.
.
.
.
.
.
.
PAIN
.
.
.
.
.
.
.Helaan nafas terdengar lirih dari belah bibir namja mungil.Tubuh itu hanya terbalut dengan T-shirt yang tipis
Jimin memandang ke depan dengan tatapan yang sulit dijelaskan,pikirannya kini melayang entah kemana tapi,yang pasti Jimin sekarang dalam keadaan yang tidak bisa dibilang baik-baik saja
"Chim"
Jimin menoleh kepada sumber suara dan menemukan sosok namja berbahu lebar
"Ah Seokjin Hyung"
"Sedang apa hmm?"
Jimin mengisyaratkan Seokjin untuk duduk disampingnya
"Hanya umm,merindukan rumah" Jimin menekankan suaranya saat diakhir kata
Alis Seokjin mengerut,ia tak suka dengan apa yang Jimin katakan
"Jangan berpikiran untuk kembali kerumah itu" Seokjin berucap dengan dingin pada Jimin
"H-hyung"
"Masuk,sekarang sudah malam.Kau harus tidur" Seokjin meninggalkan Jimin yang sekarang tertunduk sedih
Hiks hiks
"Mian hiks mianhae"
Tangis Jimin tak bisa ditahan,ia semakin dalam menundukkan kepalanya.Kakinya ia bawa keatas kursi dan memeluknya serta menyembunyikan wajahnya diantara lututnya
"Mianhae Hyung hiks,Chim tidak bermaksud begitu hiks hiks"
"Jimin"
Jimin tergugu dalam tangisnya,lalu menangis lagi dengan pilu
"Jim,berhenti menangis"
Suara itu tidak berhasil membuat tangis Jimin berhenti
"Jimin,kumohon"
"Hiks hiks Chris hiks"
Christian berbicara dengan Jimin melalui batin,jika orang lain melihatnya pasti sudah mengira Jimin gila karena berbicara sendiri tanpa ada yang bertanya
"Chris a-aku membuat Seokjin hyung marah hiks,ba-bagaimana ini hiks"
"Sst tenang Jim,sekarang berhenti menangis,kau sama saja menyakitiku.tenangkan dirimu terlebih dahulu lalu aku akan membantumu untuk meminta maaf" Christian mencoba membujuk Jimin
Didalam diri Jimin,Christian berdiri ditengah kegelapan sambil berbicara dan melihat kedepannya.Christian bisa melihat semua yang Jimin lihat,bisa merasakan apa yang Jimin rasakan,dan ia bisa tau apa yang terjadi dengan Jimin.Christian juga ikut andil dalam merasakan sakit saat Jimin di siksa,bedanya Christian lebih bisa menahan air mata nya saat merasakan Jimin menangis,tapi untuk emosi ia akan melampiaskannya pada dirinya sendiri walau ia tau itu akan membuat Jimin tiba-tiba merasa lelah
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN
Fiksi RemajaKetika kegelapan mata menguasai,Pilih kasih pada anak sendiri hingga pemfitnahan pembunuhan terhadap anak-anaknya. Kesalah pahaman yang membuat kehancuran dalam psikis.Harta menjadi faktor dalam keluarga,memanfaatkan kebaikannya. Hingga hati mem...