Pagi menyambut dengan cerah. Seperti pagi pada umumnya. Seungyoun mengawali paginya dengan menyiapkan segala keperluan suaminya sebelum berangkat kerja.
Menyiapkan air hangat, memilih setelan yang bagus untuk dipakai dan juga secangkir kopi yang masih mengepulkan asap
Setelah dirasa cukup, Pemuda yang dianugerahi paras cantik dan manis dengan helai panjang berwarna cokelat madu tersebut melangkahkan kakinya menaiki tangga. Menuju kamar untuk membangunkan sang suami tercinta.
Seungyoun menyembulkan kepalanya dan seketika tersenyum melihat pujaan hati masih terbuai di alam mimpi. Ia mendekatinya dan tanpa basa-basi menidurkan tubuhnya di samping suaminya dan masuk ke dalam dekapan hangat.
Pemuda itu tersenyum saat merasakan pelukan di pinggangnya mengerat dengan paras sang suami yang mendekatinya. Menciumi pipinya tembam nya. Seungyoun terkekeh geli.
"Kak woo~ bangun. Sudah pagi," bisiknya pelan di telinga.
Han Seungwoo-sang suami- menggeliatkan badan pelan sebelum mempererat pelukannya. Membawa istrinya ke dalam dekapan hangatnya. Lelaki berparas tampan itu menyerukkan wajahnya di leher jenjang Seungyoun, membuat Seungyoun menggeliat karena terpaan nafas hangat Seungwoo membuatnya geli.
"Kak woo~"
"Sebentar lagi, baby," jawabnya dengan suara serak khas bangun tidur. Dan Seungyoun akui, ia sangat suka mendengar suara Seungwoo saat bangun tidur. Terdengar manly dan seksi di telinganya. Apalagi saat mendengar untaian kata cinta yang keluar dari bibir tipis itu. Rasanya sangat membahagiakan.
"Kak, ini sudah siang. Ayo bangun, nanti kak woo terlambat kerja." Seungyoun berucap halus dengan jemari yang mengelus belakang kepala Seungwoo sayang. Seungwoo membalasnya dengan menghujami leher Seungyoun dengan ciuman yang bertubi-tubi.
"Aku CEO, sayang. Jam berapapun aku datang tidak akan ada yang mempermasalahkannya." Seungyoun mencibir.
"Dasar sombong." Seungwoo terkekeh pelan. Istrinya ini memang sangat menggemaskan.
"Baiklah aku akan bangun, tapi aku minta jatah morning kiss ku dulu baby." Seungwoo menindih Seungyoun dengan bibir yang dimajukan. Bersiap menyerang sang istri lucu nya. Seungyoun menyentil bibir Seungwoo dan mendorong tubuh di atasnya pelan.
"Tidak mau. Sana mandi, ini sudah siang." Seungyoun bangun dan terduduk di tepi ranjang berkain satin itu dan bersiap pergi.
"Baby kau tau keinginanku akan selalu terwujud dan kau tidak bisa menolaknya." Seungwoo menarik tangan halus Seungyoun dan membantingnya ke ranjang dengan selimut putih yang menutupi.
Di bawah selimut putih itu mereka berbagi ciuman penuh kasih.
.
.
.
.
.
.