1

1.3K 110 9
                                    

"seseorang bertanya berapa berat badanmu?, bagaimana caranya kau mendapatkan laki-laki tampan seperti suamimu?, jangan-jangan suami mu tidak mencintaimu, apakah suami mu tidak malu?, apakah suami mu pernah mengajakmu kepesta?, ah aku lasihan kepadamu kenapa kau tidak pernah diajak berbulan madu?, seandainya aku kaya seperti mu aku pasti akan memikat banyak laki-laki agar menikah denganku".....



Seseorang berkata bahwa mencintai diri sendiri adalah kunci kebahagiaan, tak peduli dengan seberapa tebal dompetmu, setipis apa riasan wajahmu dan tentu saja berat dan bentuk tubuhmu.

Setiap pagi aku selalu bersyukur kepada Tuhan mengirimkan seorang malaikat tampan disisiku menggantikan orang tuaku yang sudah lebih dulu kesurga, duniaku terasa berhenti sejenak ketika kulihat laki-laki itu suamiku mencium keningku walaupun sering aku berharap dia mencium bibir ku tapi aku tak mempermasalahkan nya bukannya ciuman dikening itu tandanya sayang dan rasa yang dalam?, mengingat nya membuat ku salah tingkah sendiri.

Namaku SON WENDY, putri tunggal pemilik serta pemegang saham terbesar di SON Entertainment, orang tuaku meninggal akibat kecelakaan setahun yang lalu karena kecelakaan pesawat menuju jepang.

Aku menikah sekitar 6 bulan yang lalu dengan laki-laki tampan serta pintar mengolah perusahaan, suamiku PARK CHANYEOL yang memegang alih agensi yang diwariskan padaku.

Malam sudah menunjukkan pukul 23 aku menatap cermin didepan ku lalu menghembuskan nafas sedih, tubuhku tak seperti gadis lainnya dan juga sahabatku, tidak seperti idol dan model yang sering tampil dilayar kaca televisi bahkan tampilan ku jauh berbeda dengan karyawan yang bekerja diperusahaan yang dikelola suamiku.

Tubuhku yang pendek walaupun masih berada distandar wanita dikorea tapi lihatlah pipiku seperti bakpao dan lengan serta perut dan kakiku yang berlemak, terkadang aku berfikir apa aku pantas bersanding dengan suamiku yang tampan dan juga tinggi itu.

Setiap kali aku menatap diriku dicermin suamiku akan datang memeluk ku dari belakang dan mengatakan "Tidak apa kau cantik apa adanya", seolah seperti sihir aku merasa bersyukur dia menerimaku apa adanya,suasana hatiku secara perlahan membaik.

Aku memilih menjadi ibu rumah tangga yang baik mengurus rumah dan mempercayakan segala urusan perusahaan pada suamiku, rumah kami cukup besar dan beberapa pelayan yang membantu ku mengurusi rumah dan untuk masalah dapur aku tidak ingin siapapun menyentuh daerah sakralku, aku ingin menyajikan makanan yang sehat serta penuh kasih sayang kepada suami ku yang sudah bekerja keras untuk menapkahiku,karena aku percaya kehangatan rumah tangga terletak dari pelayanan istri dan juga masakan istri karena ibuku juga melakukan hal yang sama pada ayahku semasa mereka hidup.

Malam ini seperti malam sebelumnya aku selalu menyiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan suami istri pada umumnya yang seharusnya terjadi pada malam pertama pernikahan, suamiku baru saja keluar dari kamar mandi dengan baju kaos dan juga celana pendeknya lalu melewati ku begitu saja, aku sedikit kecewa seharusnya kami melakukannya sekarang, sudah enam bulan aku menantinya aku sangat ingin segera menimang seorang bayi, tanpa putus asa aku menarik-narik kaos yang dia pakai dan malam ini kembali gagal dengan alasan seperti biasa terlalu lelah karena urusan perusahaan sedang tidak stabil, aku tahu semenjak meninggalnya orang tuaku kondisi perusahaan sedang tidak stabil dan akupun seharusnya berterima kasih karena chanyeol sedang berusaha memperbaiki kondisi perusahaan orang tua ku.

Pagi hari, setelah chanyeol berangkat kekantor aku merasa bosan dan berinisiatif untuk mencuci pakaian, biasanya sudah ada maid yang mencuci dan membereskan pakaian kotor dan hari ini aku akan mencuci pakaian.

Satu persatu pakaian ku masukkan kedalam mesin cuci sebelum kumasukkan aku memeriksa pakaian suamiku siapa tahu ada barang berharga didalam sakunya, aroma parfum yang masih sangat tajam membuatku betah berlama-lama memperhatikan pakaian suamiku, dan sampailah pada kemeja yang ku belikan untuk nya bulan lalu, aku senang karena ia memakainya, akupun mulai mencium aroma suamiku dan tiba-tiba saja ada yang aneh dari aroma parfum yang melekat pada kemeja tersebut, aroma mawar dicampur dengan melati, sejak kapan chanyeol mempunyai aroma seperti ini?, bukankah chanyeol hanya suka satu aroma yaitu aroma yang sering ia pakai?, dan sepengetahuan ku ini adalah aroma wanita, perasaan ku mulai berkecamuk aku mulai kehilangan akal, aku meyakinkan diriku mungkin salah satu karyawan yang tidak sengaja menyemprotkan parfum dan mengenai suamiku, aku harus percaya pada suamiku dan chanyeol bukan lah tipe laki-laki yang mudah tergoda dengan wanita lain, aku mengenal chanyeol semenjak kuliah dan aku percaya dia tidak akan pernah menghianati ku.

