.
.
.
.
.
.
.Jimin duduk diatas ranjang Yoongi dengan buku pelajaran dipangkuannya,sesekali Jimin akan mencatat beberapa kalimat penting dengan pipi yang ikut digembung kan.
Yoongi menatap Jimin teduh,ia sesekali terkekeh melihat Jimin yang bingung mencari penghapus.Yoongi tidak lupa diam-diam memotret Jimin dan merekam nya.
"Chim apa masih lama?"
"Huh,aniya Hyungie.Hanya kurang 5 bab saja"jawab Jimin enteng
Yoongi membelalakan kedua mata sipitnya
"Hah?5 bab itu masih banyak Chim!"pekik Yoongi
Jimin memandang Yoongi bingung,ia rasa itu Bab yang sedikit
"Ani Hyung,itu sedikit"ucap Jimin enteng
"Astaga kau ini!"
Yoongi terkejut mendengarnya,ia saja dulu hanya sampai 2 bab sudah mengeluh berulang-ulang
"Chim,sudahi dulu belajar nya.Kita makan sekarang"ucap Yoongi
Jimin menggeleng lalu menatap Yoongi hangat
"Shireo Hyungie,Chim ndak lapar"
Yoongi menghela nafas kecil
Srek
"Eh Hyu-"
"Kita makan sekarang!"ucap Yoongi yang tak bisa dibantah Jimin
SKIP
Dimeja makan,kini semuanya sudah berkumpul
Seokjin dengan telaten menata segala menu makanan sederhana yang ia buat,Yoongi membuat minuman dan Jungkook sedang didekap erat oleh Jimin
"Kau ini,sedang manja eoh?"tanya Jungkook sambil menatap Jimin yang sedang mendusel di bahu nya
"Hehe,Chim hanya pengin peluk Kookie Hyung"ucap Jimin
"Aigoo,Kau ini menggemaskan sekali sih"ucap Seokjin mengusak rambut halus Jimin hingga Jimin merona
"Hyung berhenti menggodanya,lihatlah Pipinya memerah"ucap Yoongi santai sambil memandang Jimin dengan senyum tipisnya
Jimin yang mendengar itupun sontak kaget lalu menduselkan lagi wajahnya pada ceruk leher Jungkook
Semua yang menyaksikan Jimin pun tertawa,makan malam pun dimulai dengan sesekali canda tawa
SKIP
Jimin duduk di taman belakang rumah dengan buku kecil berwarna Baby blue
Tangan mungilnya sedang menari diatas kertas putih tersebut sesekali berhenti karena memikirkan apa yang ia tulis
Tulisan rapih dengan beberapa aksen gambar yang sengaja ia buat menghiasi lembar tersebut
"Hari ini pertama kalinya Chim mendapat sebuah kedamaian.Dimana Chim bisa berjalan bebas,dan melakukan hal apapun.Chim senang jika seperti ini,tapi Chim kangen Eomma dan Appa.Apakah di Jepang mereka juga merindukan Chim?ah apa yang Chim harap kan,Chim hanyalah anak pembawa sial.Chim harap ini semua cepat selesai"
Semuanya telah tertulis,kini Jimin menutup buku diary nya.
"Chim rindu eomma dan appa.Apakah Chim benar-benar anak sialan,tapi kenapa mereka membenci Chim.Chim lelah,apa yang harus Chim lakukan.Chim hanyalah anak lemah"gumam Jimin
Huft
Jimin menghela nafasnya,ia memejamkan kedua maniknya dan meresapi nikmat nya angin yang menerpa wajahnya lembut
"Umm,Chim lapar.Apa masih ada makanan yah"gumam Jimin mengingat ini sudah Jam tidur
Jimin melangkahkan kaki mungilnya Memasuki dapur,sesekali ia menggumam lalu berhenti saat suara nya sedikit mengeras
sesampainya didapur,Jimin membuka kulkas mencari bahan makanan.Disana ada Daging dan sayur,saat akan mengambilnya ia berpikir sebentar
"Tak mungkin malam-malam memasak Daging ataupun sayur,itu akan membangunkan Hyungdeul karena suara berisik nya"
Jimin melarikan pandangannya,lalu matanya berbinar melihat sesuatu.
Kimchi
"Ah Chim makan ini saja"ucap Jimin
Ia mengambil Kimchi tersebut lalu membukanya dan meletakan kedalam piring beberapa potong,ia mencari saus untuk melumurinya lagi agar sedikit fresh
Jimin memakan makanannya dengan sedikit nasi,wajahnya terlihat sangat bahagia hanya dengan makanan yang sangat sederhana
"Jiminie"ucap seseorang
Uhuk
Jimin tersedak karena terkejut
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN
Teen FictionKetika kegelapan mata menguasai,Pilih kasih pada anak sendiri hingga pemfitnahan pembunuhan terhadap anak-anaknya. Kesalah pahaman yang membuat kehancuran dalam psikis.Harta menjadi faktor dalam keluarga,memanfaatkan kebaikannya. Hingga hati mem...