Seungwoo sedang memilih miih barang yang di tawarkan oleh kakek tua yang baru saja ia tolong tadi, sebenarnya Seungwoo tulus menolongnya tapi kakek ini memaksanya memilih salah satu barang miliknya
Seungwoo mengambil pensil dari keranjang kaket tua tadi "Kakek aku ambil pensil ini saja"
"Pilihan yang bagus anak muda" Kakek tersebut kemudian merapihkan keranjangnya
"Ter- Hah kemana kakek itu pergi " Seungwoo mencari keberadaan kakek tersebut namum hasilnya nihil, ia kembali ke dalam mobilnya ingin segera sampai ke apartemennya untuk melepas penat
Sepuluh menit kemudian Seungwoo sampai di apartemennya, ia segera melucuti semua pakaiannya lalu melilitkan handuk putih di pinggangnya dan memasuki kamar mandi
Setelah selesai membersihkan tubuhnya dan memakai baju, Seungwoo rupanya masih terjaga ia teringat pada pensil yang ia pilih tadi
Ia mengeluarkan pensil tersebut dari tas nya "Aku melukis sajalah mungkin dengan melukis aku akan segera mengantuk"
Seungwoo menyiapkan peralatan lukisnya dan mulai membuat sebuah sketsa siluet seorang pemuda dengan bando telinga kelinci di kepalanya
"Heol Seungwoo lukisan macam apa ini, mengapa kau melukis seperti ini hahaha" Seungwoo tertawa sendiri melihat hasil lukisannya yang menurutnya aneh
HOAMM
Rupanya rasa kantuk sudah menyerangnya, ia meletakkan pensil dan hasil lukisannya di atas meja blelajarnya lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur king size nya dan segera menjemput alam mimpinya
.
.
.
.
.
.
.
Matahari di luar sana mulai meninggi dan Seungwoo masih tertidur lelap dalam balutan selimutnya, Tapi bunyi bunyian dari arah dapur membuat tidur tampannya terganggu
"Arghh bunyi apa itu" Seungwoo dengan gaya khas orang baru bangun tidur dan rambutnya yang berantakan berjalan menuju dapur
Dan...
"Si-siapa kau ?" Tanya Seungwoo pada seseorang yang sedang memasak di dapurnya
Pemuda itu membalikkan tubuhnya dan Seungwoo tak bisa mengontrolnya mulutnya yang sudah terbuka lebar, sosok di depannya begitu menggoda, pakaian maid hitam putih, bando telinga kelinci, tubuh yang ramping dan putih bersih, rambut hitam legam, tatapan mata yang polos dan menggoda di saat yang bersamaan
"Tuan sudah bangun ?" Suara pemuda itu pun menyadarkannya dari fantasi liarnya
"Kau sedang apa di apartemenku, aku tidak mengenalmu"