"apa sudah selesai? ", tanya baekhyun yang kini mengelus keningnya.
"jerawatmu begitu banyak mengeluarkan darah baek". Wendy terus menyesap darah yang keluar dari jerawat baekhyun.
"harusnya aku tidak percaya dengan kata-katamu, harusnya aku ke klinik saja besok, lihat kau hampir menekan seluruh permukaan dahiku".
"ayolah baeki, ini tidak seberapa, kau ini kan laki-laki", balas wendy tak mau kalah.
"bukan masalah laki-lakinya, mengempeskan jerawat rasanya membuat seluruh sarafmu tercubit".
Suara teriakan mengalihkan kegiatan mereka, disana berdiri laki-laki bermarga park dengan bulir keringat didahinya, keduanya saling menatap, dari mana datangnya laki-laki itu?, lalu kenapa dengan tubuhnya yang berkeringat itu?, itulah setidaknya yang Wendy dan baekhyun pikirkan.
"oh, apa yang kalian lakukan malam-malam, apa kalian tidak tahu bahwa kalian hanya melakukan pemborosan dengan menyalakan tv begitu saja? ". Ucap chanyeol salah tingkah.
"holl, bahkan aku yang membayar listrik jadi ada masalah apa denganmu park chanyeol?". Jawab wendy tak kalah sarkas.
pagi ini ruang makan lebih berisik dari hari-hari kemarin yang tenang, masalahnya hanya satu ada baekhyun, bahkan wendy tidak segan-segannya mengeluarkan omelan paginya yang sempat hilang beberapa tahun lalu dengan hilangnya wanita itu dapur dan ruang makanpun sunyi bahkan perpaduan antara sendok garpu dengan piringpun nyaris tidak terdengar.
chanyeol diam-diam merindukan kebersamaan dengan istrinya, walaupun hanya sebatas peran dan itu sukses membuat senyumnya sedikit mengembang.
Suara kursi yang terseret terdengar menghentikan lamunannya, ternyata kedua orang yang tadi sedikit meramaikan suasana itu memutuskan untuk beranjak dan mengakhiri sarapan yang sepertinya hanya dinikmati oleh mereka berdua.
Wendy baru sampai dikantornya ketika yeri memberitahukan bahwa ada orang yang menunggu diruangannya.
"selamat pagi nona muda". Laki-laki tampan yang masih baru beranjak dewasa itu membungkuk hormat jika dilihat wendy takjub dengan pertumbuhan laki-laki tersebut, apakah anak-anak sekarang sangat cepat sekali pertumbuhannya?.
"sudah lama jeno yah, ada kabar baik untuk noona?", Tanya wendy kemudoian duduk santai dikursi kebesarannya.
"ya, sepertinya noona sudah tahu, appa melimpahkan pekerjaannya padaku, jadi aku harap noona tidak meragukanku".
"aku tidak meragukanmu jeno yah, aku hanya masih tidak percaya kau sudah sedewasa ini hingga Tuan Kim mau mempercayakan masalah ini padamu", wendy tersenyum merasa sedikit bangga pada jeno karena ia tahu pasti jeno sudah bekerja keras untuk mendapatkan kepercayaan Tuan Kim.
"bagaimana kuliahmu?, apa kau masih sering membolos hanya untuk mengantri menu baru olahan susu disamping kampusmu?". Tanya wendy.
"ayolah noona bisakah kita bertindak seperti atasan dan bawahannya dalam bekerja, aku bahkan memakai jas hanya untuk menemui noona".
Wendy tertawa terbahak-bahak, hari ini kenapa semuanya terlihat menggemaskan, jeno yang terlihat sudah pasrah dan tidak lagi mempertahankan sikap duduk sempurnanya.
"baiklah, aku masih tidak percaya dengan apa yang kulihat, hari ini kau sudah bekerja dengan baik, jadi ada berita yang menarik jeno yah ?".
Jeno mengeluarkan sebuah USD dari balik jasnya, wendy hanya meliriknya dan menatap jeno sepertinya ia mengerti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wendy
RomanceSemua berawal dari balas dendam, sebuah perasaan yang suci menjadi ternodai, gadis polos tak berdosa dengan hati putih nya begitu rapuh hingga suatu hari menyatakan dirinya telah mati, hatinya telah berbatu tak ada lagi rasa kasihan, berjuang dengan...