Aku sedang berada disebuah kafe dekat dengan kantor suamiku, hari ini aku akan berkumpul bersama sahabatku yaitu seulgi dan juga irene, mereka sangat cantik dan ramping terkadang aku merasa tidak percaya diri.

Aku dan seulgi sedang menunggu irene sambil berbicara obrolan ringan lima menit kemudian irene datang dengan masker yang menutupi wajahnya dan juga kaca mata hitamnya, irene adalah salah satu artis diagensi SON ENTERTAINMENT.

"apa aku membuat kalian menunggu lama? ", irene datang kemudian meletakkan tas mahalnya disampingku walaupun tasku tak kalah mahal tapi aku tidak ingin mempermasalahkannya.

"oh bae irene, wow kau mengganti parfummu?", itu seulgi yang indra penciumannya sangat tajam.

"benar, ini salah satu keluaran terbaru dari merk terkenal", irene meletakkan pergelangan tangannya dihadapan kami agar kami bisa mencium aromanya.

"wah ini sangat harum irene kau sangat pintar memilih aroma", puji ku pada irene yang membuatku teringat akan aroma yang menpel pada kemeja suamiku.

"aku juga ingin membelinya, tolong pesankan satu untukku", ucap seulgi.

"tidak bisa", irene menggelengkan kepalanya, "ini edisi terbatas dan ini adalah produk terakhir", jawab irene sedikit membanggakan diri.

Kami hanya tertawa, seperti itulah kami, persahabatan kami memang terlihat aneh, seulgi dengan sifat merujuk nya kemudian irene dengan sikap sedikit sombong dan angkuhnya dan aku yang selalu merendahkan diri.,entahlah bagaimana kami bisa bertemu dan bersahabat sampai sekarang, aku sangat senang didunia ini dibalik semua kekurangan ku masih ada orang yang peduli dan mau berteman dengan ku.

Malam ini chanyeol pulang lebih awal, makan malam sudah tersaji, aku sangat bersemangat jika chanyeol memakan masakanku rasanya aku seperti mewujudkan impian ku sadari kecil memiliki suami yang tampan kemudian aku memasakkannya makanan dan aku yang duduk menatapnya.

"kau tidak makan? ", itu chanyeol aku seperti salah tingkah padahal hanya sebuah pertanyaan yang biasa tapi mampu membuatku merona.

" aku sudah kenyang, sembari memasak aku banyak mencicipi masakanku".

"kau tidak sedang memulai diet kan? "

"mmm tidak", jawabku ragu.

"jangan sakiti dirimu, kau sudah cukup seperti sekarang, nikmati apa yang kau punya, aku lebih suka kau begini apa adanya".

Perkataan chanyeol seolah menyentuh hatiku paling dalam aku ingin bersujud syukur kepada Tuhan karena telah mengirimkankanku seorang suami yang hampir sempurna.

Makan malam berakhir chanyeol menyuruhku tidur terlebih dahulu karena ia masih punya pekerjaan yang harus dikerjakan, awalnya aku menolak aku ingin menemaninya bekerja tapi chanyeol tidak ingin diganggu dan berakhirlah aku sendiri dikamar dan tidak menunggu lama aku mulai terlelap melepaskan semua kegundahan dihatiku.


Chanyeol sedang berfokus pada layar komputernya, dering ponsel mengganggu konsentrasinya dengan berat chanyeol melirik ponselnya lalu mengangkat panggilan tersebut.

"maaf aku tidak bisa kesana malam ini", ucap chanyeol lembut.

"aku tidak enak, satu minggu ini aku selalu pulang larut malam".

"bagaimana jika aku menawarkanmu menjadi salah satu brand kosmetik terkenal, bukankah kau ingin menjadi brand produk terkenal? ".

" aku senang kalau kau senang, sampai jumpa besok dikantor".

chanyeol mematikan ponselnya lalu menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi kerjanya, ia terlihat kelelahan entah hati dan pikiran keduanya sungguh mengganggunya akhir-akhir ini.

Chanyeol menuju kamarnya disana sudah ada seorang wanita yang terlelap, sejenak chanyeol duduk disamping wendy kemudian memandang wajah polos tersebut, sedikit rasa bersalah menghantui perasaan chanyeol.

"kenapa kau terlalu polos, aku bahkan ragu dengan tujuan awalku disini".

Chanyeol merebahkan tubuhnya disamping wendy membelakangi wendy yang mungkin sedang menikmati mimpi indahnya.




"salahkan cinta yang buta, wendy tidak tahu apa-apa, semuanya dan segalanya akan segera dimulai", - author....




WendyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang