Tangis perih yang ia rasakan,lebih sakit dibandingkan dengan pukulan yang ia terima dari ayahnya.
Pikirannya melayang pada kejadian dimana dengan bodohnya setelah ia mendapat kekerasan,ia terus saja memaafkan-Nya.pembelaan yang ia terima dari para Hyung dan temannya hanya ditanggapi dengan senyum(sulit diartikan).
Hingga cahaya membuatnya tersadar dari ketersiksaan ini.Tidak ada lagi anak penurut,lugu,lucu dan hangat lagi bersamaan dengan orang-orang yang selalu bersamanya.
Hatinya mengeras mengingat ia telah kehilangan sosok yang paling ia sayang selain keluarga -ralat- saudaranya sendiri.
Tangisnya ia tumpahkan,sebisa agar dikemudian hari ia tidak akan menangisi hal bodoh ini.¤KIM HOUSE¤
Matahari telah memunculkan sinarnya,harum embunnya membuat siapa saja merasa lebih segar.Semua orang bahkan akan memilih untuk tidur berlama-lama hingga siang karena ini hari minggu.Bermalas-malasan ataupun hanya sekedar menonton Televisi bersama keluarga,menikmati kehangatan dengan salju yang terus menuruni Bumi hingga menutupi jalanan dan yang lainnya.
Tapi ini adalah hanya sebuah angan-angan saja bagi namja manis dengan pipi chubby-nya.ia Jimin,Kim Jimin anak ketiga dari keluarga Kim.
Pagi-pagi sekali ia telah dibuat mondar-mandir dengan pekerjaan rumahnya,seperti mengepel,mencuci piring,baju,memasak dan lain-lain.Kaki mungilnya berjalan kearah dapur dengan membawa seember air bekas mengepel lantai,Jimin sedikit bersenandung kecil.
"Huft,capek sekali"ucap Jimin sambil menyeka keringat yang menuruni dahinya.
"Sebaiknya Jimin masak apa yah?hmm nasi goreng kimchi dan omelet?tidak buruk.semoga eomma dan appa suka"kata Jimin.
Kakinya melangkah kearah kulkas dan mengambil bahan-bahan masakkannya.
10 menit berlalu,nasi gorengnya telah selesai dan sekarang Jimin sedang mengocok telur yang akan dibuat omelet.Setelahnya Jimin menyiapkan minyak diatas teflon dan menyalakan kompor.sambil menunggu minyak panas,Jimin bersenandung dan sedikit memijit pundaknya yang sedikit(sangat) pegal.
TAP
TAP
TAP
Derap langkah menuruni tangga terdengar ditelinga Jimin.Jimin mengalihkan atensinya ke arah seseorang tersebut.Senyum manis terpatri dibibirnya ketika melihat siapa orang itu.
Kim SeokJin,Hyung tertua dan sangat penyayang.Jin yang melihat Jimin tersenyum pun membalasnya dengan senyum yang tak kalah cerahnya.
"Pagi Jin hyung"sapa Jimin
"Pagi juga Chim"balas Jin,ia mengusak surai pink Jimin yang selembut kapas.
"Ah Chim harus masak,hyung duduklah"ucap Jimin lalu membalikkan tubuhnya menghadap ke kompor.
"Hyung akan bantu"sela Jin
Jimin terdiam memikirkan kali ini apa yang akan terjadi jika ia membiarkan Jin membantunya.
"Aniya hyung.Hyung duduklah,Chim bisa sendiri"ucap Jimin sambil merebut mangkuk telur yang tadi direbut Jin.
"Hyung akan tetap bantu.Chim siapkan sarapan yang sudah selesai,biar ini hyung yang kerjakan.Tidak ada penolakkan atau hyung akan marah padamu"ucap Jin panjang lebar.
Jimin yang mendengar itupun hanya bisa mendesah pasrah akan perintah dari Jin,ia siap akan apa yang nantinya bisa membuat dirinya terkena masalah.
Jimin selesai dengan pekerjaannya,hanya menunggu Jin yang sedang mematangkan Omelet.Ia dan Jin sesekali bercerita,Jimin terlihat antusias saat bercerita tentang kesehariannya bersama Taehyung disekolah.walaupun sikap teman-ralat- musuh yang tidak dianggap oleh Jimin sendiri selalu membully-nya setiap waktu saat Jimin tidak bersama Taehyung.
Jimin ingin sekali bercerita tentang dirinya yang selalu diperlakukan secara tidak adil kepada Jin dan Hyung yang lain,tapi ia masih ingat jika disini tidak ada ia dan hyung maupun dongsaengnya saja melainkan ada eomma dan appa-nya yang tidak memberinya kasih sayang seperti saudaranya yang lain.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
ANNYEONG♥JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA JANGAN CUMA BACA
PAI PAI
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN
Teen FictionKetika kegelapan mata menguasai,Pilih kasih pada anak sendiri hingga pemfitnahan pembunuhan terhadap anak-anaknya. Kesalah pahaman yang membuat kehancuran dalam psikis.Harta menjadi faktor dalam keluarga,memanfaatkan kebaikannya. Hingga hati mem...