11

440 84 41
                                    


Jika saja darah tidak lebih kental dari air, chanyeol bersumpah akan segera melenyapakan manusia dihadapannya, kebencian dan segala kesensaran yang ia hadapi selama ini berasal dari laki-laki paruh baya yang dengan santai menopang kaki dengan angkuh didepannya.

"sangat jarang sekali ayah menatapmu secara langsung seperti ini".

"ayah katanya", chanyeol menertawakan laki-laki dihadapannya.

Chanyeol melemparkan seamplop uang keatas meja yang disambut wajah bahagia dan cerah oleh ayahnya, membuka dan mengecek amplop tersebut.

"tumben sekali kau memberikan ayah uang tanpa ayah memintanya terlebih dahulu, dan wow ini banyak sekali, apa kau mulai sadar betapa berjasanya ayah untukmu?".

Chanyeol menaikkan sebelah alisnya, rasanya saat ini chanyeol ingin tertawa terbahak-bahak, tidak tahukah bahwa dia hanya benalu yang tidak ingin chanyeol temui, jika saja chanyeol bisa memilih siapa yang ingin dijadikan orang tua tentu saja laki-lak tersebut tidak akan pernah masuk dalam pilihannya.

"jangan muncul dihadapanku atau berhubungan dan menemui orang terdekatku". Ucap chanyeol datar.

"kenapa?", kau malu mempunyai ayah seorang mantan napi dan pengangguran sepertiku?".

"aku tidak ingin berdebat hal yang tidak penting, aku harap kau mengerti dengan apa yang aku katakan", chanyeol bangkit mengancingkan jasnya hendak pergi lalu selanjutnya ia terdiam ketika laki-laki dihadapannya mengeluarkan sebuah kata-kata yang membingungkan.

"suatu hari jika kau memerlukan sebuah penjelasan, ya saat itu kau akan mencariku, dunia ini kejam chanyeol anakku, ada banyak musuh disekelilingmu, ada banyak kebohongan dan kemunafikan yang secara tidak sengaja kau telan, kau itu pintar tapi sayangnya kau mudah diperdayai".

"jangan pernah mencoba menasehatiku, kau bukan dalam posisi sebagai orang yang bisa memberikan nasehat dan juga saran untuk siapapun".

Laki-laki paruh baya itu hanya tersenyum lalu menyesap kopi dihadpannya.

"wanita itu, memang seorang ahli dalam memainkan perannya, tidak heran dia bisa menjadi seorang artis yang terkenal sekarang".

Chanyeol tidak lagi mau mendengarkan perkataan ayahnya, ia sudah tidak mau tahu apapun dari mulut laki-laki tersebut, berdekatan dengan ayahnya membuat tensi seakan tiba-tiba naik, ia memutuskan pergi tanpa menghiraukan lagi perkataan ayahnya.




Sudah dua jam chanyeol duduk didepan komputernya, pikirannya selalu tidak focus dikepalanya terbayang perkataan ayahnya, walaupun ia terlihat seperti tidak mau tahu dan tidak menghiraukan apapun yang diucapkan oleh ayahnya tersebut rasa tetap saja itu menjaadi beban pikiran. Chanyeol mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.

"apa yang kau temukan ?".

"Nona Irene bersama ayah anda disebuah café kemarin, bertepatan dengan hari dimana anda menghubungi saya".

"kau yakin?",

"ya Tuan".

"tapi bukankah kau bilang CCTV hari itu mengalami kerusakan?".

"benar, tapi untungnya ada CCTV tersembunyi yang hanya diketahui oleh pemilik café tersebut yang dipersiapkan untuk memonitor café secara diam-diam".

"kau menemukan yang aneh?".

Laki-laki tersebut menunjukkan sebuah layar tabnya kehadapan chanyeol disana terlihat Irene dan ayahnya sedang beratatap muka, terlihat Irene menyodorkan sebuah amplop kepada ayahnya dan dengan senang hati ayahnya menerimanya.

WendyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang