Nathasya Caroline

229 8 0
                                    

Seorang gadis duduk di bangku taman sekolah dengan sebuah earphone terpasang di telinganya.
Semilir angin yang menerpa wajahnya dan keadaan sekolah yang sunyi menambah rasa nyaman baginya karena memang taman yang ia tempati berada di belakang bangunan sekolah.

Otaknya terus saja memikirkan sosok lelaki yang ia temui di kantin tadi.
Sosok yang begitu ia rindukan selama ini.
Sosok yang tak ia sangka akan bertemu dengannya disekolah ini.

Gadis yang tengah duduk itu adalah Nathasya Caroline.
Seorang gadis yang memiliki perawakan manis,berkulit tidak terlalu putih dan tidak terlalu hitam,rambut lurus sebahu yang ujung nya sedikit dikeriting menambah kesan manis pada dirinya.

Gadis yang kerab dipanggil Aca itu memejamkan matanya menikmati sebuah lagu dari Andmesh Kamaleng.

Ku ingin saat ini

Engkau ada disini

Tertawa bersamaku seperti dulu lagi

Walau hanya sebentar tuhan

Tolong kabulkanlah.

Bukannya diri ini tak terima kenyataan,hati ini hanya rindu.

Tes..
Airmata mengalir dari pelupuk matanya.
Ia mengingat masa dimana bermain bersama dengan dua orang yang ia sayangi.
Rafasha Ramadhana dan Farel.

Aca segera menghapus jejak air mata dipipinya ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya.

"Kenapa dek?" tanya orang itu lalu duduk disebelah Aca

Aca menggeleng kepalanya pelan,kemudian ia memeluk orang itu dan menangis dipelukannya.

"Acaa hiks.. Aca ketemu dia bang"

Lelaki yang disebut abang itu pun menghela nafasnya.

"Abang juga ketemu dia,ternyata dunia itu sempit yaa" lelaki itu tersenyum getir.

Aca melonggarkan pelukannya ketika mendengar perkataan dari laki itu.
Dan seketika wajahnya berubah datar air mata pun tak lagi turun membasahi pipinya.

"Abang ketemu dia? Dia disini?"

Lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Udah ah ayo masuk,kelas kamu dimana?"

"Aku kelas 10 IPA 2 bang, bang zidan?" Aca balik bertanya.

Lelaki yang dipanggil Zidan itu tersenyum
"Abang kelas 12 IPA 2"

Keduanya berjalan beriringan sambil sesekali tertawa karena Zidan membuat lawakan.
.
.

Setelah kembali dari perpus dan Rafa dari kantin baik AlanaMaupun Rafa,keduanya saling bungkam tanpa sepatah katapun.

Para sahabat Rafa yang melihat leadernya tidak seperti biasa hanya menatap Rafa bingung tanpa berani bertanya apa apa.

Begitupula dengan Karina dan Rara yang melihat tingkah aneh Alana juga hanya bisa bungkam.

Dalam pikiran mereka semua Alana dab Rafa sepertinya sedang bertengkar hingga perang dingin seperti itu. Namun,nyatanya ada hal lain yang membuat keduanya berubah.

Sampain jam pelajaran berakhir pun keduanya enggan membuka mulut.

Radit bangkit dari kursinya dan berjalan menuju tempat duduk Rafa di susul oleh Aldi dan Aldo.
"Kalo lo punya masalah cerita sama kita,kan kita sahabat" menepuk bahu Rafa pelan.

"Kita selalu ada buat lo bukan cuma disaat lo seneng dan bakal pergi saat lo terpuruk" ucap Aldo.

"Kita itu ibarat sendal jepit tau ga,kemana mana bareng,sampe boker pun bareng" ucap Aldi yang taklama mendapat serangan dari Radit dan Aldo.

DEAR RAFA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang