-> Tidak Nanti, Tidak Lagi <-

1.1K 172 7
                                    

***
DRARRY
***
Semua Tokoh milik Mom J.K. Rowling
Maaf untuk Saltik dan Ejaan yang keliru
***
Sudah bahagia kan?


.
.

.
.

.
.

.
.

.
.

Rombongan penyelamat Harry masih tertahan di dekat hutan buatan universitas Hogwarts. Masalahnya adalah,

"Kontrak kerja sama kami bersama Regulus sudah berakhir," ujar anak buahnya. Kreacher bersedekap di samping orang itu membenarkan.

"Kontrak itu bisa langsung terputus jika Regulus meninggal, dia tidak memberikan warisan kerja sama dengan kalian. Jadi kami rasa sudah saatnya kami tidak lagi terlibat dengan urusan kalian."

Remus berusaha melobi mereka, jika anak buah Regulus mundur dari sini mereka akan kalah jumlah.

"Tapi ini perang kita bersama, kalian harus membantu kami," pinta Remus, Severus mengatupkan rahangnya rapat-rapat.

"Sayang sekali, Pak. Tugas kami selesai," dengan begitu mereka pergi, namun Kreacher tetap berdiri di samping jenazah Regulus.

"Yang mereka katakan benar, mereka semua hanya mendapat kontrak demikian dari Regulus. Tidak ada yang bisa kalian perbuat untuk meminta bantuan dari mereka, dari awal ini bukan perang mereka. Mereka hanyalah orang-orang yang direkrut oleh Regulus untuk membantunya, itupun selama Regulus bernyawa," jelas Kreacher dengan suaranya yang berat.

Sirius hanya terduduk kaku tidak jauh dari mereka, memandang jasad adiknya yang berada di tengah orang-orang yang berdebat mendiskusikan tindakan selanjutnya. Harry masih pingsan tidak jauh dari tempatnya, napas anak baptisnya itu nampak pendek-pendek. Draco dan Hermione memangkunya agar posisinya baik.

Sirius tidak menyangka akan begini kejadiannya. Adiknya sungguh mati di depan matanya, mati yang bukan lagi pura-pura. Hatinya berdenyut sakit, kebencian itu menguap entah kemana. Beban penyesalan semakin berat ditanggungnya.

Severus memandangnya sekilas, tatapan mereka bertemu. Jelas sekali di wajah Severus menyimpan kemarahan, kesedihan dan kekecewaan. Tapi Sirius bahkan tak mampu mengucapkan sepatah katapun, untuk memperbaiki keadaan. Yang ada, mungkin dia akan memperkeruhnya.

Remus benar, dia sebaiknya diam saja. Seandainya tadi dia menyerang sesuai rencana, mungkin tidak akan banyak nyawa melayang dari pihak mereka. Hah! Seandainya, ciri khas kata para pecundang saat mulai menyesali perbuatannya.

"Sebaiknya kita segera pergi dari sini," kata Theo menengahi, "Mobil penjemput sudah siap di tengah hutan."

"Kemana tujuan kita?" tanya Hermione.

"Rumah Luna, letaknya di luar kota. Di sana tempat yang aman dan jarang diketahui pihak musuh," jawab Draco.

Semua orang mengangguk dan bersiap untuk berangkat.

Sirius masih terdiam memandang adiknya. Kreacher yang mengerti maksud tatapan itu bersuara.

"Aku akan mengikuti kalian, biar jasad Regulus aku yang membawanya," katanya, "walaupun anak buahku tersisa dua orang," lanjutnya mengangkat bahu menatap dua orang yang berdiri tidak jauh dari mereka.

[DRARRY//FANFICT] Hanya Sebuah Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang