Malam itu chanyeol nampak senang karena baru saja merayakan hari ulang tahun ibunya, wanita terbaik didunia ini, hujan rintik yang tadinya hanya sebatas gerimis kini semakin deras, begitu mesranya sepayung berdua chanyeol tampak merangkul erat sang ibu agar tidak terkena percikan hujan.
Melewati jalanan sepi diterangi lampu jalan yang temaram, baru saja melangkah sebuah mobil melaju kencang, chanyeol terlempar diatas trotoar, suara benturan sangat keras membuat chanyeol tersadar ia baik-baik saja lalu matanya beralih pada sang ibu yang sudah tergeletak dengan banyak darah.
Chanyeol menghampiri ibunya, air mata sudah mengalir deras dimatanya, ditepuk-tepuknya wajah sang ibu, sempat tersadar dan tersenyum lalu setelahnya ibunya menutup matanya.
Chanyeol sangat marah, mobil itu sempat berhenti kemudian dilihatnya seorang wanita lebih tepatnya seorang gadis, ia tidak bisa melihatnya jelas karena rintik hujan mengaburkan pandangannya, chanyeol berdiri berniat untuk meminta pertanggungjawaban belum saja ia mampu berdiri mobil itu sudah terlebih dahulu pergi, chanyeol berteriak histeris meminta pertolongan hingga sepuluh menit kemudian sebuah mobil berhenti dan membantu chanyeol memanggil ambulance.
Chanyeol menangis histeris saat petugas ambulance datang dan mengatakan bahwa ibunya telah tiada, chanyeol merasa hidupnya runtuh seketika.
Chanyeol menatap kearah jalan dan tanpa sengaja ia melihat sebuah plat mobil yang ia yakini plat mobil yang menabrak ibunya, disana masih ada sobekan baju sang ibu.
Keesokan harinya chanyeol sudah berada dikantor polisi memberikan pernyataan perihal kecelakaan yang menewaskan ibunya, ia membawa plat mobil yang terjatuh tersebut, dan sialnya bukti tersebut tidak cukup, disana tidak ada cctv ataupun saksi lainnya, dan seolah sudah direncanakan semuanya hilang dan berakhir dengan kecelakaan yang tidak disengaja bahkan pelakunya pun chanyeol tak tahu rupa dan bentuknya yang ia tahu semua proses pemakaman dan uang kerugian sudah diberikan kepada keluarganya.
Ia menatap makam yang masih basah tersebut, dunia memang kejam bagaimana bisa chanyeol melanjutkan hidupnya, bagaimana bisa keadilan bisa sebodoh itu, chanyeol sangat sakit, dalam dirinya hanya dendam karena itulah salah satu alasan ia hidup sekarang.
.Chanyeol terbangun dari tidurnya, ini masih jam 3 pagi, keringat membasahi tubuhnya, mimpi itu tepatnya masa lalu itu kembali menghampirinya, chanyeol terbangun lalu membuka pintu balkonnya, ia tahu ini musim dingin tapi yang ia butuhkan adalah udara segar, baru saja hendak menutup pintu balkon dan kembali tidur ia tidak sengaja menendang sebuah kotak dan ada berupa cairan yang membasahi ujung sandal rumahnya.
Chanyeol berjalan kearah saklar lampu dan betapa terkejutnya chanyeol disana tepatnya cairan yang ia injak tadi adalah darah dan berasal dari kotak yang tidak sengaja ia tendang tadi.
Mata chanyeol memerah, baru saja bermimpi buruk dan sekarang dihadapkan dengan kotak teror itu lagi.
Ia keluar dari kamarnya dan menutupnya keras kemudian memanggil maid untuk membersihkan kamarnya.
Pagipun datang wendy baru saja keluar kamar dengan pakaian lengkap kantornya, ia duduk dimeja makan, para maid sedang mempersiapkan sarapan wendy.
"maaf nyonya kami sedikit telat", ucap moon salah satu maid termuda disana dan salah satu maid kesukaan wendy.
"tidak apa-apa moon, aku juga sedang tidak terburu-buru",wendy tersenyum ramah kepada loon kemudian senyumannya luntur ketika melihat mata maidnya itu menghitam, seperti kekurangan tidur.
"kau kekurangan tidur, lihat lingkaran matamu", wendy memegang tangan loon yang sibuk menata makanan diatas meja makan.
"tadi subuh hanya sedikit kekacauan nyonya, Tuan membangunkan kami semua untuk membersihkan kamarnya". Jawab loon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wendy
RomanceSemua berawal dari balas dendam, sebuah perasaan yang suci menjadi ternodai, gadis polos tak berdosa dengan hati putih nya begitu rapuh hingga suatu hari menyatakan dirinya telah mati, hatinya telah berbatu tak ada lagi rasa kasihan, berjuang dengan...