-> Keputusan <-

1.3K 206 13
                                    

***
DRARRY
***
Semua Tokoh milik Mom J.K. Rowling
- Maaf untuk Saltik dan Ejaan yang keliru -
***
Hayooo pengen nampol authornya gak nih? Gara-gara adegan Drarry nya dikit banget ("-.-)

.
.
Hmm.. cek akun bebebku yok ravelovegoodd dia baru nulis ff Drarry ♡ semoga suka ama ceritanya ♡♡
.
.
.
.
.
Santuy yoo~

.
.
.
.


Harry masih termenung di tempat tidurnya. Masih terlalu pagi untuk beranjak, lagi pula hari ini dia sangat tidak berminat melakukan apa-apa. Tapi semakin dia diam, bayangan Draco Malfoy semakin mengisi kepalanya. Harusnya mudah untuk tidak mengingat-ingat si Pirang itu karena mereka tidak bisa dibilang dekat, pikirnya. Tapi, Harry kembali mengingat-ingat beberapa hari belakangan dia juga terlalu ingin tahu pada si Pirang, hal ini ternyata terlalu berdampak pada alam bawah sadarnya.

"Aku tidak ingin memikirkannya lagi, mungkin Sirius benar, mungkin seharusnya aku tidak terlalu dekat dengan Malfoy," kata Harry pada dirinya sendiri.

Tapi Harry tidak ingin melupakan Draco Malfoy, bukan berarti sekarang Harry adalah bagian fans fanatik dari si Pirang. Harry hanya teringat sebuah kalimat kurang lebih bunyinya seperti ini, 'Semakin kita berusaha melupakan seseorang, semakin orang itu akan mengangganggu pikiran kita.' Kurang lebih begitulah.

Harry bangkit mengambil buku sketsanya, melihat-lihat gambar di dalamnya lebih baik daripada membayang-bayangkan Draco Malfoy. Harry mengingat-ingat hari dimana dia menggambarnya, mengenang hari-harinya yang dulunya sangat keterlaluan.
Harry menatap lama gambar Sirius dan Remus, dua pria itu sudah terlalu banyak berkorban bagi Harry, jangan lupa didikan mereka juga pasi mempengaruhi pertumbuhan Harry.

"Pendidikan yang tinggi, gelar yang banyak rasanya percuma saja jika aku tetap membuat mereka sibuk memikirkanku. Mereka harusnya bisa bahagia, mereka harusnya sekarang sudah bebas dari mengasuh anak kecil."

Sebuah keputusan mendadak timbul, sambil mengenang tahun-tahunnya menjadi anak yang nakal, Harry memutuskan untuk pergi. Ya, pergi lebih baik. Pergi jauh dari kota ini, membebaskan Sirius dan Remus dari tugas mengawasi dirinya dan yang terpenting dia tidak akan peduli lagi dengan kehadiran Malfoy.

Dia bisa pergi ke Prancis, Jerman, Swedia atau mungkin ke Amerika di sana dia bisa mencari kerja di Los Angeles, salah satu kota yang digemarinya karena merupakan salah satu pusat aktor dan aktris dunia.

Harry termenung, lembaran buku sketsanya sampai pada gambar Hermione, Harry menjadi berat melaksanakan rencananya. Jika dia pergi, dia juga akan berpisah dengan Hermione. Sulit menemukan gadis seperti Hermione, yang mengerti dirinya, yang bisa paham luar dalam dirinya, yang tetap menerimanya sebagai teman walaupun Harry dulunya nakal.

Harry berhenti membuka lembaran terakhir, di sana ada gambar Draco Malfoy. Kenapa semuanya tiba-tiba menjadi rumit, padahal awalnya dia hanya tidak sengaja bertemu si Selebriti kelas kakap. Kenapa semuanya semakin mengerikan, seakan ancaman dimana-mana. Kutukan macam apa ini. Harry akhirnya membuka lembar terakhir bukunya, di sana gambar Draco tersenyum ke arahnya sebelum naik taxi, Ingatan itu sangat segar. Rasanya Draco sedang benar-benar di hadapannya kembali tersenyum seperti itu.

Senyuman yang sangat manis.

Harry menggelengkan kepalanya cepat, apa yang baru saja kau pikirkan Harry. Draco tentu saja memilki senyuman manis, itu salah satu modalnya menjadi artis. Harry menutup buku sketsanya dan kembali bersandar di tempat tidurnya.

[DRARRY//FANFICT] Hanya Sebuah Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang