermain bola,petak umpet,dan kejar kejaran.
Semenjak kehadiran ara dan farel Rafa menjadi semangat kembali tak ada kesedihan di wajahnya ia seakan kembali seperti sedia kala Rafa yang ceria.

Hingga suatu hari farel harus pindah keluar kota karena ayah nya ditugaskan disana.
Aca sangat sedih dengan kepindahan farel.
Rafa mencoba menghibur aca tapi aca tetap meratapi kepindahan arel.

"Udah dong ca kamu jangan sedih lagi kan masih ada aku lupain Farel ca." ucap Rafa.

Aca yang mendengar ucapan Rafa pun menatapnya dengan tatapan penuh amarah
"Kak afa apaan sih,denger ya kak aku lebih dulu kenal kak arel daripada kakak jadi aku sedih banget ka arel tinggalin aku" aca menangis semakin menjadi "aku gamau main sama kak afa lagi" ucap aca dan berlari meninggalkan Rafa.

Sejak saat itu aca tak pernah mau menemui Rafa lagi.
Bahkan jika bertemu dengan Rafa, aca langsung berlari menjauhinya.
Sejak saat itupula Rafa menjadi marah pada Farel,ia iri pada Farel yang sudah begitu dekat dengan aca.
Dan karena Farel pula aca menjauhinya sekarang.
Padahal ia tak tau salah apa pada aca apa hanya karena perkataan nya itu? Begitu berartinya Farel bagi aca?.
Lagi lagi Rafa merasa kesepian.

Flashback off

DEAR RAFA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang