Sejak Seungwoo menikahi Seungyoun, Seungwoo benar-benar merasa sedang bermain petak umpet dengan malaikat pencabut nyawa.
.
.
.
Seungwoo memijat lehernya pelan, pekerjaan benar-benar membuatnya hampir mati kelelahan. Seungwoo memaksakan diri untuk menyelesaikan pekerjaannya di kantor agar dapat menemani istrinya yang tengah hamil di rumah.
Seungwoo menarik nafas dalam kemudian mengeluarkannya perlahan, Ia memutar knop pintu rumahnya pelan sebelum membuka pintu kayu tersebut.
"Aku pulang!" Teriak Seungwoo.
Namun tak ada balasan dari makhluk mungil kesanyangannya itu, jadi Seungwoo memutuskan untuk masuk sebelum membuka sepatunya dan menempatkannya di rak sepatu.
Seungwoo menapakkan kakinya dengan hati-hati, Kemudian melompati keset kaki yang di letakkan di dekat tangga pendek,
Terakhir kali Seungwoo menginjak keset itu dia harus rela kakinya berdarah, karena istri tersayangnya menaruh banyak paku payung di bawah keset
"Seungyounie kau dimana?" teriak Seungwoo lagi namun tetap tidak ada jawaban.
Namun tak lama seorang pemua mungil dengan perut buncit berjalan menghampiri Seungyoun dengan semangkuk sup rumput laut kesukaan Seungwoo.
"Ahh suami youn sudah pulang ternyata?" ucap Seungyoun kemudian tersenyum manis
Seungwoo hanya mengangguk pelan kemudian menatap mangkok yang dibawa Seungyoun
Seungyoun mengikuti arah pandangan Seungwoo
"Kak woo ingin mencobanya?" Tanya Seungyoun kemudian menyodorkan mangkok tersebut kearah Seungwoo
Seungwoo mengambil sendok yang ada di mangok sebelum menyendok sedikit kuah sup yang masih panas itu.
Seungyoun memandang Seungwoo dengan wajah penuh harap
"Bagaimana kak?"
Seungwoo belum menelan kuah sup itu karena lidahnya sudah terasa terbakar duluan, jadi dia memuntahkannya.
"Bahan spesial apa lagi yang kau tambahkan dalam masakanmu sayang?" tanya Seungwoo kemudian mengelap lidahnya dengan lengan bajunya.
Seungyoun memandang Seungwoo kecewa "Tidak enak ya kak? Padahal youn hanya menambahkan sedikit sianida di dalamnya" ucap Seungyoun dengan wajah sedih jangan lupa bibir nya yang ter pout lucu
Seungwoo tersenyum berat saat mengetahui bahan rahasia yang istrinya masukkan kedalam sup buatannya.
"Supmu sangat enak sayang, hanya saja lain kali kau tidak perlu menambahkan sianida, Bahan itu bisa merusak rasa masakanmu." Ucap Seungwoo lembut, kemudian mengelus kepala Seungyoun dengan sayang.
Seungyou mengangguk patuh. "Okay lain kali youn akan ketoko bagunan saja, Youn rasa toko kimia tidak menyediakan bahan yang memuaskan."
Seungwoo menghembuskan nafas "Aku akan mandi terlebih dahulu, kemudian tidur. Kau tidak perlu menyediakan makan malam karena aku sudah sangat kenyang karena melihatmu."
Seungwoo mencium kening serta perut buncit Seungyoun kemudian melangkah kearah kamar mandi.
"Youn sudah menyiapkan air panas untuk kak woo" ucap Seungyoun
Seungwoo berbalik kemudian tersenyum senang. "Terimakasih istri rubah ku"
Seungyoun balas tersenyum. "Tidak perlu sungkan suamiku"
Seungyoun membuang sup buatannya ketempat sampah. Hari ini dia kembali gagal untuk membunuh pria itu.
Entah kenapa Seungwoo benar-benar licin seperti belut
Ini bukan kali pertama Seungyoun ingin mencelakai Seungwoo. Sejak Seungyoun resmi menyandang marga Han, Pemuda manis itu sudah melakukan ribuan rencana pembunuhan untuk Seungwoo
Karena hanya dengan satu alasan Seungyoun bisa sangat membenci Han seungwoo
"HAN SEUNGYOUN SUDAH KUBILANG UNTUK TIDAK MELETAKKAN BARANG ELEKTRONIK YANG MENYALA KEDALAM AIR, KAU BISA SAJA TERSETRUM SAYANG!" Teriak Seungwoo dari dalam kamar mandi.
"Eungg youn tidak sengaja menjatuhkan hairdryer yang masih tercolok ke bak mandi Kak woo."
"Aku hampir mati tersetrum, asal kau tau!" Teriak Seungwoo lagi
"Mendengar kak woo teriak saja youn sudah tau kalau kakak masih hidup. Youn kecewa asal kakak tau" Teriak Seungyoun membalas
"Aku sudah tau. Maaf mengecewakanmu sayang."
"Tidak masalah, Youn akan melakukannya lagi lain kali."
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seungyoun tengah tiduran di atas ranjang, menunggu Seungwoo selesai dari mandinya. Ia membaca beberapa buku novel yang akan menjadi inspirasinya
"Sedang membaca apa?" tanya Seungwoo kemudian ikut berbaring disamping Seungyoun
"Buku" Jawab Seungyoun singkat.
"Mencari isprirasi untuk membunuhku lagi?"
Seungyoun menutup buku yang dia baca kemudian meletakkannya di nakas.
"He'em, Youn sudah menemukan beberapa cara baru."
Seungwoo hanya tersenyum gemas, kemudian menarik Seungyoun dalam pelukannya.
"Kenapa kau ingin sekali membunuhku sih?"
Seungyoun menyamankan posisinya di dada Seungwoo "Youn hanya ingin kak woo menemui kedua orang tuaku dan minta maaf pada mereka."
"Mereka sudah mati Seungyounie."
"Maka dari itu kau juga harus mati."
"Bagaimana caranya agar kau bisa memaafkanku?"
"Tidak ada, kau sudah membunuh mereka jadi kau juga harus mati."
"Mereka ingin memisahkan kita."
"TAPI KAU TAK PERLU MEMBUNUH KEDUA ORANG TUAKU BRENGSEK!" Seungyoun menangis dalam pelukan Seungwoo
Ia mencintai Pria itu, Sungguh!!
Namun rasa bencinya sudah lebih besar dari rasa cintanya.
"Asal kau tau, aku bahkan bisa melawan Tuhan, Jika Ia ingin memisahkan kita" bisik Seungwoo kemudian mencium kening Seungyoun lama
"Aku membencimu" lirih Seungyoun
"Aku juga sangat mencintaimu" Balas Seungwoo
End.