.
.
.
.
.
.
.
.Hari ini Jimin melakukan hari-harinya seperti biasa,layaknya seorang pembantu
dimata semua orang yang hanya bisa memandangnya dengan tatapan sendu.Jari jemari mungil itu sedang bermain diatas Tuts piano,duduk dengan tenang sambil memejamkan matanya.Jemari itu terus menari tanpa salah menekan karena ia sudah hafal juga karena ia diajarkan oleh kakaknya yaitu YoongiBibir mungil sedikit pucat itu bersenandung sambil meresapi setiap alunan musik yang ia ciptakan.Tak jauh darinya,3 orang sedang memandangnya tenang tapi akan syarat
Orang itu adalah Namjoon,Hoseok dan Chanyeol.Mereka menyesapi setiap lantunan lagu yang Jimin senandung kan dengan piano yang mengiringi.
"Apa Jimin baik-baik saja?"tanya Chanyeol pelan
"Kau tau?Jimin tidak baik-baik saja.Ia hanya berpura-pura baik demi orang yang ia sayang"ucap Hoseok tak kalah pelan
"Yoongi hyung menceritakannya,tapi tidak semuanya karena aku tau itu masalah keluarga mereka.Taehyung juga menceritakan bagaimana kondisi Jimin akhir-akhir ini.Kalian bisa melihatnya,sekarang senyum yang biasa terpancar apik itu perlahan mulai berganti dengan senyum kepalsuan,fake smile itu yang Jimin perlihatkan"jelas Namjoon dan diangguki keduanya
"Jimin anak yang kuat"ucap Chanyeol
SKIP
"Chim,siapa yang akan menghadiri rapat nanti?"tanya Taehyung sambil merangkul bahu Jimin dan menyuapkan beberapa potong buah apel kedalam mulut mungil itu
Jimin mengunyah apel yang Taehyung beri lalu menelannya dan memandang ke arah Taehyung
"Emm,entahlah.Chim pikir Chim akan masuk keruang rapat saja"ucap Jimin pelan
"Chim,coba kau bujuk eommanim atau abeoji agar mau datang"ucap Taehyung sambil merapihkan poni Jimin yang mengganggu pandangan mata Jimin
Jimin menggelengkan kepalanya lemah
"Chim takut Taetae.Chim Ndak mau dipukul lagi"ucap Jimin
Taehyung memandang sendu Jimin yang menundukkan kepalanya sambil memainkan almamaternya.
"Chim jadilah anak yang lebih kuat lagi,Taetae akan selalu ada disampingmu Chim-chim"ucap Taehyung meyakinkan Jimin
.
.
.
.Jimin sekarang duduk di taman belakang rumahnya dengan surat dari pihak sekolah.Itu surat undangan rapat dan surat pemberitahuan pembayaran sekolah
"Chim yakin,tak akan ada yang akan berangkat.Chim saja yang menghadiri rapat itu seperti yang lalu"gumam Jimin lalu memandang satu surat lagi,surat pemberitahuan pembayaran
Jimin menghela nafasnya lalu mengambil ponselnya disaku dan mengecek sesuatu
"Tabungan Chim di Bank lumayan untuk membayar,dan untuk yang lainnya untung sudah disimpan.Jaga-jaga jika butuh sesuatu"ucap Jimin lalu menyimpan lagi ponselnya
Tap
Tap
Tap
"Jiminie"suara lembut itu mengalun indah ditelinga Jimin
Jimin menolehkan kepalanya setelah menyembunyikan surat pemberitahuan pembayaran itu didalam sakunya lalu memberikan senyumnya
"Kookie Hyung"ucap Jimin
Jungkook menghampiri Jimin dan duduk disampingnya dongsaeng manisnya
"Surat apa itu?"tanya Jungkook setelah melihat sesuatu yang Jimin pegang
"Oh bukan apa-apa"jawab Jimin
Jungkook menarik pelan surat itu dan membukanya lalu membacanya dengan seksama
"Undangan rapat?besok?"tanya Jungkook diangguki Jimin
"Siapa yang akan datang?"ucap Jungkook hati-hati
"Chim akan ikut rapat Hyungie"kata Jimin
"Hyu-"ucapan Jungkook terpotong karena seruan seseorang
"Jangan coba-coba menghadirinya Jungkook"ucapan dingin itu mengalun tenang bersamaan Jimin yang menunduk takut
"Appa tap-"
"Tak ada tapi-tapian.Masuk kekamar sekarang"ucap Tn.Kim tegas
Jungkook menghela nafasnya pasrah lalu meninggalkan Jimin bersama appanya yang tak adil itu
Tn.Kim menatap Jimin sinis lalu menuju kearah Jimin yang bergetar takut
"Jangan harap ada yang akan mengahadiri acara itu SIALAN"tekan Tn.Kim diakhir kalimat lalu meninggalkan Jimin yang terjatuh karena sebelum pergi Tn.Kim mendorong Jimin sampai Jimin kehilangan keseimbangan tubuhnya
Tn.Kim berjalan santai kedalam rumahnya meninggalkan Jimin yang menangis dalam kebisuan.Jimin menangisi dirinya yang menyedihkan.
Disisi lain orang itu memandang Jimin yang masih tak beranjak dari jatuhnya,wajah yang dulunya bersinar itu kini telah redup dengan air mata yang beranak sungai dan membanjiri pipi chubby itu.
Bahu sempit yang bergetar hebat dengan bibir yang digigit kuat guna meredam tangisnya.Orang itu hanya memandang,tapi didalam pikirannya ia sedang berperang dengan sesuatu yang terasa mengganjal
"Apa yang sebenarnya terjadi?" gumamnya
Orang itu meninggalkan Jimin yang terus menangis dengan sesekali Isak tangis yang terdengar
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN
Teen FictionKetika kegelapan mata menguasai,Pilih kasih pada anak sendiri hingga pemfitnahan pembunuhan terhadap anak-anaknya. Kesalah pahaman yang membuat kehancuran dalam psikis.Harta menjadi faktor dalam keluarga,memanfaatkan kebaikannya. Hingga hati mem...