Cemburu Katanya?

191 7 0
                                    

Rafa memilih untuk meninggalkan kelasnya dan menuju ke kantin.
Menyebalkan,hari ini ia menjadi bahan lelucon teman temannya.

"Rese banget sih mereka,kenapa malah jadi gue yang di olok olok" Rafa menghela nafas.

Sepanjang jalan menuju kantin hanya ada beberapa murid yang berlalu lalang,wajar saja ini masih jam pelajaran.

Saat melewati lapangan mata Rafa menangkat sosok gadis yang tengah berdiri ditengah lapangan menghadap ke tiang bendera,sepertinya gadis itu sedang dalam masa hukuman.

Rafa memperhatikan gadis itu dari jauh,gadis yang masih menempati sebagian hatinya saat ini.

"Lo ga berubah ya ca,masih sama tetap cantik" gumam Rafa.

Rafa melihat gadis itu mulai hilang keseimbangan dan akhirnya..

Brukkk

Ia pingsan.

"Acha!!" panggil Rafa dari pinggir lapangan.

Rafa berlari menghampiri Nathasya dan dengan segera ia membawa gadis itu ke uks.

Saat di depan Uks Rafa berpaspasan dengan Raka sang ketua osis yang juga menjadi rivalnya.

"Minggir!" ujar Rafa.

Raka yang mengerti situasi pun langsung menyingkir,dan sekarang ia justru malah mengikuti Rafa masuk kedalam.

Raka pov

Gue liat Rafa menggendong seorang gadis yang pingsan dari kejauhan.
Siapa gadis itu? Apa dia Alana?
Dan kenapa raut wajah Rafa begitu khawatir padanya?.

"Minggir!" ketus Rafa ke gue yang kebetulan ada di depan Uks.

Tunggu,kok gue kaya familiar ya sama cewek itu,ahh mending ikut masuk ajalah.

Author pov

Rafa yang melihat Raka kembali kedalam dan menghampiri Nathasya pun sedikit tak suka.

"Ngapain lo balik lagi?" tanya Rafa.

Raka mengangkat sebelah Alisnya lalu tersenyum.

"Gue cuma mau mastiin dia baik baik aja"

"Udah mending lo keluar,dia baik kok".

Raka tersenyum lalu mengangguk.
Baru beberapa langkah ia berjalan suara dokter di uks itu membuat langkahnya terhenti.

" siapa nama gadis ini?"

"Nathasya bu, Nathasya Caroline" ucap Rafa.

"Begini,kondisinya saat ini tidak terlalu buruk ia hanya mengalami dehidrasi akibat berada dibawah terik matahari terlalu lama,jadi tak ada yang perlu di khawatirkan
" kata ibu Riska selaku Bidan di Uks.

"Nathasya Caroline? Apa itu benar Acha?" gumam Raka,lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu,dan Rafa masih setia menunggu Nathasya sadar.
Bagaimanapun juga ia tak pernah membenci Nathasya.

Baginya kepergian Nathasya saat itu pasti memiliki alasan tersendiri dan mengenai cerita Alana,Rafa sudah memikirkan hal itu ia tak harus ikut campu dalam urusan keluarga mereka,biarlah itu menjadi urusan mereka tanpa ada campur tangan dirinya.

Nathasya mulai membuka matanya hal,kepalanya masih terasa pusing namun tak terlalu.
Ia melihat Rafa yang sedang duduk memainkan ponselnya,senyum mengembang di kedua sudut bibirnya.

"Kak Afa.." panggil Acha"

"Iya?, eh udah sadar?ada yang sakit? Kamu mau minum ca?" tanya Rafa yang begitu antusias.

DEAR RAFA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang