Wendy duduk manis disofa ruang keluarga, ia sudah rapih dengan tas selempang kecilnya yang menambah keimutan gayanya, berkali-kali wendy menatap tampilannya, perutnya yang berlipat sudah sedikit susut karena wendy hanya makan sedikit tadi pagi, pipinya yang chuaby diberikan polesan merah mudah dan jangan lupa sweeter brown elegannya menutupi tubuh berisinya.
Sudah dua jam chanyeol tak tampak juga, bahkan telponnya tak diangkat, hari ini wendy dan chanyeol berjanji untuk membeli pakaian persiapan untuk acara ulang tahun perusahaan, memikirkan nya wendy sudah sangat bahagia bagaimana nanti chanyeol memperkenalkannya sebagai istri dari seorang park chanyeol.
Wendy mulai gelisah, perasaan tidak menentu menghampirinya, ia takut terjadi sesuatu dengan chanyeol, wendy menekan sebuah nomor kepercayaannya.
"bisa carikan aku dimana chanyeol berada sekarang? ".
Wendy menutup ponselnya, beberapa menit kemudian sebuah pesan masuk membuat wendy tidak tahan untuk segera beranjak pergi.
Wendy baru saja turun dari dalam mobil, hari ini entah keberanian dari mana wendy membawa sendiri mobilnya, semua ketakutan kini menumpuk dikepalanya.
"selamat datang nyonya", sambut seorang pelayan yang menjaga villa tersebut.
Villa tersebut adalah villa yang dibelikan oleh wendy sebagai hadiah pernikahan untuk chanyeol, wendy mengenal dengan baik para penjaga dan pelayan divilla tersebut karena wendy lah yang mencarinya sendiri untuk mengurus villa suaminya.
"wendy memperhatikan mobil yang terparkir dihalaman, ia sangat mengenal pemilik mobil tersebut siapa lagi kalau bukan chanyeol.
"apa chanyeol ada didalam? ", tanya wendy.
" mmm itu nyonya mmm", pelayan berjenis kelamin laki-laki tersebut gugup seperti sedang tertangkap basah melakukan kesalahan.
"aku tahu chanyeol disini, jadi menyingkirlah aku ingin bertemu dengan suamiku", wendy memerintahkan pelayan tersebut untuk memberikannya jalan untuk masuk.
Desiran angin panas seakan memberi tahu wendy bahwa kemana ia harus melangkah, menyusuri tangga pakaian dan sepatu berserekan dianak tangga, kakinya seolah menuntunnya menuju kamar utama yang berada dilantai atas. Tepat didepan sebuah kamar dengan pintu yang tidak tertutup rapat terlihatlah orang yang ia tunggu dan juga seorang wanita penghianat yang wendy benci.
Irene sedang memeluk chanyeol dengan hanya menggunakan pakaian dalam, jalang memang itulah sifat asli dari seorang irene menggoda laki-laki beristri yang ia klaim sebagai kekasihnya, chanyeol laki-laki yang tak kalah bejatnya mulai membuka satu persatu kancing kemejanya.
"apa si bodoh itu sudah memberitahumu? ". Irene membantu chanyeol melepaskan kemejanya.
" maksudmu? ",tanya chanyeol.
"ckk, istri polos mu itu chanyeol".
"memberitahu apa? ". Chanyeol bingung dengan pertanyaan irene.
" sudahlah, aku tidak ingin membahas wanita bodoh itu".
"irene sudah beberapa kali aku mengatakannya", belum sempat melanjutkan kata-kata nya bibir chanyeol dikecup oleh irene lalu dihemlaskan tubuhnya ketempat tidur dengan irene yang kini berada diatasnya.
"katakan kau tidak mungkin menyukai wanita itu, bahkan tubuhku lebih menggoda dibandingkan dirinya, kau tidak boleh membelanya karena kau kekasihku", irene menatap tajam chanyeol yang ada dibawahnya.
"iiiyaa tentu saja, siapa juga yang tertarik dengan wanita bertubuh gemuk dan naif sepertinya", chanyeol membela diri, dalam hati nya ia merutuki perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wendy
RomansaSemua berawal dari balas dendam, sebuah perasaan yang suci menjadi ternodai, gadis polos tak berdosa dengan hati putih nya begitu rapuh hingga suatu hari menyatakan dirinya telah mati, hatinya telah berbatu tak ada lagi rasa kasihan, berjuang dengan...